Hari ini saya mendapatkan pelajaran yang berharga setelah diperlakukan dengan tidak adil (menurut saya dan saya rasa yang lain juga berpendapat begitu). Mudah sekali untuk menjelekkan atau menurunkan derajat orang lain yang telah seenaknya menjajah harga diri kita. Kita meminta pembelaan dari mana-mana. Kita merasa di atas mereka saat kia dibela. Tapi podcast dari Andy Stanley boleh mengajarkan saya sesuatu untuk pembaharuan akal budi dan pertumbuhan karakter saya.
Saat Yesus berbicara dengan perempuan Samaria, dia menaikkan derajat perempuan itu. Saat Yesus makan di rumah Zakheus, dia menaikkan derajat Zakheus. Saat Yesus bergaul dengan orang-orang berdosa, dia menaikkan derajat orang-orang berdosa. Saat Yesus disalib, dia menaikkan semua derajat manusia.
Semua harga diri manusia dinaikkan dan diratakan dengan salib Kristus. Jangan pernah menganggap remeh seseorang atau mencap seseorang dengan sebuah cap yang tidak baik. Kita memiliki tingkat harga diri yang sama. Nilai kita sejajar di mata Tuhan.
Saat kita menggunakan firman Tuhan atau kebenaran untuk menyerang atau mengkritik orang lain, itu tidaklah benar. Jangan pernah gunakan perkataan Tuhan untuk menilai orang lain. Nilai semua manusia sama di mata Tuhan. Jika kita perlakukan orang lain yang hidupnya di bawah standar kita dengan tidak baik, kita sedang menginjak-injak salib Tuhan yang sudah menaikkan derajat mereka.
Itulah sebabnya bukan bagian saya untuk meminta pembelaan dari manusia dengan menurunkan derajat orang lain. Pembelaan datangnya dari Tuhan dan itu sudah jauh dari sangat cukup. Sampai di sini saya merasa telah menerima ketidakadilan dan merasa orang lain sangat buruk. Saya akan mulai memandang mereka dengan perspektif di atas kayu salib. Mereka berharga dan saya mengasihi mereka.
Different? Yes. Better? No.
Berbeda ras? Iya. Ras lebih baik? Tidak.
Berbeda agama? Iya. Agama lebih baik? Tidak.
Berbeda pendapat? Iya. Pendapat lebih baik? Tidak.
Berbeda pemikiran? Iya. Pemikiran lebih baik? Tidak.
Be blessed!