Jurnal ini ditulis : Senin, 01 November 2016

Sabtunya saya dan tante menghabiskan hampir satu hari di Rumah Sakit. Mulai dari menunggu ponakan si pak J yang janjinya datang jam 8 tapi malah nongol sekitar jam 11 sampai dengan diberikannya surat pernyataan damai ke kantor polisi.

Tujuan hari ini adalah bisa berdamai dengan pak J yang saya tabrak supaya mobil dan surat-surat saya bisa keluar. FYI, saya menabrak pak J karena dia menerobos lampu merah dan sampai saat ini dia tidak pernah mengakuinya (kesel banget ga sih?). Singkat cerita, pak J meminta diberikan uang 10 juta untuk biaya pengobatan yang tidak ditanggung BPJS. Saya mengiyakan karena lebih baik membayar segitu daripada harus mengurus biaya-biaya lainnya selama dia kontrol kakinya yang patah sesudah operasi.

hospital-strike-netherlands

Saya dan ponakannya, Y, menulis secara manual surat pernyataan damai antara saya dan pak J. Awalnya Y menulis kalau saya akan menanggung biaya pengobatan yang tidak ditanggung BPJS sampai kaki kanan pak J sembuh. Saya langsung menggantinya dengan sudah memberikan santunan untuk biaya yang tidak ditanggung BPJS. Karena jika sampai kaki kanan sembuh itu sama saja dengan saya harus terus membiayai lagi. Untungnya pak J setuju dan tidak banyak komentar tentang itu.

Saya harus berjalan ke bank BNI di Senen untuk meminta Customer Service-nya mengetik surat pernyataan damai dan membeli beberapa meterai di sana. Untungnya koko saya kenal dengan orang BNI sehingga mereka mau membantu (berhubung saat itu hari Sabtu jadi bank lain yang saya kenal tidak buka). Saya kembali ke RS dan meminta tanda tangan dari pak J serta istrinya sebagai saksi. Lagi-lagi si pak J rada ragu karena saya tadinya tidak mau mentransfer 10 juta sampai mobil saya keluar. Tapi saat pak J mulai berubah pikiran, saya langsung cepat-cepat mengiyakan dan bersiap mentransfer uangnya.

Akhirnya pak J tanda tangan juga dan saya segera bersama Y menuju kantor polisi untuk menyerahkan surat pernyataan damainya. Di kantor polisi lagi-lagi dibuat surat pernyataan baru dimana istri pak J diminta datang. Untungnya istrinya mau datang. Sebelumnya dia bilang dia mau mengurus BPJS karena dia melihat saya seiman dengan keluarga dia dan dia melihat saya dari keluarga yang baik, makanya dia mau repot-repot mengaktifkan kembali BPJS dan mau datang ke kantor polisi.

police-station-office-room-interior-cartoon-illustration_1441-3821

Singkat cerita surat pernyataan damai sudah ada dan karena atasan polisi tidak ada, jadinya kami harus kembali Senin atau Selasa untuk mengambil kendaraan dan surat-surat saya. Seninnya saya meminta tolong kenalan untuk mengambil semuanya dari kantor polisi. Puji Tuhan semua bisa keluar pada hari Senin walaupun harus merogoh uang yang tidak sedikit. Tapi akhirnya semua kelar. Hanya tinggal menunggu kapan pak J mau memperbaiki motornya karena saya berjanji untuk membantu memperbaiki motor dia dengan bantuan asuransi mobil saya.

PELAJARAN HARI INI

  • Amarah hanya membuat kita menjadi bodoh.
  • Saat paling menyakitkan adalah saat dimana saya terburu-buru dan Tuhan tidak. Dia punya waktu dan cara yang tepat. Saya sangat ingin masalah ini cepat selesai. Tapi dari Rabu ke Sabtu tidaklah sebentar. Kemudian saya harus menunggu lagi sampai Senin supaya mobil dan surat-surat bisa keluar. Tapi dari sini Tuhan melatih kesabaran saya. Dan entah bagaimana, setiap saya mengendarai mobil, saya menjadi lebih sabar dan tidak cepat emosi saat ada kendaraan-kendaraan lain yang bertindak tidak benar. Karakter saya mulai dibentuk.
  • Teman-teman bilang kalau kaki patah dan dioperasi diganti rugi dengan 10 juta sudah sangat baik. Saya seharusnya mengeluarkan lebih banyak dari itu tapi perlindungan Tuhan memang luar biasa. Walaupun sampai sekarang si pak J tidak pernah mengakui kesalahan dia melewati lampu merah dan meminta maaf, tapi saya percaya Tuhan tetap melihat saya dan menunjukkan keadilan-Nya kepada saya dengan hanya mengeluarkan uang 10 juta.

Be blessed!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *