Yeah, kami bukanlah sembarang werewolves. Kami bertemu pertama kali saat pergi jalan-jalan ke Belitung. Ada juga sih beberapa yang sudah berteman dari sekolah. Tapi pertemanan ini berubah menjadi sebuah keluarga. Tepat kemarin di saat yang lain merayakan Idul Adha, para werewolves ini berkumpul di markas mereka a.k.a rumah saya berhubung saya ulang tahun minggu kemarinnya.
Yang pertama dilakukan tentu saja makan. Setelah kenyang baru siap-siap untuk membuat surprise ulang tahun dimana kue ayamnya disiapkan di depan saya dan saya harus masuk ke dalam ruang karaoke untuk berpura-pura terkejut dan terharu saat mereka mengetuk pintu.
Mendapat kado juga dari mereka, kaos cameraman (ini berarti harus kerja pegang kamera terus kalau bersama mereka) dan topi dengan warna kesukaan saya, merah. Kenapa dinamakan werewolves? Karena kami selalu bermain werewolves sejak dari Labuan Bajo. Di kapal tidak ada kerjaan makanya kita main begituan. Dalam bermain itu dipenuhi dengan intrik-intrik bahkan pertarungan sengit antara suami istri serta hantu yang sudah dibunuh tapi masih bisa banyak cingcong. Ditambah lagi dengan kekuatan bulan yang siap menghukum. Kemudian ada juga pemain baru yang bermain mata dengan orang tampan (yaitu saya) untuk berjaga-jaga supaya dia tidak ketahuan dan dibunuh oleh para manusia serigala.
Tidak lupa juga karaoke kurang lebih 2 jam sebelum kami makan malam di Wakaka. Kenyang, happy, dan lelah. Inilah Doyan Jalan, berawal dari satu hobi yang sama (ngerti sendiri ‘kan hobi kami?) menjadi sebuah ikatan pertemanan yang aneh tapi nyata.
Be blessed!
Terharuh bacanyaaa
😂😆
Nangis dong hiks haha.