Hari ini akhirnya saya kelar membaca buku Merry Riana ‘Mimpi Sejuta Dollar’ yang saya penasaran dari kemaren pengen baca dan menonton filmnya juga. Untuk filmnya saya tidak mau banyak komentar karena biasa saja menurut saya. Tidak terlalu menginspirasi dan terlalu banyak drama. Tapi langsung saja ke bukunya. Proses membacanya cukup cepat dibandingkan dengan Robert Kiyosaki punya. Mungkin karena bahasanya mudah dipahami dan tidak terlalu membuat saya berulang kali membacanya (Rich Dad, Poor Dad terlalu berat bahasanya buat saya, jujur nih). Tapi buku Kiyosaki juga ada manfaatnya. Di sana Kiyosaki mengajak kita untuk banyak membaca dari profil seseorang, tentang bagaimana cara mereka sukses dan cara mereka memandang kehidupan. Maka langsung saya praktekkan.
Overall, buku ini sangat menginspirasi. Saya suka dengan gaya penulisannya yang mudah dimengerti, seperti novel juga. Dikisahkan dari awal bagaimana latar belakang Merry Riana dan apa yang membuatnya harus pergi ke negara Singa. Kemudian perjuangan dia di sana. Betapa dia harus menghemat dan hidup susah demi tidak menyusahkan kedua orang tuanya di Jakarta. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk bekerja sambil kuliah dan akhirnya memiliki resolusi ‘Kebebasan finansial di usia 30’.
Cara pandang seorang Merry Riana sangat menarik. Ada kalanya saya melihat dia sebagai seorang anak muda yang rapuh. Tapi dia sanggup melihat kehidupan dia dengan sangat positif. Dia selalu memikirkan keluarganya, betapa dia ingin membahagiakan keluarganya. Menurut saya, itu adalah sebuah motivasi yang luar biasa. Saya juga melihat Merry sebagai orang yang rendah hati dan memiliki iman yang kuat. Bagaimanapun dia meraih sukses, dia tidak pernah melupakan Tuhan. Bahkan di satu bab sebelum bab terakhir. Dia mengingatkan bahwa jurus-jurus sukses terletak pada kekuatan iman yang memayungi segalanya.
“Iman adalah fondasi yang mengendalikan emosi dan ketangguhan mental kita. Iman pula yang akan menjaga gerak kita untuk selalu berjalan di atas norma-norma yang baik.”
Satu bab yang begitu mengena di saya adalah bab ‘Pertemuan dengan Anthony Robbins’. Merry yang mendapat kesempatan untuk mengikuti seminar Anthony Robbins begitu diberkati pada hari pertama. Di hari yang kedua Anthony Robbins yang tengah berseru:
“Jangan takut pada cita-cita besar kita. Kejarlah, bergeraklah, dan kita tahu bahwa itu tidak mustahil!”
membuat Merry ingin membuktikan perkataan Anthony tersebut. Saat itu juga Merry bermimpi untuk bisa foto bareng dengan Anthony Robbins. Sangat susah untuk bertemu dengan Anthony Robbins setelah seminar sehingga jarang ada orang yang bisa foto bersamanya. Merry nekad beriman seperti itu untuk membuktikan kalau tidak ada yang mustahil bagi dia. Tidak mustahil bagi dia untuk bisa sukses meraih resolusinya.
Kejadian selanjutnya sungguh menakjubkan. Merry bergerak. Dia mengejar mimpinya. Dia berdiri dari tempat duduknya dan berlari menuju panggung. Namun sayang dia ditahan oleh beberapa penjaga. Merry yang sudah tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya tetap bertekad untuk bisa foto bareng Anthony. Dia memohon sampai datang satu orang yang sepertinya lebih berkuasa.
Merry menangis dan memohon, “Saya datang ke sini dengan harapan besar, Sir. Saya ingin mengubah hidup saya. Dan detik ini saya ingin membuktikan, saya bisa meraih salah satu impian jika berani. Sekarang saya ingin berfoto dengan Anthony Robbins….”
Dan iman yang disertai dengan tindakan akhirnya menjadi tidak mustahil. Orang yang diajaknya bicara mempersilakan Merry bertemu dengan Anthony Robbins pada saat break. Mereka bersalaman dan berfoto bersama. Mimpi Merry menjadi nyata dan dia dipenuhi energi positif yang luar biasa.
Tapi perjalanan setelah itu tidak selalu mulus. Saya melihat bagaimana Merry yang mengalami begitu banyak kegagalan. Mulai dari ditipu orang, kalah saing, gagal bekerja sama, dan permainan saham yang merugikan. Bagaikan lagu dangdut ‘jatuh bangun aku mengejarmu (mimpi)’. Lebih ke depannya lagi, Merry yang memutuskan untuk menjadi agen asuransi harus bertahan dengan begitu banyak penolakan. Saya sebagai salah satu orang yang sangat tidak suka dengan orang asuransi salut dengan keberanian Merry yang tetap berjuang dan bekerja keras sampai akhirnya dia menjadi manager yang merupakan satu titik dimana dia memulai kesuksesannya.
Ada satu cerita bagaimana Merry yang akhirnya memenuhi target sebagai manager saat dia mendapatkan seorang wanita tua sebagai nasabahnya. Wanita tua ini yang memberikan tabungan cukup besar sehingga Merry bisa menjadi target dan semakin bersemangat. Saya salut bagaimana semesta atau lebih tepatnya, Tuhan, membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Entah bagaimana jalan hidup wanita tua itu sehingga dia bisa baru saja mencairkan depositonya, ditemui oleh Merry, diprospek, dan memutuskan untuk memasukkan semuanya melalui Merry.
“Itulah tangan Tuhan. Sertakan Tuhan sebagai partner dalam bekerja, dan pertolongan-Nya akan datang.”
Jangan pernah menyerah. Kerja keras itu hal yang harus jika kita ingin sukses. Selalu sertakan Tuhan dalam lakumu. Jangan pernah takut untuk bermimpi besar. Kejar mimpi kita dan ambil hikmah dari setiap kegagalan. Ada satu titik yang menunggu kita di balik kabut tantangan. Lewatilah kabut itu. Tetap fokus pada tujuan Anda dan kita akan melihat tidak ada yang mustahil di dalam hidup ini.
Dua poin terakhir yang saya suka dari buku ini salah satunya adalah saat dimana Merry sudah berhasil meraih mimpinya. Dia sudah berhasil. Then what? Selanjutnya Tuhan memberikan mimpi baru baginya, mimpi untuk menginspirasi banyak orang. Berbagi memang hal yang sangat indah. Saya suka visi Merry yang mau berbagi.
“Target kita sebagai manusia adalah berbuat sebanyak-banyaknya kebaikan, tanpa batas waktu.”
Poin kedua adalah tentang penulis Alberthine Endah. Mungkin agak tidak nyambung dengan kisah Merry. Tapi di akhir buku diceritaka nprofil singkat dari penulis ini. Saya lihat bagaimana dia begitu sukses menjadi penulis sampai mengelola Production House sendiri. Dia menulis begitu banyak buku profil, novel, serta skenario. Itu merupakan salah satu mimpi saya, menjadi seorang penulis yang diakui. Saya karya saya juga dihargai dan diangkat menjadi sebuah film, apalagi dengan saya sebagai produser atau mungkin aktornya haha.
Dare to dream big! Tuhan akan menuntuk kit selangkah demi selangkah.
Be blessed!