Hey, kakek KFC, kau tidak ada apa-apanya dibandingkan saya. Sayalah si jago ayam yang sejati. Ayam mana yang tidak saya makan?! Bermula dari mencoba ayam goreng pecel ayam di pasar Inpres dekat sekolah Candra Naya di Jembatan Besi, kamu sudah menjadi idola saya. Ditambah sambal terasi dan pete yang begitu menggiurkan. Sudah berapa banyak ayam yang keluar masuk perut saya haha, tak terhingga!
Flashback dari beberapa tahun yang lalu (tepatnya ultah saya yang keberapa, ga inget), saya pulang dari entah mana (gereja sepertinya) bersama salah seorang teman saya yang ngakunya pengen nebeng ke rumah siapa yang dekat rumah saya yang jauh di Cengkareng. Saya pergi beli ayam goreng dulu 2 sama nasi. Selesai drop teman saya yang bernama Nurina ini, saya santaplah itu makan malam saya. Tapi ga berapa lama Anda tahu apa yang terjadi? Nurina datang bersama kurang lebih sembilan teman yang lain membawakan ayam ulang tahun (bukan kue ulang tahun, perhatikan!). Ya, masih terngiang tumpukan ayam mulai dari ayam goreng, ayam bakar, sampai KFC menggunung menjadi kue ulang tahun.
Dan saya baru saja menyantap dua ayam pakai nasi! Apa-apaan ini, Nurina?! Kenapa ga bilang sih mau pada mau bawa gunung ayam?! Terlalu. Ini ceritanya per orang bawain satu ayam buat saya. Jadi karena kurang lebih ada sekitar 10 orang yang datang. ya sudahlah ada sepuluh ayam datang mengekori mereka. Ajep dah! Mukjizatnya, saudara-saudara, saya habisin itu semua. Ya masih sisa dua sih kalau ga salah yang saya sumbangkan ke ortu.
Malam ini saya memecah rekor yang biasanya makan 3 dada ayam bakar Kiko Sari menjadi 4 dada! Plus tahu, kulit 2, dan pete. Yeah! Habis gym main dada, pengen bikin dadanya nonjol dikit makanya makan dada ayam yang banyak. Ingat dada ayam, bukan dada yang lain.

Jadi siapa jagonya ayam, saudara-saudara?! Seandainya saja ada kontes makan ayam haha! Da-daaa!