Pada jaman sekarang ini, orang-orang tidak peduli dengan kebenaran. Mereka berpikir jika hal ini mudah dan cocok untuk hidup mereka, maka mereka menjalaninya. Beberapa tahun yang lalu, orang-orang bisa tahu saat mereka berbuat salah. Ada kesepakatan secara universal tentang yang baik dan buruk. Walaupun mereka melakukan yang salah, mereka tahu mereka berbuat salah. Tapi pada generasi sekarang banyak anak-anak yang tumbuh bahkan tidak tahu membedakan yang baik dan buruk. Mereka tidak memiliki standar dalam hidup mereka.
I. PENYEBAB
Apa yang sedang terjadi? Kenapa berubah dari kesepakatan umum menjadi bayang-bayang pada generasi sekarang? Karena kita jatuh pada 3 filosofi.
3 FILOSOFI YANG MERUSAK
1. INDIVIDUALISME : HIDUP UNTUK DIRI SENDIRI
Hanya kita yang bisa menjadi standar hidup kita. Hanya kita yang bisa menilai benar atau tidak. Itu berarti kita akan melakukan apa yang terbaik buat kita. Kita adalah tuhan kita sendiri.
Ini bukan hal yang baru. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun lalu. Dari buku Hakim-Hakim sudah terjadi.
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. | Hakim-Hakim 21:25
Ini filosofi yang paling mudah karena kita tidak perlu merasa bersalah. Yang terjadi adalah aksi anarkis. Kita tidak merasa bersalah untuk menembak orang.
Orang yang jatuh pada filosofi ini akan lebih memilih untuk mencari uang atau bangun siang daripada beribadah atau terhubung pada keluarga Tuhan. Mereka tidak akan mau mendengarkan pembicara atau siapa saja yang menegur karena mereka merasa diri mereka paling benar.
2. SEKULARISME : TUHAN TIDAK DIBUTUHKAN
Bukan berarti kita tidak percaya Tuhan, tapi kita tidak membutuhkan-Nya. Kita menghilangkan Tuhan dari banyak area hidup kita. Kita hanya menyertakan Tuhan pada minggu pagi saja. Kemudian kita meninggalkannya pada sisa kehidupan kita. Dulu kita suka berdoa sebelum memulai kelas, tapi sekarang mulai tidak. Tuhan mulai dikesampingkan. Banyak yang tidak mengikuti prinsip-prinsip ke-Tuhanan.
Kita menyembah Tuhan dan serius beribadah setiap Minggu, tapi pada Senin sampai Sabtu kita melupakan Tuhan. Minggu haleluya, Senin sampai Sabtu halilintar. Kita tidak berdoa. Kita tidak membaca Alkitab. Kita tidak menghabiskan waktu bersama Tuhan. kita melupakan prioritas dan komitmen di dalam Tuhan. Kita melupakan kebenaran dan hal-hal lain memenuhi hidup kita.
Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. | Roma 1:25
Begitu juga dengan materialisme. Kita lebih menyembah penampilan daripada Tuhan, bahkan di gereja.
3. RELATIVISME : TIDAK ADA ABSOLUT
Apa yang benar menurut saya, belum tentu benar untukmu. Begitu juga sebaliknya. Semua kebenaran itu relatif. Tidak peduli apa yang kita percaya asalkan kita tulus. Tidak ada kebenaran yang absolut.
Masalahnya kita bisa menjadi tulus sekaligus salah. Jika kita melakukan bom bunuh diri yang merenggut ratusan nyawa, apakah itu benar? Kita bisa tulus melakukan itu, tapi itu tidak membuatnya benar.
Bagaimana jika keluar ke jalan tol dan berjalan menyeberangi jalan itu karena kita percaya itu adalah jalan biasa dengan tulus? Kita akan mati dengan tulus. Ketulusan tidak cukup untuk menentukan hidup kita. Butuh lebih dari ketulusan, yaitu kebenaran.
Jika kita sedang lawan arah di jalan yang forbidden, mungkin akan ada orang yang membuka jendela dan berteriak salah jalan. Tapi jika kita percaya relativisme, kita akan berpikir siapa dia mengatakan kalau kita salah? Itu mungkin benar untukmu, tapi itu tidak benar untuk kita.
Ketika ada orang yang mengatakan kebenaran kepada kita, mereka tidak sedang menjadi kasar, tapi baik. Saat kita memikirkan apakah kita akan bercerai atau akan pakai narkoba dan lainnya, akan ada orang-orang yang mengatakan kebenaran. Mereka tidak kasar. Mereka mau kita tahu kebenaran.
Relativisme mengatakan tidak ada kebenaran yang absolut di dunia ini. Jangan terjebak dalam hal ini. Jangan biarkan orang lain menipu kita dengan filosofi ini. Ini tidak logis dan rasional. Bahkan kita tidak bisa menyatakan tidak ada kebenaran yang absolut jika tidak ada keabsolutan dalam kebenaran.
Jika tidak ada kebenaran yang absolut maka tidak akan ada yang namanya gravitasi. Saat NASA mengirimkan roket ke bulan, mereka tidak mengarahkan roket itu tepat ke arah bulan berada. Mereka mengarahkan ke arah kemana bulan itu akan bergerak sehingga saat roket itu sampai, roket itu akan tiba sesuai dengan pergerakan bulan itu. Semua itu dilakukan karena ada kalkulasi dimana Tuhan sudah menetapkan kebenaran yang absolut.
Saat kita sakit batuk dan menyerahkan resep obat dari dokter ke farmasi, orang farmasi memberi kita obat untuk diare karena orang farmasi itu percaya obat diare bisa menyembuhkan batuk. Tidak ada kebenaran yang abosut akan hal ini.
Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. | Efesus 4:17-19
Jangan mau ditipu dengan pemikiran sempit seperti relativisme dan filosofi-filosofi lainnya.
Ada lagi yang namanya toleransi. Kita membiarkan orang lain melakukan kesalahan karena kita takut tidak diterima. Bukanlah menghakimi untuk mengatakan kebenaran. Jika orang lain berkata presiden Indonesia adalah Donald Trump dan kita memberitahunya bahwa Jokowilah presidennya. Kita tidak sedang menghakimi, kita hanya sedang mengatakan kebenaran.
Begitu juga dengan gaya hidup. Kita berkata gaya hidup seperti inilah yang benar. Tapi Tuhan bilang bukan itu yang benar. Dia tidak sedang menghakimi tapi itulah kebenarannya. Toleransi yang sebenarnya berarti menghargai dan memperlakukan dengan hormat walaupun kita tidak setuju dengannya. Yesus memberikan teladan tentang itu. Dia memperlakukan orang-orang berdosa dengan baik. Tapi arti toleransi pada jaman sekarang telah berubah. Toleransi berarti setiap ide secara rata sah dan benar. Setiap gaya hidup secara rata sah dan benar.
Tidak semua gaya hidup secara rata benar. Tinggal bersama sebelum menikah tidaklah benar. Seks bebas dan korupsi atau suap bukanlah hal benar.
Banyak orang yang pikirannya begitu terbuka sampai-sampai otak mereka keluar. Mereka bahkan tidak berpikir. Mereka tidak menggunakan otak kalian. Mereka ditipu oleh filosofi-filosofi ini.
II. AKIBAT : BUDAYA KITA RUNTUH
Banyak bisnis pornografi, narkoba, kekerasan, aborsi, broken home, bunuh diri, kelainan seksual, perceraian, dan keruntuhan budaya lainnya. Hal ini terjadi pada generasi sekarang karena tidak ada Tuhan.
Apabila tidak ada pengenalan akan Allah, maka orang akan menjadi liar dan menuju kebinasaan. | Amsal 29:18
Jika tidak ada Tuhan, tidak ada standar kebenaran. Jika tidak ada standar kebenaran, maka hancurlah dunia. Alkitab mengatakan kebenaran. Banyak yang kita tidak mengerti atau yang tidak kita suka dari Alkitab, tapi itulah kebenaran karena itu datang dari Tuhan. Jika kita mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan Alkitab, siapa yang salah?
Di tempat kerja jika semua melakukan hal yang tidak etis dan kita berusaha bertahan dengan berbuat etis sampai akhirnya kita mengikuti mereka, maka dunia ini sedang menuju kehancuran.
Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan, yang mengubah pahit menjadi manis, dan manis menjadi pahit. | Yesaya 5:20
Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? | Mazmur 11:3
Bagaimana kita bisa hidup yang bernilai di dunia yang bahkan tidak tahu mana yang baik dan benar? Bagaimana kita membesarkan anak kita di dunia dimana guru-guru tidak bisa mengajar mana yang benar dan salah karena standar-standar mereka yg individualisme, sekularisme, dan relativisme?
III. OBAT : MEMBANGUN KEMBALI FONDASI
Membangun kembali fondasi atas hidup, keluarga, dan bisnis. Itu berarti dimulai dari Tuhan karena Tuhanlah yang benar.
Tuhan jujur, jadi jika kita tidak jujur itu salah. Tuhan setia, jadi jika kita tidak setia itu salah. Tuhan adil, jadi jika kita menunjukkan ketidakadilan itu salah.
Ketika kita berbeda dari karakter dari Pencipta yang menciptakan kita, itu salah. Itulah saat dimana kita memutuskan mana yang benar atau tidak.
