Ini pasti pertanyaan untuk banyak orang juga dan termasuk saya. Untungnya saya tidak sedang mengalami sakit gigi. Tapi saya memang ada perawatan gigi yang seharusnya di-crown tapi belum bisa karena terjadi pandemi. Tentunya ketakutan kita saat datang ke dokter gigi adalah betapa riskannya tertular virus Corona yang terbukti menular melalui droplets.
Makanya saya segera membuat konten bersama dokter gigi terpercaya saya, Drg. Priscilia Chietra, yang praktek di Precious Dental Care (Pluit). Dalam percakapan ini saya menemukan bahwa selain droplets, ternyata ada yang namanya resiko aerosol. aerosol adalah semacam partikel kecil berukuran kurang dari 10 mikron. Karena dia kecil dan ringan jadi bisa melayang di udara selama kurang lebih 3 jam.
Praktek dokter gigi sering menggunakan bor atau scaler yang bisa menyebabkan terciptanya aerosol ini. Bisa bayangkan betapa bahayanya kalau sampai aerosol ini masuk ke mulut kita yang terus menganga?
Dari pemerintah sendiri sangat tidak disarankan untuk praktek dokter gigi kecuali memang sangat urgent dan sakitnya benar-benar tidak bisa ditangani bahkan riskan kematian. Jadi biasanya jika ada keluhan sakit, maka pasien ada baiknya menanyakan terlebih dahulu kepada dokter gigi tempat biasa mereka datangi untuk konsultasi online.

Jika memang harus datang, maka dokter gigi mesti mengikuti prosedur menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) level 3. Ini berarti menggunakan hazmat, 3 lapis masker (masker bedah, N95, dan masker bedah lagi), disposeable cap, sarung tangan, sarung sepatu, kacamata, dan face shield di depan kacamata. Juga ada urutan pakai dan lepasnya. Tempat melepas bajunya pun juga tidak boleh sembarangan. Harus di tempat tertentu dan mengikuti aturannya. Ribet sekali dan begah banget pasti itu.
Ditambah lagi pembersihan pada seluruh ruangan (termasuk ruang tunggu), dokter, dan perawat dengan disinfektan. Setiap permukaan harus dibersihkan secara menyeluruh. Oleh karena itu memang hanya khusus buat emergency. Kita bisa mencari tahu dulu praktek dokter gigi yang buka. Jangan langsung tanya. Lebih baik tanyakan dahulu.
Dari pasien sendiri juga diminta menggunakan masker dan akan ada pemeriksaan ekstra seperti temperatur dan diminta mengisi list pertanyaan seputar Covid-19. Orang-orang yang datang pun juga dibatasi. Dari sini pun saya mengambil kesimpulan bahwa kita main sistem percaya dengan prosedur di dokter gigi. Kita tidak pernah tahu apakah memang prosedur itu dilakukan di tempat praktek tersebut. Jadi lebih baik mencari dokter yang benar-benar kita percaya.
Kapan kira-kira bisa kembali normal? Masih menunggu dari PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia). Mereka akan terus memberikan update setiap hari mulai dari prosedur, guidelines, APD, dan informasi-informasi lain seiring dengan banyanya ilmuwan yang mulai mengerti seperti apa virus ini. Prediksi dari Drg. Priscilia sendiri adalah sekitar Juni atau Juli, tapi itu juga mungkin masih dengan APD dan guidelines yang ada.
Semoga keadaan cepat membaik. Vaksin virus segera ditemukan dan keadaan bisa kembali normal ya. Saya pun bisa crown gigi saya. Jadi kalau kita mengalami sakit gigi, cari dokter dimana kita bisa konsultasi online. Banyak ‘kan bisa Google atau aplikasi dimana kita bisa tanya-tanya ke dokter.
Untuk lebih jelasnya, konten saya bersama Drg. Priscilia bisa ditonton di video ini.
Be blessed!