Mau share sesuatu yang penting ga penting tapi menurut saya agak penting supaya kalian rada ngerti dikit hal yang cukup penting. Kalian pasti ada kenal minimal satu cunguk (atau mungkin itu diri Anda sendiri) yang punya kemampuan dahsyat bisa melihat makhluk halus. Saya punya beberapa teman yang bisa melihat makhluk-makhluk gaib. Jujur saja, saya pernah mau banget bisa melihat begituan. Saya pernah ngiter-ngiter di PRJ (waktu kerja di loket parkir pas shift malam ke pagi) cuma buat nyari begituan tapi ga nemu. Di pintu gerbang tempat saya jaga pun rumornya banyak penampakan, tapi tidak pernah kejadian. Kalau kata orang sih justru orang-orang yang pengen ngelihat justru ga bakal bisa lihat. Paling cuma merinding-merinding ga jelas.
Anyway, saat si cunguk itu menceritakan cerita dia bisa melihat begitu-begituan—saya bisa memastikan kalau kita yang mendengarnya pasti sangat antusias atau sudah ketakutan lari ngibrit ke Merauke. Pilihannya cuma di antara dua itu sih biasanya. Yang lain paling cuma belagak ga takut seperti saya (padahal bsia merinding sendiri juga kalau dengarnya).
Simple saja sih yang mau saya sampaikan. Coba kita renungkan baik-baik ayat ini.
“Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali. Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya.” (Ayub 7:9-10)
Saya percaya Firman Tuhan dan dikatakan setelah meninggal, orang tidak akan bisa muncul kembali baik itu menjadi vampire, pocong, genderuwo, terlebih lagi arwah gentayangan. Nonsense! Asek. Teman saya pernah bialng arwah-arwah yang dia lihat sedang menghisap makanan yang disajikan di depan kita (a.k.a lagi dinner duluan bareng kita) biasanya banyak urusan yang belum tuntas. Sekali lagi, nonsense!
Pernah tidak sih kita berpikir kalau bagaimana itu hanya ulah iblis simeleketek yang cuma mau menyesatkan kita? Bukankah secara tidak langsung saat kita percaya adanya arwah gentayangan itu berarti kita sedang menyangkal Firman Tuhan? Bagaimana kalau ternyata iblis sengaja membuat seseorang melihat tipu dayanya sebagai kuntilanak dkk untuk dapat menceritakan kisah tersebut dan membuat orang yang mendengarnya menjadi percaya dan takut? Bagaimana kalau takutnya kepada setan itu menjadi lebih besar dari takut akan Tuhan?
Saya tidak memaksakan pemikiran saya dengan kalian yang membaca ini, tapi coba saja kita perhatikan—kita lebih takut cerita setan atau cerita Tuhan yang secara gamblang mengatakan adanya neraka kalau kita berdosa? Kita lebih merinding mendengar cerita tentang setan di dekat kita atau Tuhan yang melihat kita sedang melakukan hal tersembunyi apapun itu?
So c’mon guys, be wiser. Untuk kalian yang gampang percaya dan suka mendengar atau takut mendengar cerita orang yang bisa melihat setan—please sikapi dengan lebih pintar seperti saya. Itu hanya ulah iblis untuk membuat kita lebih takut kepada setan daripada kepada Tuhan. Kita dibuat lebih percaya dengan setan daripada dengan Tuhan. Dan untuk kalian yang bisa melihat setan (mau tidak mau saya mesti percaya pada kalian), please juga daripada menceritakan cerita kalian yang sedang ditampakki (yang honestly rada menarik and menggoda), bukankah alangkah lebih bagus jika kalian menceritakan perbuatan Tuhan yang tentunya lebih membangun orang lain.
Ingat, iblis sedang mengitari kita seperti singa mengaum-ngaum dan menerkam. Tetap waspada dan nonton film horror! Buat saya saja sih film horrornya haha! Penggemar begitu-begituan soalnya. Gubrak.
Be blessed!