Berikut awal kejadian yang berlangsung pada hari kedua di Labuan Bajo dari sudut pandang pria tampan a.k.a saya sendiri.

Selesai sarapan dan memasukkan koper ke mobil, kami berjalan kaki ke pelabuhan. Jaraknya tidak jauh dan di pelabuhan kami secara bergiliran naik ke perahu kecil untuk dibawa ke kapal Samara dimana kami akan menghabiskan 2 malam di kapal tersebut. Beruntungnya kami mendapatkan upgrade untuk kapal sehingga kami mendapatkan kapal yang cukup baru dan bagus. Kamarnya ada 4 dan ber-AC semua.

Yang paling tidak nyaman mungkin yang tidur di bawah dan itu adalah para perempuan yang pertam akali memutuskan untuk ramai-ramai tidur di bawah karena kamar di bawah tersedia banyak ranjang sehingga semua perempuan bisa muat di sana. Tidak nyaman karena terdengar suara mesin kapal dan ada sempat terjadi kebocoran air juga. Malam kedua beberapa dari mereka memutuskan pindah ke kamar atas.

Kapal bertolak dari pelabuhan menuju pulau Kelor, destinasi pertama kami. Sambil menyesuaikan diri dengan kapal dan foto-foto di buritan kapal, perjalanan berlangsung sekitar 2 jam menuju pulau Kelor. Kemudian dengan perahu kecil atau bahasa gaulnya sekoci lagi, kami dibawa secara bergiliran menuju pulau Kelor.

Di pulau Kelor kita harus melakukan trekking untuk bisa menikmati pemandangan yang aduhai dan trekking ke atas awalnya mudah. Tapi semakin ke atas, pijakan kaki semakin sulit dan berpasir. Tapi itu bukan tantangan terberatnya. Tunggu ya tantangannya. Sampai di atas kita bisa menyaksikan bentangan laut yang indah dengan kapal-kapal di pinggir pantai dan gunung-gunung di sekitarnya. Kelelahan dan kepanasan yang dirasakan terbayarkan sudah dengan pemandangan indah itu.

Tidak jarang kami berpapasan dengan pendatang lain dan saling menyapa tidak peduli asal, agama, ras, atau suku bangsa. Bahkan ada yang menawarkan diri untuk foto kami bersama-sama. Selesai berfoto-foto dan mengambil video serta menikmati pemandangan, tibalah tantangan terberat kami, yaitu turun ke bawah!

Naik ke atas sudah cukup sulit karena susahnya menemukan pijakan kaki dan sekarang kita harus turun ke bawah. Guide kami memberitahu bahwa pulau Kelor ini memang paling sulit untuk didaki dan untuk turun ke bawah, bahkan ada perempuan yang menangis saat turun ke bawah. Dan guide ini baru memberitahu kami saat kami sudah di atas, bravo!

Memang benar turun ke bawah lebih sulit dari naik ke atas. Beberapa dari pendatang dan teman saya harus menempelkan badan mereka ke tanah dan ngesot-ngesot ke bawah. Bersiap-siaplah untuk mengotori pakaian dan tas kamera kalian di sini. Untungnya saat tiba di bawah ada air kelapa yang bisa dinikmati dengan harga 30,000 IDR. Salah satu teman saya yang sudah pusing akibat lelah dan panas bisa pulih kembali setelah minum air kelapa.

Di bawah beberapa dari kami melakukan snorkeling di pinggir pantai. Saya tidak ikut karena sudah lelah, jadi menikmati air kelapa saja sudah maknyos.

Kemudian kami kembali ke kapal dan menuju ke pulau Rinca dimana kami akan bertemu dengan si naga Indonesia, komodo. Kemudian lanjut ke pulau Kalong untuk menikmati sunset bersama para kalong yang keluar dari tempat peristirahatan mereka. Mau tahu seperti apa? Bersambung ya.

Be blessed!

One thought on “Trekking Menantang di Pulau Kelor, Labuan Bajo (2)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *