Belajar marketing dari buku ‘This Is Marketing’ yang ditulis oleh Seth Godin yang emang adalah pakar marketing, berikut adalah hal-hal yang saya sendiri pelajari dari pembacaan buku ini.

MARKETING BUKAN UNTUK SEMUA ORANG
Saat memasarkan produk, biasanya kita menargetkannya kepada semua orang. Padahal tidak semua orang akan menggunakan produk atau jasa kita. Itulah sebabnya penting untuk menentukan target audience kita secara spesifik.
Marketing bukanlah sebuah perang atau kontes. Kita tidak sedang berlomba-lomba mendapat sebanyak mungkin pelanggan.
Menjadi terkenal untuk semua orang seringkali mustahil dan tidak berguna. Kita harus mencari orang-orang yang berbagi value dan visi yang sama dengan kita. Tapi untuk itu, kita juga perlu memahami pandangan mereka dengan baik. Kita harus memahami bagaimana dunia bisa berkembang untuk mereka.
Untuk bisa memenangi kompetisi, kita tidak harus menjadi yang terbaik. Terbaik itu tidak pernah ada dalam marketing. Produk ini bisa saja terbaik untuk kita, tapi bukan yang terbaik untuk yang lain.

Kita perlu memposisikan diri produk atau jasa kita pada mereka yang pantas dilayani. Tidak apa untuk mengatakan bahwa ini bukanlah untuk mereka. Produk atau jasa kita tidak melakukan itu, tapi melakukan ini.
Dalam marketing, orang-orang tidak dapat dimanipulasi. Merekalah yang akan memilih kita sebagai panduan mereka. Oleh karena itu kita harus membuat mereka memberi ijin kepada kita.
MAREKTING MEMBANTU ORANG LAIN
Jangan hanya fokus pada menjual saja, tapi fokus pada membuat kehidupan orang lain menjadi lebih baik. Ini sendiri saya alami ketika seringkali ditawarkan oleh karyawan bank untuk mengikuti program di sana dengan embel-embel untuk membantu target cabang.
Fokus mereka bukan membantu saya, tapi untuk membantu mereka. Pada saat itu memang bisa saja kita tergerak membantu, tapi itu malah jadi kebalikannya dan biasanya kita akan menjadi malas untuk berurusan lagi dengan mereka.
Marketing yang tepat adalah ketika kita mengenali terlebih dahulu orang-orang seperti apa yang akan kita mau bantu.
Apa yang mereka butuhkan? Barulah kita memberikan solusi terhadap permasalahan mereka dengan apa yang kita tawarkan. Permasalahan mereka, ingat! Bukan permasalahan menurut kita.
Marketing yang efektif fokus membuat orang kehilangan kita ketika kita berhenti melakukannya.
Marketing harus bisa menyentuh kehidupan orang. Itulah sebabnya markerting dilakukan oleh manusia, bukan email atau robot. Jaman sekarang, dengan banyaknya iklan dan spam, orang-orang lebih menyukai hubungan yang terjalin dengan marketing.
Kita tidak menganggap mereka yang mengikuti kita sebagai pelanggan, prospek, atau pengguna; melainkan lihat mereka sebagai murid. Kita perlu mengedukasi dan menginformasi mereka.

5 cara marketing yang efektif:
- WORTHY. Buatlah sesuatu yang pantas dibuat karena dapat memberikan kontirbusi kepada masyarakat.
- VALUE. Desain dan bangun produk atau jasa itu dengan tetap mengikuti tujuan dan janjinya.
- RELEVAN. Harus mencerminkan pandangan umum dari kelompok minimum orang-orang yang akan menjadi target spesifik utama kita.
- SPREAD. Sebarkan. Di sinilah iklan dimulai. Dan btw, kita tidak perlu repot mengiklankan jika orang-orang menyukai produk atau jasa kita. Mereka sendirilah yang akan mengiklankannya kepada teman-teman mereka. Bahkan orang yang sebelumnya tidak menyukai produk atau jasa kita bisa merubah pikiran mereka.
- SHOW UP. Tetap terlihat secara teratur dan konsisten. Teruslah berbagi.
CERITA, HUBUNGAN, & PENGALAMAN MENGUBAH ORANG
Membagi cerita dalam marketing kita adalah cara terbaik untuk menarik emosi yang terhubung dengan produk atau jasa kita.
Ada 1 quote bagus dari seorang profesor marketing di Harvard.
People don’t want to but a quarter-inch drill bit, they want a quarter-inch hole.
Theodore Levitt
Orang-orang tidak tertarik pada alat bor, tapi mereka tertarik dengan ruangan yang rapi dimana mereka bisa nyaman bekerja atau beristirahat dengan dekorasi ruangan yang baik dan nyaman. Merke tidak tertarik pada alat bornya, mereka tertarik lemari yang menempel pada dinding yang telah dilubangi oleh alat bor sehingga mereka bisa merasakan sebuah kepuasan saat barang-barang mereka ditaruh di lemari tersebut.
Orang-orang tidak menginginkan produk atau jasa kita. Mereka menginginkan emosi yang diberikan oleh produk atau jasa kita.
Mereka membeli mobil mewah karena gengsi. Mereka ikut membeli sepeda karena teman-teman yang lain mulai hobi bersepeda (ingin menjadi bagian). Mereka memajang buku-buku supaya terlihat pintar. Mereka mau merasa terhubung. Mereka mau merasa aman. Mereka mau dihargai.

Orang-orang tidak mau apa yang kita buat, mereka mau apa yang akan dilakukannya kepada mereka. Mereka mau bagimana itu akan mempengaruhi perasaan mereka.
Marketing yang baik mampu membuat tekanan emosi pada orang. Mereka tahu bagaimana membuat efek sebab dan akibat atau efek konsekuensi. Misalnya jika saya tidak melakukannya sekarang, maka saya akan kehilangan kesempatan. Saya akan ketinggalan jika tidak mencoba ke tempat itu atau makan di tempat itu.
Biasanya orang membeli karena status. Kita mau menaikkan status kita. Kita mau mempertahankan status kita (affiliation) sehingga menjadi bagian dalam sebuah kelompok atau kita mau terlihat lebih baik (dominance).
Pastikan produk atau jasa kita bisa menunjukkan affiliation dan dominance.
KOMUNIKASI MARKETING
Untuk bisa mengkomunikasikan produk atau jasa, tentunya kita memerlukan simbol dan bahasa. Semua mengenali logo Nike yang berarti menjadi lebih baik atau mencapai sesuatu (logonya adalah tanda tick).
Apapun yang kita lakukan dari menjawab panggilan telepon, desain produk, musik di dalam ruangan adalah bentuk dari marketing. Itu adalah simbol dan bahasa kita.
Simbol kita harus terlihat profesional. Walaupun bukan yang terpenting, tapi logo atau font atau kualitas gambar atau website kita akan menunjukkan konsistensi dan profesionalisme kita.
Marketing dilakukan dengan 2 cara yaitu direct marketing dan brand marketing.
Brand marketing menciptakan keajaiban sedangkan direct marketing membuat telepon berdering.
Jika kita membeli iklan direct marketing, ukur segalanya. Kita bisa mengetahui berapa banyak orang yang mengklik website atau membeli produk atau jasa kita.
Jika kita membeli iklan brand marketing, bersabarlah. Tidak usah diukut. Ini lebih kepada berinteraksi dengan masyarakat yang ada. Jadilah konsisten.
Produk atau jasa kita tidah harus menjadi yang termurah. Banyak orang yang rela membeli yang lebih mahal karena kembali lagi kepada apa yang mereka rasakan ketika menggunakan yang lebih mahal tersebut.
‘Murah’ adalah cara lain untuk mengatakan ‘takut’.
Saat kita menjadi lebih murah, kita tidak sedang menjanjikan perubahan. Kita menjanjikan hal yang sama, hanya lebih murah saja. Membuat harga kita menjadi lebih murah tidak akan membuatnya lebih dipercaya, malah sebaliknya.
Bagaimana dengan sesuatu yang gratis? Sama sekali kategori yang berbeda jika gratis.
Facebook tidak akan memiliki milyar pengguna jika dia mengenakan biaya setiap bulan. Jika mendengar radio saja bayar, maka tidak akan ada Top 10 lagu terhits.
Kita juga bisa menggabungkannya dengan sesuatu yang gratis. Misalnya bagikan tips-tips atau ide kepada masyarakat secara gratis. Jika produk kita adalah makanan, bagikan tips memasak. Jika mau menadapat resep masakan, datanglah ke restoran kita. Jika mau mendengar live music, datanglah ke cafe kita.
Ternyata masih banyak hal yang memang membuka pikiran saya tentang marketing setelah membaca buku ini. Memang banyak pengulangan-pengulangan di buku ini dan beberapa bagian rasanya memerlukan lebih banyak penjelasan. Tapi buku ini sangat saya rekomendasikan buat kita semua yang memang inginbelajar tentang marketing.
Be blessed!