Tuesday, 05 October 2010
Hari ini sama seperti biasa, saya bangun jam tujuh, bersiap-siap, sarapan, dan berangkat ke kantor menggunakan motor. Sampai di kantor, tempat parkir motor terlihat penuh dan saya menemukan satu slot kosong di bagian tengah paling ujung (tempat parkir favorit saya juga). Saya memarkirkan motor saya dan saya sadar saya parkir agak mepet dengan motor di sebelah kiri saya, namun saya mengindahkannya karena saya pikir dengan tempat yang penuh tentunya tidak masalah agak mepet.
Saya bekerja seperti biasa dan sorenya sempat diberitahu status FB seseorang yang mengatakan “Hate the sin, love the sinners” (Gandhi) yang berarti “Benci dosanya, cintai pendosanya”. Memang kata-kata yang bagus tapi saya tidak mengira kata-kata ini akan mengenai saya.
Pulangnya saya dikagetkan dengan kaca helm penutup wajah saya yang dibaret-baret. Bukan hanya itu saja, kaca spion sebelah kanan motor saya diputar-putar secara paksa hingga longgar. Lantas saya mengingat kembali bagaimana tadi pagi saya parkir agak mepet dengan motor sebelah dan saya yakin sekali kalau orang yang parkir di sebelah saya pasti tidak senang dengan hal itu. Memang agak kekanak-kanakan dengan caranya yang kasar membuat kaca helm saya baret-baret hingga agak susah untuk melihat dengan penutup kaca itu serta kaca spion yang terpaksa saya lepas dan simpan agar bias saya betulkan saat tiba di rumah.
Dalam perjalanan pulang, saya sempat kesal dan mau mengutuk orang tersebut. Namun, Roh Kudus bekerja dalam diri saya dan memberikan hikmat atas saya.
What did I learn today?
1. Mengutuk tidak membuat kita tenang dan damai.
Kita memang suka mencerca orang yang membuat kita emosi. Tapi dengan menghina atau menjelek-jelekkan orang tersebut, sebenarnya itu tidak akan membuat kita lega. Justru kebalikannya, kita akan semakin emosi dan hati serta pikiran kita akan terkuras hanya untuk mengutuki orang tersebut (padahal orang tersebut tidak peduli dan tahu dengan apa yang kita ocehkan). Untuk apa kita menyimpan dendam kesumat sampai sumpah serapah keluar dari hati dan mulut kita? Semua itu hanya akan membuat hati dan pikiran kita semakin digerogoti iblis. Alhasil sukacita dan damai sejahtera dari Tuhan akan lenyap begitu saja.
2. Mengampuni dan memberkati orang yang bersalah kepada kita
Semua manusia itu berdosa dan kita tidak tahu apa yang sudah mereka lalui sepanjang hari. Mungkin saja orang tersebut mengalami hari yang sangat buruk sehingga emosinya labil. Tuhan tentu saja mempertemukan kita dengan orang seperti itu untuk suatu alasan. Satu hal yang saya yakin saat itu, Tuhan mau saya berdoa bagi orang tersebut. Saya melepaskan pengampunan dan saya memberkati orang tersebut. Saya berkati pekerjaannya, keluarganya, dan apapun yang dia perbuat agar dia bisa menjadi lebih sabar dan lebih dekat dengan Tuhan.
3. Hate the Sin, Love the Sinners
Tiba-tiba kalimat ini kembali terlintas. Roh Kudus mengingatkan saya dengan kalimat ini. Dosalah yang patut kita benci, tapi kita harus mau mengasihi orang yang melakukan dosa itu. Yesus sendiri tidak membenci para pendosa, malah Dia duduk makan bersama-sama dengan para pendosa karena Yesus mengasihi mereka. Yesus mengasihi para pendosa.
4. Bersabar
Yang terakhir adalah lebih bersabar. Tuhan menepa kesabaran saya melalui kejadian ini dan bahkan saat hampir sampai rumah, motor saya sempat ditabrak dari samping kiri oleh motor yang mau nyebrang. Itu juga karena saya yang tidak sabaran mau melewati dia, padahal dia sudah mau nyebrang. Saya hampir mengeluh dengan berkata, “Tuhan, hari ini si… (sial banget)” tapi saya langsung menghentikan kalimat saya yang belum selesai dan kembali mengucap syukur untuk semua kejadian hari ini.
Mazmur 77:12a & 13
Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN. Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.
Be blessed!