Setelah sekian lama akhirnya Hanson dan kawan-kawan dari Doyan Jalan kembali travel menuju Sumba. Yup, Sumba! One of the most awesome nature destination in Indonesia. Akhirnya kesampaian juga ke sini. Perjalanan dari Jakarta menuju ke Denpasar terlebih dahulu dan lanjut ke Bandara Tambolaka di bagian Sumba Barat Daya.

Berikut adalah beberapa destinasi wisata yang harus dikunjungi saat ke Sumba Barat.


1. PANTAI KITA, MANANGA ABA

Karena ada delay jadinya hanya bisa mampir ke satu tempat di hari pertama yaitu Pantai Kita, Mangana Aba. Saya dan teman-teman menghabiskan sunset di pantai ini. Walaupun sedikit telat tapi kami bisa menyaksikan langit kemerahan yang sangat indah.

Sumba Barat memang dikenal dengan titik-titik lokasi untuk menyaksikan matahari terbenam, sedangkan Sumba Timur untuk menyaksikan matahari terbit. Pemandangan matahari terbit dan terbenam memang Sumba jagonya.


2. PANTAI MANDORAK

Pagi-pagi kami berangkat menuju pantai Mandorak.Di tempat ini ada satu villa milik bule Perancis yang sangat sederhana. Saat bule ini datang bermain biasanya akses menuju ke sini akan ditutup.

Di pantai ini ada 2 tebing saling menghadap yang hampir menutupi air laut yang mau masuk ke dalam. Saat ombak besar, percikan air lautnya bisa melompat ke atas sampai mengenai kita saat bermain di pinggir tebing. Bermain di pantai juga sangat seru. Beberapa kali saat mengambil foto, tiba-tiba ombak besar datang dan air naik dengan cepat ke pantai hingga membasahi celana saya. Airnya di area dalam 2 tebing yang hampir menutupi pantai ini bewarna biru toska. Sangat indah dan layak untuk diabadikan dalam memori kita.


3. DANAU WEUKURI

Kami menghabiskan cukup lama di danau ini karena memang di sini destinasi yang menyediakan makan siang (indomie), kopi, dan kelapa. Danau Weukuri sendiri adalah laguna yang adalah sekumpulan air asin yang terpisah karena terpisah dari laut baik oleh pasir, batu karang, atau semacamnya. Air di sini cukup dingin, bening, dan dalam (sekitar 3-4 meter). Di tempat ini banyak penjual-penjual kain khas Sumba.Kita juga bisa menyewa kacamata renang atau pelampung seharga 20,000 IDR. masing-masing.

Jika berjalan di bagian atas, kita akan sampai ke jembatan yang memang dibuat khusus untuk menyeberangi bebatuan yang cukup tajam. Sayangnya ada 2 jembatan yang rusak, tapi kita masih tetap bisa menyeberang. Di jembatan ini, ada beberapa spot untuk foto bersama pemandangan laguna dimana ada terlihat hitam-hitam (mungkin karang) yang berbentuk hati di tengah-tengahnya. Saking jernih airnya, kita bis amelihat bentuk hati ini.

Kita juga bisa berenang dan melompat dari platform kayu dan ini sempat membuat kaki saya gemetaran tapi setelah lompat malah buat nagih. Kita juga bisa menyewa sampan baik untuk foto-foto dan untuk mengelilingi danau. Setelah puas berenang dan lompat, akhirnya saya mandi (5,000 IDR untuk orang lokal) dan menikmati makan siang mie goreng telor yang sangat menggoda haha.


4. DESA ADAT RATENGGARO

Di tempat inilah terdapat rumah adat Sumba tertinggi di antara rumah adat lainnya. Banyak kuburan-kuburan batu yang besar-besar juga di sini. Kita bisa berfoto-foto sambil mengenakan kain sumba dan menaiki kuda (wajib tanya dulu ya dengan warga lokal di sana berapa harganya). Babi, kambing, anjing, dan ayam pun bebas berkeliaran di sini. Di bagian belakang juga ada pemandangan pantai yang indah.

Di desa ini kita bisa melihat banyak warga lokal dari orang tua sampai ke anak-anak. Mereka terlihat sangat baik dan ramah, tapi hati-hati ya karena ada maunya. Biasanya mereka akan mendekati kita seperti menawarkan bantuan untuk memfoto kita. Anak-anak akan berpura-pura lugu sambil memegang tangan kita. Tapi setelah itu mereka akan meminta uang kepada kita.

Menurut pemimpin tur saya, memang warga lokal di Sumba Barat masih sedang dipintarkan dalam hal ini. Mereka mau uang dengan cara mudah dan seringkali mereka sangat blak-blakan meminta uang kepada kita. Awalnya baik tapi ujung-ujungnya duit. Di pantai Bwana adalah yang paling parah. Nanti ya itu berlanjut di poin paling akhir.


5. TANJUNG MAREHA

Kita hanya singgah sebentar di sini untuk foto bersama tebing yang merupakan ikon di Sumba Barat. Dengan pemandangan matahari yang hampir terbenam, foto kita sudah dpastikan akan menjadi siluet dan keren.

Pada si kanan dari Tanjung Mareha, deretan bukit yang memanjang dan berkelok membentuk dinding tebing pembatas dengan lautan lepas. Lautan biru kehijauan menghiasi pantai Bawana dengan pasir putihnya. Ada satu batu karang besar yang unik (terlihat di foto pada bagian pantai di bawah) di tepi pantau. Bagian tengah yang berlubang bagaikan sebuah pintu gerbang untuk menyusuri keindahan pantai Bawana.

Tentunya kalau masih belum puas melihat pemandangannya saja, kita bisa turun ke bawah ke pantai Bawana, tapi ini membutuhkan tenaga ekstra dan harus berurusan dengn orang-orang Kodi di sana (lebih baik bersama orang lokal saat ke sana yang lebih mengerti cara berhadapan dengan orang-orang Kodi di sana).

Dari atas, kita sudah bisa melihat ke bawah ada tebing dengan lobang besar di tengah-tengahnya, tepatnya di pantai Bwana. Tebing ini juga adalah ikon Sumba Barat.

Arahkan pandangan ke sisi kiri di puncak bukit Tanjung Mareha maka kita akan menyaksikan deretan tebing karang menyambung sampai ke Pantai Watu Maladong.

Pantai eksotis ini berhiaskan batu karang-batu karang berukuran besar bersama ombak yang cukup besar datang bergelombang meng


6. PANTAI BAWANA

Ini adalah salah satu pantai yang paling saya suka. Matahari terbenam terlihat sangat mempesona dari sini. Tapi ada beberapa drama yang terjadi untuk tiba di sini. Pertama saat sampai, sopir saya yang tentunya sudah biasa menghadapi orang lokal di sini harus bernegosiasi dengan puluhan orang lokal untuk memilih pemandu-pemandu kita dan ini terlihat seperti sedang mau perang. Pemimpin tur saya sudah memberitahu kami jika nanti saya turun ke bawah ada orang selai para pemandu kita yang mau membantu, jangan mau, karena mereka akan meminta uang pada kita. Teman saya hampir menajdi korban, tapi untung saya memberitahunya (dalam bahasa inggris supaya warga lokal tidak tersinggung).

20190720_171909

Benar saja, pemandu kita ada 6 dan saat trekking ke bawah ada banyak pemandu lain. Ada 1 anak yang sangat baik sama salah satu teman saya tapi pada saat di bawah malah meminta uang. Teman saya lain marah memarahi 1 anak yang terus mengikutinya dan meminta uang.

Tapi pemandangan di bawah sangatlah luar biasa apalagi. tebing dengan lobang besar di tengahnya digabung bersama pemandangan laut dan matahari terbenam membuat saya sangat dekat dengan Pencipta. Pantai ini adalah pantai paling ujungnya di sebelah barat Sumba. Selesai berfoto-foto, video, drone, dan lari-lari juga; akhirnya kami kembali ke atas dan naik ke atas itu jauh lebih melelahkan sampai paha dan betis saya nyut-nyutan.

Sampai di atas ada kelapa muda dan kita minum. Di sinilah terjadi drama kedua dimana saat masuk ke mobil, ada sisa 4 teman saya yang ditagih lagi. Katanya ada 3 teman saya yang belum bayar. Alhasil ya bayarlah. Saya yang ke toilet pun buat kencing pas keluar langsung didatangi anak kecil dan 1 ibu-ibu dengan gaya premannya minta bayaran. Saya tanya berapa, dia bilang 10,000 IDR. Saya langsung tembak, bukan 5,000? Dia tetap kekeh 10,000. Teman saya sedang berada di dalam toilet setelah saya. Saya langsung saja bilang 10,000 buat berdua. Si Ibu malah kekeh tidak untuk 1 orang saja. Tapi saya tetap jauh lebih kekeh bilang berdua, udah nih! Si Ibu preman pun pergi.

Waktu berjalan ke dalam mobil pun, para pemandu masih mengikuti kami dan terus meminta uang rokok padahal kata pemimpin tur sudah deal dengan mereka sebelum terus untuk pembayarannya. Tapi memang begitulah warga Sumba Barat. Teman saya yang di SUmba Timur juga bilang hati-hati dengan warga di sini.

Sopir saya juga bercerita bahwa perjalanan pulang kami dulunya area rawan apalagi buat yang pakai motor karena sering dicegat dan dipalak. Tapi sekarang sudah mendingan. Makanya lebih baik menggunakan warga lokal di sana yang mengerti medan. Semoga ke depannya jauh lebih baik untuk warga-warga di sana agar turis senang dan merasa bisa merekomendasikan tempat-tempat di Sumba Barat.


7. DESAT ADAT PRAIJING

Salah satu khas Sumba adalah rumah adatnya yang disebut sebagai Uma Mbatangu dan Uma Bokulu. Kita bisa menemukan kedua rumah ini di Desa Praijing. Jika dilihat pada foto perbedaan antara kedua rumah ini adalah bentuk atapnya. Uma Mbatangu adalah rumah besar, sedangkan Uma Mbatangu adalah menara dengan atap yang menjulang tinggi.

Isi rumah ini pun tidak boleh sembarang. Pada bagian bawah digunakan untuk hewan ternak, bagian tengah untuk penghuni, dan bagian atas untuk menyimpan makanan dan benda-benda pusaka.

Rumah-rumah adat di sini memang lebih pendek dari Desa Ratenggaro tapi kalau mau jujur, warga di sini jauh lebih ramah dan tidak aneh-aneh (ada maunya). Saya sempat bermain dengan anak-anak di desa yang terletak di Sumba Barat ini. Mereka sangat ramah dan suka bernyanyi.


8. AIR TERJUN LAPOPU

Ini adalah perhentian terakhir saya dan teman-teman sebelum ke Sumba Timur. Trekking di sini tidak susah walaupun harus melewati jembatan kayu yang hanya bisa menanggung beban 2 orang saja. Air terjunnya sangat bagus dan airnya sangat jernih masih bewarna kehijauan.

Saya mengalami insiden di sini. Teman saya bermain dekat pancuran air terjun yang jatuh ke bawah dan dia sanggup berdiri. Dia berkata bahwa arusnya agak kencang. Saya pikir karena dia masih berdiri jadi tidak sekencang yang saya kira. Saat saya mencobanya, saya langsung jatuh dan kedua kaki saya menabrak batu hingga lecyeeet. Tidak apa, tidak ada luka tidak belajar. Aksi saya saat kesulitan bangun sambil bertahan menghadapi arus yang jatuh itu direkam di GoPro dan akan saya share nanti di vlog Tjung Productions, ya.


Sumba Barat adalah salah satu area yang mungkin malas didatangi orang-orang. Mereka lebih prefer ke Timur. Tapi di balik semua drama warga lokal, saya sangat merekomendasikan ini. Tempat-tempatnya bagus dan menakjubkan. Kita lihat ada apa di Sumba di blog saya berikutnya ya. Nantikan.

Oh iya, kita ke sini bukan hanya jalan-jalan saya. Kita rindu untuk berbagi bersama anak-anak di sana. Oleh karena itu kami membeli makanan dan minuman ringan di sana dan hampir setiap malam kami akan bungkus semua itu untuk dibagi-bagikan ke anak-anak yang kami temui di tempat-tempat destinasi. Indahnya berbagi, bukan?



Buat kalian yang punya pengalaman ke Sumba Barat sama-sama bagikan pengalaman kalian di komen yuk. Buat yang lagi mau ke sana, semoga informasi ini berfaedah ya.

Be blessed!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *