Overthinking, hal yang mungkin dialami oleh hampir seluruh orang dewasa. Dengan bertambahnya umur, mereka pasti akan memiliki beban tanggung jawab yang lebih besar.
Pada tingkat paling dasar, kita terbiasa terpaku pada pikiran karena dengan berpikir, kita dapat merasa memegang kendali.

Oleh karena itu, kita seringkali meluangkan waktu yang banyak dan bergantung pada pemikiran sebagai cara untuk membuat diri merasa aman, sehingga tidak memiliki waktu berhenti untuk melihat sekilas realita yang sebenarnya lebih penting.
Kebiasaan berpikir ini menjadi berlebihan dan pada akhirnya membuat kita menjadi stress dan depresi. Overthinking jika dibiarkan terus bisa merugikan dan bahkan membahayakan kita. Kita perlu mengantisipasinya dan belajar untuk mengatasinya.
Biasanya kita sangat yakin bahwa berpikir akan membuat apa pun yang dipikirkan menjadi lebih baik. Hal ini memang tertanam dalam diri kita sejak lahir, bahwa berpikir adalah solusi — untuk menghadapi setiap masalah.
Tapi bagaimana jika tidak? Bagaimana jika malah hal sebaliknya yang terjadi? Bagaimana jika berpikir justru adalah masalahnya, bukan solusinya? Apa yang harus kita perbuat?
Menurut Nancy dalam Psychology Today, awal dalam menghadapi overthinking adalah dengan berhenti percaya bahwa pikiran kita adalah hal terpenting dalam menghadapi suatu masalah.
Berikut beberapa tips yang bisa kita praktekkan ketika berhadapan dengan overthinking:
1. Dengarkan & Amati Pikiran
Langkah pertama untuk membebaskan diri dari terlalu banyak berpikir adalah membuat komitmen untuk mendengarkan pikiran kita sendiri. Kita mengubah kebiasaan kita hanya hanya memikirkan menjadi mendengarkan. Dari pemikir menjadi pendengar. Ajak bicara pikiran kita.
Dengan begini kita bisa mengamati secara terpisah pemikiran tersebut tanpa harus tenggelam di dalamnya. Kita sadar ada pemikiran itu, tapi saat mendengarkan kita bisa meninjau apakah pemikiran itu memang perlu dan apakah itu akan membuat kita menjadi lebih baik?
Selain itu kita juga bisa lebih fokus kepada solusi daripada kepada masalahnya.
2. Sadari & Berpikir Positif
Langkah kedua adalah dengan menyadari ketika pikiran negatif telah mencoba untuk merebut realitas dan momen kita saat ini. Ketika menyadari bahwa kita sedang terjebak dalam pikiran sendiri, berusahalah untuk mengambil waktu jeda sejenak dan mengarahkan pikiran kita ke arah yang positif.
Bahkan menurut Nancy dalam artikelnya di Psychology Today mengatakan, proses memberikan jeda dan menyadari penuh akan pikiran kita merupakan proses yang sangat penting dalam membebaskan diri dari pemikiran yang berlebihan.
Seandainya suatu hari kita tidak disapa oleh seorang teman, jangan biarkan itu mengganggu mood kita. Berpikirlah positif. Anggap mungkin teman kita sedang buru-buru atau sedang sibuk sampai tidak menyadari ada kita.
Lagipula sebagian besar dari apa yang kita khawatirkan seringkali tidak terjadi dan bukanlah realita yang sesungguhnya. Kita suka berprasangka buruk pada seseorang padahal orang tersebut tidak seperti itu. Kita suka menyalahkan orang lain padahal ternyata itu bukanlah kesalahan dia.
3. Berhenti Menjadi Perfeksionis
Orang yang overthinking suka merasa dirinya kurang baik. Mereka merasa kurang pintar, kurang rapi, kurang ahli, kurang baik, kurang ramah, dan kurang-kurang lainnya.
Merasa kurang dalam pekerjaan bisa menghambat kita untuk menyelesaikan pekerjaan karena kita mau membuat pekerjaan kita sesempurna mungkin.
Sadarilah bahwa kita tidak sempurna dan berhenti jadi perfeksionis. Terkadang menyelesaikan pekerjaan tepat waktu lebih baik daripada menunggu pekerjaan kita selesai dengan sempurna.
4. Fokus Kepada Kebahagiaan Saat ini
Bersyukur dan alihkan pikiran kita kepada apa yang mendatangkan kebahagiaan. Fokus pada saat ini terkadang bisa menjadi solusi yang baik untuk mengatasi overthinking. Terimalah bahwa tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Bersyukur dengan apa yang dimiliki dan berfokuslah pada hal yang bisa dikembangkan.
Hal terpenting dalam membebaskan diri kita dari pemikiran berlebihan adalah menyadari bahwa pikiran kita bukanlah diri kita. Kita semua, memiliki apa yang pada dasarnya adalah seperti komputer yang menyala sepanjang hari dan sepanjang malam di dalam kepala.
Terkadang, komputer tersebut memberitahu hal-hal menarik atau mungkin membantu kita dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, tetapi sering kali, komputer ini juga dapat memberikan konten yang tidak terlalu membantu atau seringkali berbahaya bagi kita.
Meskipun demikian, penting bagi kita semua untuk memperluas kesadaran dalam hal pemikiran kita sendiri dan mulai memutuskan sendiri pemikiran mana yang ingin kita libatkan dan bagaimana kita ingin diperlakukan di dalam pikiran kita sendiri. Semoga apa yang saya bagikan busa membantu kita untuk mengurangi dan mengatasi overthinking sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih positif, kreatif, dan produktif. Selamat mencoba.