Tahun 2020 memang menjadi tahun yang berbeda dari tahun-tahun biasanya. Pandemi telah membuat segala sesuatu berubah. Kita tidak bisa beribadah. Kita tidak bisa berhubungan lebih sering dengan sesama karena terbatas. Pekerjaan dan usaha pun menjadi lebih menantang.
Pada pandemi seperti ini, jika kita tidak benar-benar berpegang pada kebenaran, maka mudah sekali kita untuh jatuh dan menyerah. Oleh karena itu sangat perlu untuk kita untuk meninjau kembali saat-saat seperti ini.

Saya belajar dari Juan Mogi bahwa ada 3 momen penting dimana kita harus merefleksikan kembali kehidupan kita. Pandemi ini adalah saat yang tepat untuk ketiga hal ini.
1. SAATNYA MEREDIFINISI
Kita artikan kembali apa yang ada di dalam hidup kita. Ada beberapa hal yang bisa kita artikan kembali.
GEREJA
Saat ini kita tidak bisa ke gereja. Semuanya hanya melalui online. Kita tidak bisa komsel ke gereja. Tapi kita harus tahu bahwa gereja bukanlah gedung. Gereja adalah orangnya. Kita adalah gereja.
Gereja adalah untuk Tuhan, untuk orang, untuk memuridkan, untuk fellowship, dan untuk penginjilan.
Pertanyaanya apakah kita bisa melakukan semua itu walaupun tidak ke gereja? Bisa banget! Kita bisa memuliakan Tuhan tanpa ke gereja. kita bisa mengasihi orang tanpa ke gereja. Kita bisa memuridkan tanpa ke gereja. Kita bisa fellowship tanpa ke gereja. Kita bisa menginjil tanpa ke gereja. Bagaimana caranya? Tahu sendiri ‘kan? Salah satunya yang apsti adalah dengan teknologi.
KRISTEN
Menjadi seorang Kristen berarti menjadi pengikut Kristus. Kita tidak sedang mengikuti gereja. Kita tidak sedang mengikuti gembala atau pemimpin.
Kita mengikuti Yesus dan kita sama seperti yang kita ikuti.
Yesus tidak terbatas karena dia adalah Roh. Dia bisa berada di mana saja. Di rumah, di kamar, di tempat makan, di dalam kendaraan, dimanapun kita bisa mengikuti Yesus. kita bisa menjadi seorang Kristen.
Pertanyaan yang muncul dalam film Overcomer adalah, siapakah kita ketika semua diambil dari kita? Ketika gedung gereja atau teman-teman rohani tidak bisa seperti yang dulu, siapakah kita? Apakah kita tetap seorang Kristen? Apakah kita tetap bertindak seperti pengikut Kristus saat berada di rumah saja? Apakah kita berdoa, berhubungan dengan Tuhan, dan hidup sesuai kebenaran walaupun hal-hal rohani tersebut diambil dari kita? Siapakah kita?

Untuk bisa menjadi seperti Kristus, itu berarti kita perlu diajar. Pertanyaannya kita maukah diajar? Sama halnya dengan kita mau tubuh bagus saat di rumah. Kita bisa menonton video-video dan latihan di rumah. Tujuan kita jelas, tapi jika kita malas latihan, apakah tujuan kita bisa sampai? Tentu tidak.
Tujuan kita ada yaitu menjadi seperti Kristus tapi maukah kita mengejar tujuan itu? Karena pada nyatanya ketika gereja dan persekutuan menjadi terbatas, kita tidak lagi mencari Tuhan. Kita tidak lagi mempraktekkan kasih. Kita hidup masing-masing.
Justru di sinilah kita diuji. apakah kita tetap mau melakukan apa yang Yesus lakukan? Apa yang akan Yesus lakukan di saat seperti ini? Apakah kita mengikutinya?
SUKSES
Dulu mungkin kita mengartikan sukses dengan bisa membeli apa saja dan bisa pergi kemana saja. Tapi semua itu tidak berarti sekarang.
Sukses bukan seberapa besar uang, gedung, pangkat, atau polularitas.
Sukses adalah melakukan kehendak Allah, melakukan yang berkenan pada-Nya.
2. SAATNYA MENGALAMI
Inilah saatnya kita mengalami Tuhan. Mengalami ini bukanlah sebuah kewajiban atau sebuah kebiasaan. Kita terbiasa datang tiap minggu ke gereja, beribadah, atau datang komsel, menyembah Tuhan, mendengarkan firman, dan lainnya. Lama kelamaan itu bisa menajdi sebuah rutinitas.
Banyak yang mengaku Kristen tapi mereka tidak mencari Tuhan. Mereka tidak mencari kehendak Tuhan. Mereka tidak serius Saat Teduh. Mereka tidak mengasihi. Mereka tidak melakukan kehendak Tuhan.
Kristen bukan hanya agama atau rutinitas, tapi Kristen adalah pengalaman bersama Tuhan.
Dia menyelamatkan kita. Dia melindungi kita. Dia menjaga kita. Apakah kita mengalami semua itu?
3. SAATNYA KEMBALI
Mungkin kita sudah pergi menjauh dari Tuhan. Mungkin kita sudah sibuk bekerja sampai melupakan keluarga kita. Mungkin kiat sudah terus terikat dengan dosa-dosa. Inilah saatnya kita kembali kepada Tuhan dan kebenaran. Inilah saatnya kita menjalin hubungan dengan keluarga.
Justru saat pandemi inilah kita lebih dekat dengan keluarga kita. Saya jadi setiap hari makan malam di rumah bersama keluarga. Saya bisa mengelola kembali prioritas dalam hidup saya. Bersyukurlah atas apa yang ada dalam hidup kita.
Itulah 3 hal yang bisa kita lakukan di saat pandemi ini. Sekali lagi pertanyaannya, kita sudah tahu apa yang benar tapi apakah kita mau melakukannya?
Be blessed!
Satu komentar