Pengajaran ini sudah saya dengar lama sekali, tepatnya pada 05 November 2006, dibawakan oleh Pdt, Gilbert Lumoindong. Beliau mengajarkan tentang nama-nama Allah yang sebenarnya apabila kita pelajari akan memperluas pengetahuan kita tentang karakter-karakter Allah.

Ayat Bacaan: Mazmur 91

Mazmur 91:2b – Allahku, yang kupercayai.

Dalam bahasa Ibrani, kalimat ini disebut dengan El Evtach.

El merupakan singkatan dari ‘Elohim’ yang berarti God (Allah), sedangkan Evtach berarti Trustworthy (bisa dipercaya). Dengan demikian El Evtach memiliki definisi ‘Allah yang bisa dipercaya’.

Kemudian Pdt. Gilbert menjelaskan maknanya lebih dalam lagi. El Evtach memiliki makna bahwa Allah dapat dipercaya karena memang terbukti dalam segala hal tidak pernah gagal.

Itu berarti Tuhan memang sudah tidak diragukan lagi dalam hal kepercayaan. Kita semua bisa mempercayai itu. Tapi, saya sangat ingat dengan perkataan salah seorang di KKR beberapa bulan yang lalu (ada Hillsong London yang saya ingat, tidak tahu pasti tanggal pastinya) yang mengatakan bahwa Iblis juga percaya kepada Allah. 

trustworthy

Kita percaya pada Tuhan, namun di sisi lain Iblis juga percaya kepada Tuhan. Jadi, yang sebenarnya harus kita jadikan prinsip hidup bukan hanya mempercayai Tuhan, tetapi dapatkah kita dipercaya oleh Tuhan? Bisakah Tuhan mempercayakan pada kita visi atau panggilan-Nya?

Allah bisa dipercayai, bagaimana dengan kita? Ada beberapa sikap yang seharusnya kita miliki untuk bisa menjadi orang yang bisa dipercaya oleh Tuhan:

 1. Champion Mentality (Sikap Pemenang)

Seorang pemenang selalu melatih dirinya dengan displin untuk bisa mencapai tujuannya. Begitu juga dengan kita, kita harus dengan disiplin melatih diri kita untuk hidup benar di dalam firman-Nya. Saat kalah atau gagal, seorang pemenang tidak akan pernah menyerah. Dia akan mencari tahu apa yang membuat dia mengalami kekalahan atau kegagalan itu dan mencari jalan untuk menang.

2. Soldier Mentality (Sikap Tentara)

Seorang tentara tidak mengenal kata ‘mundur’. Dia selalu siap saat diberikan perintah oleh atasannya dan taat sampai mati. Itu berarti kita harus menyerahkan semuanya kepada Tuhan yang adalah atasan kita. Kita harus siap saat Tuhan ingin kita melakukan sesuatu.. Meski kita sedang mengalami pergumulan, kita harus tetap taat sampai mukjizat kemenangan yang luar biasa dinyatakan atas kita.

 

3. Friendship Mentality (Sikap Sahabat)

Dalam persahabatan selalu ada yang namanya ‘give and take’ (memberi dan menerima). Sebenarnya Tuhan tidak pernah membutuhkan doa, pujian, uang, atau apapun dari kita karena kemuliaan dan kuasa-Nya tidak akan pernah berkurang meski kita tidak memberikan semua itu. Tetapi kita memberikan semua itu untuk membuktikan persahabatan kita kepada Tuhan. For God has blessed me, so I will bless Him.

4. Farmer Mentality (Sikap Petani)

Seorang petani selalu memiliki komitmen yang kuat. Dia menabur benih, tapi belum menuai. Dia mencangkul, membajak, menyiram, mengusir hama, memberikan pestisida, dll selama beberapa bulan hingga tiba waktu panen. Tiap hari dia terus bekerja dengan tekun dan tetap pada komitmennya. Begitu juga dengan kita. Meski kita belum mendapatkan mukjizat apapun tapi kita harus tetap bekerja untuk Tuhan, melayani Dia dengan sungguh-sungguh, percaya sepenuhnya, dan selalu berharap kepada-Nya.

So, mau tetap menjadi sama dengan Iblis atau mau berubah menjadi orang yang bisa Tuhan percaya?

Be blessed!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *