Mengingat kembali kehebohan pada hari Senin kemarin saat saya berkunjung ke rumah bapak gembala di Keselamatan dimana saya pusing pala ayam nyari-nyari kemana kunci mobil saya. FYI saja, saya ini prangnya paling malas masukkin barang ke kantong celana. Jadi kalau kemana-mana pasti pada bilang rempong pegang-pegang 1 iPong, 1 dompet, dan 1 kunci mobil. Itu sudah tradisi saya. Saya pasti bisa berasa sendiri kalau pegangan saya kurang sesuatu.
Memang ada jeleknya juga misalnya waktu saya bawa barang lebih dari tiga itu. Seringkali barang yang lebih itu ketinggalan. Tapi yang sudah nett itu tiga barang yang tidak akan pernah saya tinggalkan dan lupakan mungkin sampai selamanya, asek.
Kembali ke iPad (ketik ini blog di iPad). Pada Senin kemarin saya santai di kamar lt. 3 dan saat siap untuk mandi ke lt. 2, saya mengorek-ngorek tas untuk melihat apa 3 barang ajaib saya ada semua. iPong check karena ada di kantong celana. Dompet check ada di dalam tas. Tapi kunci mobil lenyap, saudara-saudara! Magic!
Saya kembali ke kamar atas cek lagi apa ada ketinggalan. Tapi hampa. Saya turun lagi buat cari di dalam tas lagi. Teman saya sudah suruh saya ingat-ingat lagi dimana. Saya korek semua isi tas sampaisaya buka celana jins yang tadinya saya pakai sebelum ganti celana pendek, tapi tetap nihil.
Mungkin ketinggalan di dekat mobil atau jatuh di lantai dasar. Itulah dugaan terakhir detektif Hanson Tjung. Saya kemudian turun ke bawah dan eng ing eng, berkat Ginko Giloba yang dibeli di Ausi dan stoknya sudah habis; it’s all coming back to me at that moment.
Saya ‘kan di-drop sama my brother di sini. Mobil saya dipakai my brother buat pulang bareng my mommy and my aunty. Oh ayam, betapa pintar dan jeniusnya saya, ya.
Be blessed!