Ketika Teman Dalam Krisis


Hal paling stress yang banyak orang alami adalah pada saat meninggalnya pasangan hidup. Hal paling stress kedua adalah saat rumah tangga sedang berada di ambang perceraian. Alkitab mengajarkan ada dua alasan perceraian, perzinahan dan ditinggal. Alkitab juga mengatakan bahwa Tuhan membenci perceraian.

Bagaimana membantu teman yang sedang berada di masa stress mereka?

Beberapa dari kita sedang mengalami masalah yang tidak kita inginkan. Kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri. Kita tidak bisa menyelamatkan pernikahan dengan diri kita sendiri. Dibutuhkan keputusan dari dua pihak. Jika salah satu tidak mau mengusahakan sebuah hubungan, maka akan sulit untuk menyelamatkan hubungan itu.

Berdua lebih baik dari pada seorang diri…, kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! | Pengkotbah 4:9-10

Ada 1 orang yang memiliki 700 teman online. Dia memang merasa senang namun dia tidak memiliki banyak teman nyata. Akhirnya dia membuat sebuah acara untuk bertemu dengan yang lain. Dia bersiap-siap dan pergi ke tempat kumpul. Dia menunggu, menunggu, dan menunggu. Hanya ada 1 orang yang datang. Mereka berbincang sesaat sampai tidak ada lagi bahan pembicaraan. Orang itu pergi. Dia kembali menunggu dan menunggu sampai pada akhirnya dia mengasihani dirinya sendiri. Dia merasa sebagai pecundang. Tidak ada lagi yang mau bertemu secara langsung dalam kehidupan nyata. Mulai saat itu dia memutuskan untuk tidak menghabiskan waktu secara online lagi.


Apa yang sebenarnya menjadikan seseorang seorang teman sejati?

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu. | Amsal 17:17

BAGAIMANA MEMBANTU TEMAN?

1. DATANG

Teman sejati tidak mengirim chat, email atau menelepon. Seorang teman muncul ketika kita sedang dalam krisis. Seorang teman masuk pada saat semua orang lain keluar. Pada saat krisislah kita bisa tahu siapa teman dan kenalan. Alkitab mengatakan bahwa saat seseorang berbalik dari Tuhan, mereka tetap pantas memiliki teman.

Sahabat seseorang harus setia kepadanya bila ia mempunyai kesusahan, bahkan jika ia berbalik dari Allah Yang Mahakuasa. | Ayub 6:14 (VMD)

true2bfriends

Ada kalanya seseorang tidak mempercayai Tuhan. Namun pada saat itu dia tetap layak menjadi teman kita. Hal pertama yang dibutuhkan orang saat sedang dalam krisis adalah membutuhkan orang lain. Kita butuh dukungan grup dewasa yang akan menasehati, mendoakan, mencukupi kebutuhan, dan selalu ada untuk kita. Itulah pentingnya sebuah komunitas. Jika kita belum punya komunitas, segeralah bergabung dan berinvestasilah dalam grup ini. Karena pada saat kita sedang mengalami krisis, kita akan memiliki teman-teman yang sejati yang akan ada untuk kita pada saat itu. Kita tidak butuh banyak. Kita hanya butuh 3, 4 atau 7 orang saja dan itu sudah lebih dari cukup.

Hal pertama yang kita butukan memang kita perlu berdoa. Tapi pada saat kita sedang mengalami krisis, kita bahkan tidak tahu apa yang harus kita doakan. Itulah sebabnya kita butuh grup yang siap mendoakan kita. Itulah sebabnya ketika dalam krisis, kita perlu teman bisa berpikir secara rasional karena kita akan sulit untuk berpikir rasional.

Ayub pada saat itu sedang berada dalam krisis. Dia kehilangan segalanya dalam seketika. Dia memiliki tiga sahabat. Memang perkataan dan nasehat sahabat-sahabat Ayub pada akhirnya salah tapi pada awalnya mereka melakukan hal yang benar.

Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia. | Ayub 2:11

Itulah yang diperlukan kita. Kita perlu orang lain yang muncul dan duduk bersama dengan kita.

Ketika kita sedang berada dalam krisis, jangan mengisolasi diri.

Jangan menutup diri dari komunitas. Jangan menarik diri. Jangan membangun tembok. Kita perlu orang, khususnya orang percaya, untuk kita.


2. MEMBAGI PENDERITAAN

Ketika kita membagi kebahagiaan, itu menjadi dua kali lipat. Tapi kebalikannya saat kita membagi penderitaan, itu menjadi setengah.

Ini bukan simpati. Simpati berkata aku minta maaf kamu terluka. Empatilah yang dibutuhkan. Empati berkata aku terluka bersamamu. Kemudian belas kasihan adalah tingkat tertinggi dari kasih dimana kita bersedia melakukan apapun untuk menghentikan penderitaan orang lain.

Ketika kita membaca Alkitab, kita banyak menemukan Yesus tergerak oleh belas kasihan. Dia mau melakukan apa saja untuk menghentikan penderitaan orang lain. Bahkan dia menunjukkan belas kasihan untuk semua dosa kita dengan mati di kayu salib.

Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! | Roma 12:15

sharing

Inilah hal benar yang dilakukan ketiga sahabat Ayub.

Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit. Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya. | Ayub 2:12-13

Mereka hanya tahu Ayub sedang sakit dan dalam masalah. Namun hanya dari jauh saja saat mereka melihat Ayub, mereka menangis. Itulah hal yang benar. Mereka mengoyak dan menabur debu ke kepala yang membuktikan bahwa mereka berbagi penderitaan dengan Ayub. Kemudian mereka sama sekali tidak mengucapkan apa-apa pada Ayub. Itulah yang dilakukan seorang sahabat. Mereka datang, berbagi penderitaan, dan diam.

Mereka tidak mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Mereka tidak bertanya kenapa dan apa yang terjadi. Mereka tidak memberikan nasehat apa-apa. Mereka hanya duduk bersama Ayub dalam diam selama 7 hari. Apakah kita pernah melakukan itu untuk beberapa jam saja untuk teman kita?

Membagi penderitaan bukan berarti datang ke tempat teman dan membicarakan kejelekan orang yang dimana orang itu memiliki masalah. Itu tidak membantu. Ketika teman sedang mengalami masalah dalam pernikahan, menjelekkan pasangan mereka tidak akan membantu. Mereka tidak perlu mengetahui kejelekan pasangan mereka. Kita hanya perlu menunjukkan bahwa kita ada untuk mereka dan terluka bersamanya mereka.


3. MENDUKUNG DENGAN DOA

Kita mau berdoa untuk mereka saat mereka sedang menghadapi kematian atau perceraian atau hal lainnya. Kita suka bingung apa yang harus didoakan. Inilah yang harus kita doakan.

1. Bantu mereka untuk menyadari kehadiran-Mu.

TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. | Mazmur 34:18

Tuhan tidak jauh. Dia dekat. Dia di sini. Dia hidup. Dia nyata dan kita tidak sendirian. Biar mereka tahu bahwa Tuhan ada bersama mereka. Saat kita sedang berada dalam krisis, kita akan merasa sendirian.

138119130

2. Bantu mereka untuk menerima kasih karunia-Mu.

Kasih karunialah yang dibutuhkan mereka untuk bertahan. Kasih karunia adalah satu-satunya yang dibutuhkan bagi mereka untuk melewati krisis itu. Tuhan suka berbisnis dengan orang yang sedang patah hati.

Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. | Ibrani 4:16

Kita boleh datang kepada Tuhan dan meminta pertolongan. Kita bisa minta kasih karunia Tuhan.

3. Bantu mereka melepaskan beban mereka.

Kita mendorong mereka untuk berseru kepada Tuhan, untuk memberitahu Tuhan apa yang benar-benar mereka rasakan. Saat kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan, tidak tahu mau kemana, kita perlu berseru meminta pertolongan pada Tuhan. Sama seperti seorang anak yang datang kepada ayahnya dan meminta pertolongan, sang ayah pasti akan menolongnya. Kita harus membantu teman kita untuk bisa melakukannya.

Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN. Aku mencurahkan keluhanku ke hadapan-Nya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapan-Nya. Ketika semangatku lemah lesu di dalam diriku, Engkaulah yang mengetahui jalanku. | Mazmur 142:1-3

Kita berseru, mencurahkan keluhan kita. Tidak apa mengeluh pada Tuhan. Tuhan punya emosi. Itulah sebabnya kita memiliki emosi karena kita dibentuk serupa dengan-Nya. Beritahu Tuhan emosi kita. Tuhan tahu jalan kita. Ketika kita sedang berada dalam krisis, kita akan merasakan begitu banyak emosi. Kita merasakan luka, rasa bersalah, kegagalan, kesendirian, penolakan, dan emosi-emosi lainnya. Utarakan semua itu kepada Tuhan.


4. MULAI DENGAN PENGAMPUNAN

Ini adalah langkah yang paling penting saat teman berada dalam krisis khususnya saat sedang berada dalam masalah dengan pasangan mereka atau sedang berada dalam ambang perceraian.

Jika kita membiarkan kemarahan menguasai kita, hidup kita seterusnya akan dikendalikan oleh kemarahan. Kita, sebagai teman, harus membantu mereka dengan pengampunan.

1. Bantu mereka berhenti mempersalahkan.

Mempersalahkan adalah hal yang tidak berguna. Kita tidak menyelesaikan apa-apa saat mempersalahkan. Kita harus melepaskannya. Berhenti mengatakan bahwa itu salah dia atau salah saya.

Kemarahanmu hanya menyakiti dirimu. | Ayub 18:4

Siapa yang sedang kita salahkan untuk ketidakbahagiaan kita? Jika punya bos lain… Jika anak saya… Jika suami saya… Jika ibu saya tidak terlalu… dan lain-lain.

Kebahagiaan dan kasih adalah pilihan.

Kita sebahagia pilihan kita. Ada yang berada dalam kondisi yang lebih buruk dari kita tapi tetap berbahagia. Beberapa dari teman kita mempersalahkan Tuhan atas krisis mereka. Tuhan tidak membuat kita bangkrut atau merusak hubungan kita. Kitalah yang melakukannya. Kita hidup di dunia yang rusak, itulah sebabnya semua di dunia ini tidak berjalan dengan baik.

free-yourself-forgive

2. Bantu mereka mengakui dosa mereka.

Kita tidak akan dipulihkan jika tidak mengakui dosa kita.

Kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat yang menjadi terlalu berat bagiku… Aku mengaku kesalahanku, aku cemas karena dosaku. | Mazmur 38:4+18

3. Bantu mereka menawarkan pengampunan untuk yang menyakiti mereka.

Bukan karena mereka layak mendapatkannya, karena mereka tidak layak. Tapi karena kita. Kita akan merasa lebih bahagia dan kita membutuhkan lebih banyak pengampunan di kemudian hari makanya kita mengampuni.

Kepahitan adalah kebutaan karena kepahitan membuat kita buta terhadap kebenaran. Kita tidak bisa melihat dengan jelas saat menyimpan kepahitan. Tapi Tuhan sanggup mengambil kepahitan itu jika kita telah menerima pengampunan dan mau memberikan pengampunan.

Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. | Efesus 4:31-32


5. MENYARANKAN MENERIMA KENYATAAN

Kita menyarankan teman kita bagaimana keadaan yang sesungguhnya, bukan keadaan seperti apa yang seharusnya terjadi. Seorang teman harus memberitahukan kebenaran dan kadang kebenaran menyakitkan. Kita datang, duduk, diam, berbagi luka, mendukung dalam doa, minta mereka mulai mengampuni, dan menyarankan mereka menerima kenyataan.

Masa lalu tidak akan pernah berubah. Itu kenyataannya dan teman kita harus menerima kenyataan itu. Semua kekhawatiran, kesedihan, rasa bersalah, penyesalan, dan kepahitan tidak akan bisa mengubah masa lalu. Menerima adalah satu-satunya jalan menuju kedamaian.

Tuhan punya tujuan dalam hidup kita dan tujuan itu tdak akan pernah berubah bagaimanapun kehidupan kita.

0*rONzw-3BR8bp3_f_.jpg

Ada cerita tentang seorang Raja Israel bernama Daud. Daud melakukan perzinahan dengan seorang wanita yang beristri. Namanya Batsyeba. Daud membunuh suami Batsyeba dengan menyuruh suami Batsyeba berada di baris depan saat berperang. Jadi bukan hanya melakukan perzinahan, Daud juga melakukan pembunuhan. Daud akhirnya menikahi Batseyab dan memiliki seorang anak. Anaknya sakit parah dan Daud berdoa dan berpuasa selama 7 hari memohon kesembuhan anaknya. Tapi anaknya malah meninggal. Beginilah reaksi Daud saat mengetahui anaknya meninggal. Dia berhenti berduka dan menyembah Tuhan.

Jawabnya: “Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku.” | 2 Samuel 12:22-23

Apa yang Daud lakukan dengan lukanya? Dia tidak mengasihani diri sendiri. Dia tidak mempertanyakan dirinya sendiri. Dia tidak mengisolasi dirinya. Dia menerima kenyataan. Cerita ini memberitahu 3 hal yang harus kita lakukan saat berada dalam krisis. 3 hal inilah yang harus kita bagikan dengan teman kita saat mereka dalam krisis.

1. Menerima apa yang tidak dapat diubah.
2. Menaruhnya ke bawah dan mendoakannya ke atas.

Berserah pada Tuhan karena itu bukanlah akhir kehidupan kita. Mungkin memang terasa seperti akhir kehidupan tapi tidak. Daud pergi ke gereja saat kehilangan anaknya. Lucunya banyak orang melakukan kebalikannya. Saat dalam krisis mereka malah meninggalkan gereja. Itu bodoh. Justru gerejalah tempat dimana seharusnya kita berada saat sedang terluka. Kita perlu tempat dimana kita bisa mendapat siraman rohani, fellowship, dan doa. Seorang teman membawa teman mereka ke gereja saat temannya dalam krisis.

3. Fokus pada apa yang tertinggal, bukan apa yang terhilang.

Tuhan masih punya tujuan dalam hidup kita. Itu masih ada.


6. MEMPERKUAT IMAN

Tentulah aku putus asa melainkan aku percaya: bahawa aku akan melihat kebaikan TUHAN di tempat kehidupan kekal. | Mazmur 27:13 (KSZI)

Saat teman berada dalam krisis, akan sulit bagi mereka untuk percaya pada Tuhan. Tapi kita harus membuat mereka percaya bahwa Tuhan adalan Tuhan yang baik dan Dia akan membawa mereka melalui semua ini. Bagaimana kita bisa mendapat iman itu? Hanya ada 1 tempat dimana kita bisa mendapatkan iman, Alkitab.

Jika kita tahu sedikit tentang Alkitab maka iman kita sedikit. Jika kita tahu banyak tentang Alkitab, maka iman kita akan kuat. Jika kita khawatir, itu berarti kita tidak menghabiskan banyak waktu dengan firman Tuhan.

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. | Roma 10:17

478b22d162b601077f862fa68a7aaa6c286e0d43

Jika kita mau memperkuat iman kita, kita harus mengenali firman Tuhan. Kebiasaan nomor satu untuk menghadapi kekhawatiran adalah menghafal ayat Alkitab. Tidak hanya membacanya, tapi menghafalnya. Tulis itu di catatan, taruh di dompet atau tempat dimana kita bisa membacanya terus menerus sehingga janji Tuhan itu masuk dalam hati kita.

Kenapa kita mesti mengahafalnya? Karena kita seringkali membutuhkan firman di saat Alkitab tidak ada bersama kita. Itulah sebabnya kita perlu menyembunyikannya di dalam hati kita. Firman adalah obat untuk khawatir.

Jiwaku melekat kepada debu, hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu. | Mazmur 119:25

Jika kita mengatakan kita tidak bisa menghafal atau sulit menghafal, itu tidak benar. Kita bisa mengingat lirik lagu atau nomor hp atau siapa yang memenangkan piala dunia beberapa tahun yang lalu. Kita hanya perlu mengulang-ulanginya terus dalam hati kita.


7. MEMBERIKAN PENGHARAPAN

Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya… | Filipi 1:6

Bantu teman kita untuk menggunakan situasi ini untuk bertumbuh. Jangan berhenti di sana. Itu adalah pekerjaan Tuhan yang baik. Jangan menyerah.

Jangan biarkan sesuatu yang buruk menentukan sisa hidup kita.

Belajar melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Fokus menjadi anak Tuhan. Jangan fokus bagaimana Tuhan menyelesaikan semuanya, tapi fokuslah bagaimana situasi ini akan menempa karakter kita sehingga menjadi seperti Kristus.

Tuhan bisa menarik perhatian kita dengan krisis. Dia mau kita menjadi dekat dengan-Nya. Dia mau kita belajar menyerahkan segalanya kepada Tuhan.

Luka adalah megafon Tuhan. Dia sedang memanggil kita, kembali kepada-Nya.

Jikalau engkau ini menyediakan hatimu, dan menadahkan tanganmu kepada-Nya; jikalau engkau menjauhkan kejahatan dalam tanganmu, dan tidak membiarkan kecurangan ada dalam kemahmu, maka sesungguhnya, engkau dapat mengangkat mukamu tanpa cela, dan engkau akan berdiri teguh dan tidak akan takut, bahkan engkau akan melupakan kesusahanmu. | Ayub 11:13-16


Sahabat seseorang harus setia kepadanya bila ia mempunyai kesusahan, bahkan jika ia berbalik dari Allah Yang Mahakuasa. | Ayub 6:14 (VMD)

02. Ketika Teman dalam Krisis

 

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s