Tapi kita tidak akan tahu mana yang benar dan tidak jika kita tidak mencari tahu tentang kebenaran itu. Kita harus lapar dan haus akan kebenaran. Kita harus mau belajar apa yang Tuhan katakan tentang pekerjaan, sex, musuh, masalah, keluarga, komunitas, dan hal-hal dalam kehidupan. Kita harus terhubung pada Tuhan dan komunitas yang benar supaya bisa bertumbuh dan bertambah di dalam pengetahuan dan pengenalan akan kebenaran.
Ia menunjukkan bagaimana membedakan yang benar dan yang salah, bagaimana mengambil keputusan yang benar setiap saat. | Amsal 2:9 (FAYH)
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. | 2 Timotius 3:16
Firman Tuhan mengatakan kebenaran. Jadi apapun yang kita pikirkan atau anggap benar, jika tidak sesuai dengan firman Tuhan maka itu salah. Karena firman Tuhan berasal dari Tuhan dan Tuhan selalu benar.
Bagaimana supaya kita tahu jika itu kebenaran atau hanya pendapat?
- Kebenaran itu universal. Jika itu benar, itu teraplikasi pada semua orang dimanapun.
- Kebenaran itu tidak berubah. Itu berarti selalu sama, tidak menjadi kuno. Jika perzinahan salah 40 tahun yang lalu, itu tetap salah 2,000 tahun yang lalu dan yang akan datang. Fakta berubah, tapi kebenaran tidak. Penemuan yang mengatakan bumi datar ternyata salah. Molekul terkecil adalah atom pada 25 tahun yang lalu, tapi ternyata bukan.
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. | Mazmur 119:105
Perhatikanlah apa yang diajarkan kepadamu, maka kau akan mendapat apa yang baik. Percayalah kepada TUHAN, maka kau akan bahagia. | Amsal 16:20 (BIS)
Inilah janji-janji Tuhan ketika kita mengikuti firman Tuhan. Kita tidak akan tersandung karena firman Tuhan menerangi jalan kita. Kita akan mendapat apa yang baik dan akan bahagia.
BAGAIMANA KITA BISA MULAI MEMBANGUN KEMBALI FONDASI?
- Habiskan waktu bersama Tuhan. Lakukan komunikasi dengan Tuhan. Komunikasi terjadi dua arah. Kita berbicara kepada Tuhan melalui doa dan kita mendengar Tuhan melalui Alkitab. Dari situ kita akan lebih mengenal karakter Tuhan kita dan kita bisa membedakan mana yang benar dan salah.
- Miliki teman atau tim dengan komitmen yang sama. Lidi satu biji akan mudah dipatahkan. Oleh karena itu milikilah orang-orang di dalam komunitas yang benar yang bsia memotivasi kita dan menguatkan kita. Kita butuh orang-orang yang menasehati kita saat kita salah. Kita butuh orang-orang yang siap sedia berjaga-jaga bersama kita. Kita butuh sudut pandang orang lain untuk memberi kita masukan. Kita akan lebih mudah diserang saat sendirian.
- Hidup di dalam kebenaran. Praktekkan kebenaran yang sudah kita ketahui. Lakukan itu. Di saat kita hidup dalam kebenaran, orang-orang akan tertarik kepada kebenaran melalui kita. Mulai dari kita sendiri. Kita benar. Orang lain menjadi benar. Dan orang lain akan membawa orang lainnya lagi kepada kebenaran. Begitu seterusnya sampai akhirnya budaya kita kembali dibangun di dalam kebenaran.
Semua kembali kepada pilihan. Nilai mana yang mau kita pilih? Standar mana yang mau kita hidupi? Apakah kita mau mengikuti yang nyaman saja untuk kita? Apakah kita mau mengikuti ketenaran? Apa kita mau apa yang orang lain ikuti? Atau apa kita mau mengikuti Tuhan?
Jika kita memilih diri sendiri, maka kita tidak perlu datang lagi ke gereja atau komunitas karena kita tidak akan peduli apa yang dikatakan pembicara atau teman kita yang membagikan firman. Tapi jika kita memilih Tuhan, maka janji-janji Tuhan akan diberikan kepada kita.
Ketika kita memilih standar ilahi yang tak bisa ditawar dan yang tak pernah longgar, maka kita akan menjadi pengikut Kristus yang unik di tengah-tengah dunia yang dikuasai oleh keraguan. Jika arah hidup kita dipengaruhi dunia sehingga kita semakin melihat sesuatu dengan kabur, maka sudah saatnya kita kembali kepada kebenaran firman Tuhan disertai ketaatan.
Ia menunjukkan bagaimana membedakan yang benar dan yang salah, bagaimana mengambil keputusan yang benar setiap saat. | Amsal 2:9 (FAYH)