Kita semua pasti pernah menghadapi orang yang emosi terhadap kita. Mungkin itu terjadi pada saat kita sedang berkendara. Mungkin itu terjadi saat kita melakukan kesalahan. Atau mungkin saja itu terjadi saat kita tidak melakukan kesalahan. Menghadapi orang yang emosi memang tidak menyenangkan. Kita cenderung ikut emosi sehingga keadaan menjadi semakin buruk.

Saya dan beberapa teman memperbincangkan hal ini. Seorang teman saya yang mobilnya diparkir di depan ruko seseorang menyebabkan pemilik ruko itu marah-marah kepada pelayan cafe dimana kami berkumpul. Pada perbincangan kali ini kami belajar beberapa cara untuk meresponi orang emosi.


1. HITUNG 1 SAMPAI 10

Ketika kita memilih untuk diam sejenak dan menghitung sampai sepuluh, emosi kita akan semakin reda. Kita bisa berpikir jangka panjang. Kita bisa melihat apa yang akan terjadi jika kita malah membalas orang yang marah kepada kita dengan kemarahan. Kita mampu melihat perspektif lain saat kita diam sejenak sebelum meresponi orang tersebut.

Counting Hands from one to five


2. ISI DIRI DENGAN YANG POSITIF

Biasanya kita tidak menduga saat ada yang emosi kepada kita. Kita akan kaget dan pada saat kaget itu biasanya kita merespon dengan apa yang ada di dalam diri kita. Jika kita suka mengisi diri kita dengan yang negatif, kita pasti akan langsung meresponi dengan negatif. Tapi jika setiap hari kita mengisi diri kita dengan yang positif, pada saat kita kaget dan tidak menduga kita bisa meresponi dengan yang baik.

Mengisi diri dengan yang positif bisa dilakukan di pagi hari yaitu saat kita berhubungan dengan Pencipta kita. Kita berdoa dan memiliki saat yang tenang bersama Tuhan. Bisa juga dengan mendengar lagu-lagu yang positif atau berteman dengan orang-orang yang positif. Intinya kita penuhi diri kita dengan energi positif sehingga di saat kita tidak siap untuk merespon, energi positif itulah yang akan keluar secara tidak sadar.


3. INGAT HUKUM TRUK SAMPAH

Setiap orang membawa truk sampah masing-masing, terutama saat mereka mengalami stress. Mereka tidak sanggup mengangkut sampah itu sendirian sehingga mereka suka melemparkan sampah itu kepada orang lain, mungkin kita adalah korbannya. Sampah itulah yang dinamakan emosi atau kemarahan atau hal-hal negatif apapun yang orang lain tumpahkan kepada kita.

480x360bb

Saat kita menyadari teori ini, kita akan cenderung untuk tidak meresponi emosi orang lain. Kita tahu kalau itu adalah sampah mereka seharian dan mereka terlalu lemah untuk membuang sampah itu kepada tempatnya. Alhasil kita akan lebih bijak untuk mengatasi orang yang seperti itu. Kita tidak mau ‘kan menjadi tong sampahnya mereka?


4. HURT PEOPLE HURT PEOPLE

Pemikiran ini juga akan mengubah perspektif kita saat meresponi orang yang emosi. Orang yang terluka suka melukai orang. Hurt people hurt people. Orang yang mendapatkan kasih yang cukup, pasti akan mengasihi orang lain. Orang yang merasakan cukup kedamaian dan kebaikan, pasti akan berusaha hidup dalam damai dan kebaikan. Sebaliknya di saat seseorang kekurangan kasih, damai, dan kebaikan; mereka akan suka menimbulkan konflik. Mereka mau orang lain untuk ikut merasakan apa yang mereka rasakan.

Kita tidak bisa memberikan apa yang belum kita terima kepada orang lain. Jika kita sudah tahu bagaimana rasanya dikasihi, kita pasti mau menawarkan kasih kepada orang lain. Jadi orang yang suka emosi atau selalu mencari masalah, mereka sebenarnya adalah orang-orang yang butuh dikasihi. Mereka kekurangan kasih. Kita yang memiliki cukup kasih seharusnya memberikan itu kepada mereka. Tidak ada salahnya bukan berbuat baik?



Be blessed!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *