
Grandmas hold our tiny hands for just a little while, but our hearts forever.
I do not have a lot of memory with you, but I can see you through my mom. Anak yang sangat berbakti pada orang tua, giat bekerja, sayang bukan hanya kepada kelurga inti tapi kepada seluruh keluarga besar dari berbagai generasi, serta memiliki hati yang tulus dan baik. Mendengar cerita mama tentang popo memang ada lucu dan sedihnya. Bagaimana popo yang menjadi begitu manja karena tidak dijenguk di hari Minggu (mama selalu menjenguk popo setiap Minggu) sampai sakit fisik yang harus dialaminya.
Popo pergi pada hari Selasa, 12 Mei 2015 di umurnya yang ke-81 tepat di hari ulang tahun mama. Paginya papa pergi ke Cina. Rencana papa dan mama pergi bareng ke Cina harus ditunda karena keadaan popo yang tidak baik. Memang sudah ada firasat. Siangnya saya sempat mampir melihat keadaan popo. Keadaannya cukup membuat hati sedih. Nafas yang terhalang dahak dan kondisi yang sudah tidak sadar dengan tangan kanan yang terus melambai-lambai.
Pulang dari kerja, saya yang dalam perjalanan ke rumah popo dikabarkan kalau popo sudah tidak ada. Waktu itu sekitar jam lima sore. Keluarga besar mama direndung duka. Tapi di balik duka ada suka yang popo berikan melalui kepergiannya. Satu minggu di rumah duka membuat saya mengerti betapa pentingnya sebuah hubungan.
Selama itu saya melihat bagaimana teman-teman sampai saudara-saudara berdatangan hanya untuk menunjukkan bahwa mereka ikut berduka. Memang benar kata tante saya, kalau mau tahu sejauh mana kita berhubungan dengan orang lain, kita bisa melihatnya di saat kita sedang dilanda duka. Saya bersyukur memiliki popo yang memberikan dampak dalam hidup banyak orang sehingga mereka mau datang hanya untuk memberi penghormatan terakhir dan menghibur keluarga yang ditinggalkan.
Selama satu minggu itu juga saudara-saudara saling mengenal. Mulai dari generasi kaos putih yang adalah anak-anak dari popo sampai ke kaos biru yang adalah cucu-cucu dari popo (termasuk saya). Ada juga dua kaos kuning yang ada cicit (Tuyul 1 & Tuyul 2). Teman-teman baik memang bisa mengenal kita luar dalam, tapi keluarga akan selalu ada di saat kita sedang berduka. Saya menyaksikan bagaimana saudara-saudara yang datang setiap malam untuk menemani, bagaimana mereka ikut menangis merasakan kesedihan dari keluarga yang ditinggalkan, dan bagaimana mereka meluangkan waktu mereka untuk mengantar popo ke perhentian terakhir.
Sebuah ikatan yang tidak akan pernah putus bahkan oleh kematian adalah keluarga.
Be blessed!