Sadarkah saudara-saudara bahwa penyebab kegagalan terbesar untuk keberhasilan adalah alasan? Seberapa banyak kita yang sering menggunakan alasan seperti saya tidak punya apa yang dibutuhkan atau saya tidak punya waktu atau saya takut gagal atau saya takut ditolak dan alasan-alasan yang terdengar tidak masuk akal kalau ditelaah baik-baik.

Hey! Jangan cuma baca dan belajar saja, tapi hargai penulisnya dengan like, follow, dan kasih pendapat di komen serta bagikan supaya kehidupan bersama lebih baik.

Pada akhirnya kita tidak berani melangkah untuk mulai mewujudkan impian atau melakukan hal-hal yang kita tahu adalah hal-hal benar yang haris dilakukan.


KITA TIDAK SENDIRI

Beralasan memang sudah sifat alami manusia yang jelek. Musa punya alasan saat dipanggil Tuhan. Yeremiah juga begitu.

Tetapi jawabnya kepada-Nya: “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.” Berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.” | Hakim-hakim 6:15-16

Gideon saat mau dipakai Tuhan pun beralasan bahwa dia berasal dari suku terkecil dan keluarganya juga dari yang terkecil dan termiskin. Tapi Tuhan bilang bahwa Dia akan menyertai Gideon.

Ketahuilah bahwa kita tidak akan melakukannya sendirian. Kita bisa bergantung pada kekuatan yang tak terbatas yaitu pada Tuhan.


KITA PUNYA PILIHAN

Ada lagi alasan yang seringkali kita dengar yaitu, “Saya pernah gagal di masa lalu.”

Semuanya juga pernah gagal di masa lalu, gengs. Itulah yang dinamakan hidup.

Kita memang hasil dari masa lalu tapi kita bukanlah tahanan dari masa lalu.

Kita semua memiliki pilihan. Kita tidak akan menjadi korban dari kegagalan masa lalu kecuali memang kita memilih untuk menjadi korban. Mungkin dulu banyak orang yang melukai tapi tidak ada yang dapat menghancurkan kita selain kita sendiri.

Photo by Alycia Fung on Pexels.com

Saat kita memilih untuk tidak dikendalikan oleh masa lalu, maka masa lalu itu seperti air di bawah jembatan yang tidak dapat menghanyutkan kita.

Firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara. | Yesaya 43:18-19

Tuhan lebih tertarik pada masa depan kita daripada masa lalu.


KITA PUNYA AWAL BARU

Jika memang kita pernah melakukan kesalahan dan dosa di masa lalu, akuilah.

Orang yang menyembunyikan kesalahannya tidak mungkin berhasil. Tetapi, jika ia mengakui kesalahannya dan meninggalkannya, ia akan diberi kesempatan baru. | Amsal 28:13 (FAYH)

Awal yang baru selalu tersedia untuk kita. Lembaran baru yang bersih bersama Tuhan dalam perjalanan ke depan menanti ketika kita mau mengaku kesalahan dan meninggalkannya.

Dalam perjalanan ke depan ini, selalu ingat akan ada hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan. Bahkan kebanyakan hal itu tidak bisa dikontrol mulai dari cuaca, masa depan, orang lain, dan pandemi saat ini.

Lakukan yang bisa kita kendalikan dan biarkan Tuhan mengerjakan sisanya.

Tetap lakukan panggilan kita di tengah-tengah situasi ini. Banyak yang bahkan berhenti bersekutu atau berhenti melayani di saat-saat seperti ini. Mereka mengatasnamakan keadaan yang ada untuk tidak mulai mengerjakan panggilan mereka. Apakah benar kita tidak bisa bersekutu dalam keadaan ini? Apakah benar kita tidak bisa melayani saat pandemi ini? Coba pikirkan lagi.

Kita memang tidak bisa mengendalikan banyak hal, tapi kita bisa mengendalikan cara menyikapinya. Kita bisa mengendalikan respon atau reaksi kita. Kita bisa mengendalikan seberapa besar kita percaya pada Tuhan. Kita bisa mengendalikan teknologi untuk tetap terhubung.


KITA BISA MENCOBA

Banyak orang yang menunggu. Mereka menahan segala sesuatu saat pandemi. Itu adalah sebuah kesalahan. Justru di saat inilah kita harus lebih aktif. Kita harus lebih aktif menyembah dan menggenapi tujuan hidup kita.

Keterbatasan hanyalah kesempatan untuk kreativitas.

Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu. | Amsal 24:10

Saat dalam masa seperti ini, apakah kita akan berhenti menyembah? Apakah kita akan berhenti bersekutu? Apakah kita akan berhenti mencoba? Justru di saat inilah kita harus mencoba. Mungkin berbicara dalam video call bukanlah sesuatu yang biasa, tapi keterbatasan ini memberikan kesempatan untuk berkreasi, mencoba sesuatu yang baru. Mungkin ibadah online adalah sesuatu yang tidak biasa, tapi inilah kesempatan untuk berkreasi.

Photo by Lukas on Pexels.com

Kita beralasan nanti saja saat sudah pandemi berakhir baru mulai ibadah lagi atau komsel lagi atau melayani lagi. Kita beralasan tunggu anak-anak sudah besar baru terhubung kembali. Masalahnya kita tidak pernah tahu apa yang akan ada di depan kita dan menanti keadaan menjadi sempurna itu sama saja dengan melewatkan kesempatan untuk menabur dan menuai.

Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai. | Pengkotbah 11:4

Jadi, apakah alasanmu sampai belum memulai?

Be more positive, creative, and productive! Be blessed!

4 thoughts on “Berhenti Membuat Alasan Untuk Memulai”
  1. Wah, ini tulisan kece banget, Kak!
    Saya baru saja mengalami pengalaman yang ada hubungannya dengan tulisan ini juga, terutama soal “terlalu banyak memberi alasan” tapi tidak mau “bergerak” untuk mencari solusi, keluar dari masalah, dan melangkah ke keadaan yang berbeda.
    Saya juga suka dengan poin tentang “kita tidak sendiri”, benar! Kita tidak pernah sendiri, Tuhan selalu berada di samping kita, dan kalau kita renungkan, apapun yang kita kerjakan pada saat ini adalah bagian dari pekerjaanNya, yang Ia ijinkan kita untuk mengerjakannya. Kita adalah perpanjangan tanganNya.

    Semangat menulis dan berbagi, Kak.

    1. Kak Ayu ini emang paling cakep deh kalau uda komen. Bikin senang hati dan semangat nulis karena sangat diapresiasi. Semoga bermanfaat ya, kak. Stop making excuses and start doing. Get out of your comfort zone!

      1. Terima kasih juga karena sudah menulis hal-hal yang menarik dan inspiratif, Kak. Semoga apapun yang kita kerjakan, selalu menjadi berkat untuk orang-orang di sekitar kita. God bless.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *