Malam Selasa itu saat pulang dari rapat pertemuan pengurus, saya pulang dengan mobil saya sendirian. Dari keluar parkiran, saya sudah sangat ingin mendengar lagu Hosanna (Hillsong). Saya menyambungkan kabel Aux dari Audio Player ke Blackberry saya dan segera memainkan musik secara acak (shuffle). Musik pertama mengalun dan bukan lagu Hosanna yang saya inginkan. Dengan segera saya menekan tombol shortcut untuk ke lagu selanjutnya dan hasilnya tetap saja sama, bukan lagu Hosanna.
Sambil menyetir berulang kali saya skip lagu-lagu yang bukanlah Hosanna dan tampaknya tidak ada harapan untuk mendengar lagu itu (padahal saya sedang sangat ingin menyanyikan lagu itu). Saya pun mengangkat tangan alias menyerah dan membiarkan lagu lain lewat begitu saja. Perjalanan pulang saya cukup jauh dan untungnya jalanan lancar karena sudah malam. Sekitar dua puluh menitan perjalanan sampai akhirnya hampir tiba di lampu merah terakhir dimana saya akan masuk ke dalam perumahan dengan mengarah ke kanan menyeberangi jalan besar.
Dari kejauhan saya melihat lampu hijau sudah menyala. Saya segera menginjak gas dan melaju cepat supaya bisa melewati lampu hijau tersebut sehinggan cepat pulang. Namun saat sudah sangat dekat tiba-tiba dari sebelah kiri sebuah motor dengan cepatnya menyalib mobil saya dan melewati lampu hijau itu. Saya tersentak dan menginjak rem. Lampu hijau berubah menjadi lampu merah.
Perkataan tidak baik pun keluar begitu saja dari mulut menyaksikan aksi orang tidak jelas itu. Sukacita saya hilang dalam sekejap. Namun baru sebuah kata buruk keluar, saya disadari dengan alunan lagu dari sound mobil saya. “I see the King of Glory… coming on the clouds with fire…” Ya, lagu Hosanna mengalun lirik demi lirik menyaksikan kebesaran Tuhan.
Menit itu juga saya mendapatkan sesuatu yang berarti. Setiap perkara dalam hidup baik itu buruk ataupun tidak, Tuhan sedang mempersiapkan jalan-Nya supaya apa yang kita benar-benar butuhkan bisa tercukupi. Belum saatnya bagi saya mendengarkan alunan “Hosanna, Hosanna, Hosanna in the highest.” Tapi saatnya adalah saat saya terbawa emosi, saat saya tidak bersukacita; saat itu Tuhan memenuhi keinginan saya. Dia memperdengarkan keagungan-Nya melalui lagu itu, pada saat yang tepat itu. Jiwa saya pun ditenangkan dan tanpa pikir panjang, saya minta ampun, mengampuni, dan mendoakan orang yang saya kutuk dengan sepatah kata saja.
Be blessed!