Dear blog, well, not my usual first words, ok jadi pada tanggal 25 sampai dengan 27 Maret dimana kita merayakan Jumat Agung (25) dan Paskah (27) saya finally merasakan liburan ke luar kota Jakarta yang penat. Here goes the cerita di Belitung pada hari pertama…

Saya bangun paling pagi dan sampai di Belitung duluan terlebih dahulu karena alasan yang tidak mau saya ungkapkan (bete deh kalau dibahas). Saya harus menunggu satu jam di Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin (Belitung) dan saya piker bakal ada Starbucks atau apalah dimana saya bias nongkrong, tapi ternyata cuma ada kantin bandara yang cuma jual indomie, soto, sama gorengan. Ya sudahlah sambal menanti kedatangan yang lain saya berdiam diri di sana. Mungkin saya adalah satu-satunya orang putih tertampan di sana ahay.

Hari pertama adalah menjelajahi Belitung Timur. Kami sempat makan siang di kota. Kota ini terlihat seperti Singkawang jaman saya kecil. Sepi dan cukup panas. Satu hal yang pasti jangan pesan es jeruk di sana karena es jeruk itu cuma jeruk nipis (sedikit) dikasih air banyak dan gula. Benar-benar tidak segar. Nama kwetiawnya juga berbeda. Mereka menggunakan nama sampit goreng yang sebenarnya menurut saya itu bukan kwetiaw tapi lebih ke mie besar.

Mengendarai di Belitung begitu menenangkan. Tidak ada macet sama sekali, lancar jos! Jalanan ke Belitung Timur rata-rata hanya lurus dan dua jalur. Kanan kiri semua pohon dan rumah warga hanya sedikit. Orang-orang juga hampir tidak terlihat. Tidak ada lampu penerangan di kanan kiri, hanya tiang listrik. Makanya perjalanan pulang malam harinya nanti bakal sangat gelap dan horror seru gimana gitu.

BELITUNG - 88

Perjalanan pertama menuju Danau Kaolin dan wow kali karena pemandangan yang luar biasa. Saya sudah melihat kebeningan ni danau saat di pesawat dan ternyata ini toh yang namanya Danau Kaolin. Kemudian lanjut menuju replika Sekolah Laskar Pelangi yang digunakan untuk syuting film Laskar Pelangi. Sekolah ini benar-benar terlihat terbengkalai tapi justru saya suka karena kesannya kayak sekolah reot yang menyeramkan dan bagus buat foto-foto di sana.

Lalu lanjut ke Museum Kata Andre Hirata. Tempat ini cukup unik dengan banyak cerita-cerita di dalamnya. Semuanya merupakan karya Andre Hirata yang adalah penulis cerita Laskar Pelangi. Saya suka dekorasi museum ini. Unik dan warna warni. Ada satu tempat dimana atapnya adalah jendela-jendela. Sekali lagi, bagus buat foto-foto di sini. Tapi jangan lupa melihat-lihat isinya ya, jangan asyik foto saja.

Kemudian kami menuju pantai  Serdang dan lanjut ke vihara Dewi Kwan Im yang ternyata masih dalam tahap pembuatan karena kepala patung Dewi Kwan Im-nya masih ditutupi kain. Lanjut ke pantai Burong Mandi kalau tidak salah spelling dan pantai ini sebenarnya tidak terlalu wah, masih lebih bagus pantai Serdang. Pasir di pantai sebelumnya juga lebih putih dan ada banyak perahu warna-warni berderet yang seru buat foto-foto. Kita juga sempat melewati kampong Ahok tapi karena hujan jadi kami malas mampir. Lagipula cuma rumah-rumah begitu saja.

Malamnya kami kuliner di restoran Timpo Duluk yang katanya terkenal. Makanannya tradisional dan menurut saya sih biasa saja. yang menarik pernak Pernik di resto ini yang semuanya terlihat seperti jaman dulu. Tempat makannya juga piring jaman dulu yang menurut saya mirip tempat makanan anjing (yang dari perak-perak begitu cuma yang ini ada bunga-bunga). Makanan juga disediakan di atas tatakan dengan sarung seperti foto di bawah ini.

Be blessed!

3 thoughts on “Belitung Trip | Hari Pertama”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *