Kata orang (ga tahu siapa, mungkin saya sendiri), jika kita mau berhasil dalam hidup maka kita perlu mengenali para penghalang kita supaya bisa mengantisipasi dan mencari solusinya. Benar atau tidak benar, tapi penghalang itu memang perlu kita identifikasi agar kita bisa maju.
Saya sendiri dalam membuat konten telah menemukan beberapa penghalang yang membuat saya menjadi malas, ingin menyerah dan berhenti berkarya.
Langsung saja ini dia 3 penghalang dalam membuat konten.
1. TAKUT GAGAL
Inilah yang orang-orang takutkan termasuk saya. Bahkan saya sendiri pernah mengalaminya. Banyak hasil-hasil konten saya yang gagal. Tidak ada yang tonton, tidak ada yang respon, tidak berhasil membawa dampak, dan lain-lain.
Kembali lagi ke kenapa kita membuat konten. Alasan saya membuat blog, YouTube, Instagram, dan Podcast adalah karena saya ingin berbagi. Saya banyak belajar dalam kehidupan ini dan saya mau meninggalkan warisan yang setidaknya bisa membantu 1 orang. Bagi saya 1 orang yang terinspirasi dan termotivasi itu sudah lebih dari cukup. Semua berawal dari 1, bukan begitu?
Kegagalan adalah anak tangga yang harus dinaiki untuk bisa mencapai ke puncak.
Dari kegagalan, saya belajar lagi mencari tahu mana yang berhasil mana yang tidak. Jika konten ini tidak berhasil menarik banyak orang, maka saya perlu lihat lagi kenapa bisa begitu? Apakah tidak sesuai dengan niche konten saya atau memang pembawaan saya dalam konten itu kurang asyik?
Kita bukan hanya berbuat salah di masa lalu, namun kita juga akan berbuat salah di masa depan. Bermain aman dan menghindari semua resiko adalah suatu kesalahan.
Rick Warren, seorang pastor di gereja besar Amerika bernama Saddleback Church, pernah berkata bahwa dia dan timnya membuat sebanyak mungkin kesalahan. Ketika mereka menemukan 1 yang benar maka mereka mengajarkan yang berhasil itu kepada yang lain seolah-olah mereka tidak pernah gagal.
Kegagalan berarti eksperimen.
Kita bereksperimen mana yang berhasil dan mana yang tidak. Itulah pentingnya refleksi diri. Kita perlu duduk diam fokus kepada hal-hal yang kita kerjakan. Kemudian kita mencari tahu juga dari kehidupan orang lain tentang keberhasilan dan kegagalan mereka.
Kita semua harus mengambil resiko jika ingin menjadi besar. Kita harus keluar dari zona nyaman kita.
Jika kita mau menjadi orang yang luar biasa maka kita perlu melakukan hal-hal yang tidak dilakukan orang-orang biasa kebanyakan.
2. TAKUT KATA ORANG
Bagaimana jika tidak ada yang menyukai karya saya? Bagaimana jika mereka menjelek-jelekkan karya saya? Bahkan keluarga saya dan teman-teman tidak mendukung saya?
Well, screw them!
Kita takut dihakimi oleh orang lain. Kita takut karya kita tidak dihargai mereka. Saya pernah memutuskan untuk mengejar mimpi saya dalam membuat konten dan tidak ada penghasilan selama beberapa bulan. Orang tua saya awalnya mempertanyakan apa yang saya kerjakan. Memang pada akhirnya mereka benar karena saya melakukan dengan cara yang salah.

Tapi saat ini saya sedang membuktikan kepada mereka bahwa dengan membuat konten, saya bisa mendapatkan penghasilan. Mereka yang awalnya menganggap remeh mulai mempercayakan saya dalam mengambil foto atau mempromosikan produk-produk.
Seringkali orang-orang terdekatlah yang tidak mendukung kita.
Ini nyatanya. Saya mengalaminya. Teman-teman terdekat saya banyak yang tidak peduli dengan apa yang saya buat. Mereka tidak membaca blog saya. Mereka tidak menonton YouTube saya. Mereka tidak mendengarkan Podcast saya. Tapi saya memutuskan bahwa saya tidak membutuhkan pengakuan dari orang lain.
Lebih baik saya menghabiskan energi dan waktu saya dengan menjadi produktif daripada orang-orang yang membuat saya tidak menjadi produktif.
Apapun kata mereka, mulailah. Jangan pedulikan pendapat orang lain jika memang yang kita buat itu baik dan benar. Jika memang pendapat itu datang dari orang tua kita, katakan kepada mereka bahwa yang kita inginkan dari mereka adalah kasih sayang mereka, bukan pendapat mereka. Jika itu datang dari teman-teman kita, tapi katakan kepada mereka apakah mereka mau memilih untuk mendukung kita karena jika tidak lebih baik ke laut aje! Satu-satunya orang yang tidak boleh kita hiraukan adalah pasangan kita. Pasangan kita harus memiliki visi yang sama dengan kita jadi pastikan kita berkomunikasi dan berjalan bersamaan dengan pasangan kita untuk mencapai tujuan.
Saya sendiri diberkati dengan beberapa teman pembuat konten yang tentunya sangat tahu betapa tidak mudahnya dalam membuat konten dan kita saling menghargai satu dengan yang lain. Mereka bisa bagikan konten saya dan apresiasi karya-karya saya. Dari sini saya tahu betul bahwa kita juga perlu bergabung dengan komunitas-komunitas pembuat konten dimana kita bisa belajar bersama dan bertumbuh bersama.
3. TAKUT SIA-SIA
Saya sempat berpikir bahwa di usia 30-an ini apakah sudah terlambat untuk mengejar impian saya sebagai pembuat konten? Kenapa tidak di awal-awal 20 saya melakukannya? Apakah nanti hanya akan membuang waktu saya dan malah hasilnya sia-sia?
Ketakutan ini akan membuat kita melewatkan banyak kesempatan-kesempatan. Banyak orang atau perusahaan yang baru memutuskan untuk bergabung dalam Instagram atau YouTube supaya bisa mempromosikan produk atau jasa mereka. Banyak yang jijik terhadap TikTok termasuk saya sampai akhirnya TikTok menjadi berhasil dan ternyata banyak ide yang bisa saya dapatkan dari sana (saya sendiri ada akun Tiktok sekarang walaupun tidak alay-alay buatnya). Tentu saja kita harus menemukan konten dan media apa yang paling berhasil untuk kita.
Banyak orang sangat takut bahwa mereka akan menghabiskan waktu mereka untuk berkarya, bahkan di saat waktu mereka tidak berharga.
Jika kita mengganti waktu kita dengan keluarga kita untuk membuat konten, maka itu pantas untuk disesali. Tapi kalau kita mengganti waktu kita untuk bermain Mobile Legends atau nonton drakor si pelakor untuk membuat konten, maka saya tidak melihat ada yang salah dengan itu.
Kita sedang memberikan jam-jam kosong kita untuk melakukan sesuatu yang dapat mengisi hidup kita dengan sukacita. Itu bukanlah sesuatu yang pantas untuk kita takutkan.
Jika kita tidak sedang bahagia dengan kehidupan kita sekarang, maka tidaklah sia-sia untuk mencoba sesuatu yang bisa membawa kita ke sana.
Memang pada awalnya pasti akan berantakan. Mungkin kita perlu belajar lagi bagaimana teknik menulis yang benar. Kita perlu belajar berbicara di depan umum. kita perlu belajar teknik kamera atau edit foto dan video.
Semua orang itu terlihat bodoh saat mencoba sesuatu yang baru sampai mereka menjadi berhasil.
Jika melihat orang-orang yang sukses hari ini, lihatlah pengalaman hidup mereka. Lihatlah konten pertama mereka. Banyak yang memulai YouTube hanya dengan Hp atau GoPro dan sekarang bisa keliling dunia gratis dengan peralatan yang profesional dan hasil editan super ciamik. Ada yang berawal menjadi gelandangan dan pencuri sampai akhirnya bisa menjadi pengusaha online besar.
Apapun penghalang kita, kita harus berani menghadapinya. Hancurkan semua penghalang itu. Miliki keberanian. Buatlah strategi dan lakukan itu. Percaya pada diri sendiri bahwa kita bisa menggapai impian kita.
Be blessed!
Betul bgt..
Pernah alamin juga ya?
Wkwkwk.. Kadang org terdekat, malah lebih dulu jatuhin..
Benar sekali, terlalu memikirkan pendapat orang kadang membuat maju mundur sendiri,, percaya diri dan terus berkarya.. lama lama pasti makin ahli
Cakep! Anda pasti salah satu ahlinya. Salam kenal haha.
Takut gagal, (karena KPInya juga kadang belum jelas) betul banget.
Hempaskan ketakutan itu!