Bagaimana mempertahankan hati kita pada firman? Kita suka tidak punya hati yang terintegrasi karena kita hidup dengan segregasi. Segregasi berarti ada pemisahan-pemisahan. Ada segmen-segmen dalam hidup kita. Ada kehidupan pribadi, bisnis, pekerjaan, keluarga, sex, sosial, dan segmen-segmen lainnya.
Kita bertindak di gereja berbeda dengan di tempat kerja. Hidup yang berintegritas berarti bertindak sama dalam setiap aspek hidup. Kita hidup dalam integritas. Kita harus punya keinginan terlebih dulu untuk hidup di dalam integritas.
Hancur jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu. | Amsal 119:20
Daud rindu hidup di dalam firman. Dia mau menjaga hukum-hukum Tuhan dalam hidupnya.
BAGAIMANA MENGINTEGRASI FIRMAN DALAM HIDUP?
1. DIBANGUN DI ATASNYA
Kita membuat Alkitab fondasi hidup kita. Fondasi menentukan seberapa besar bangunan.
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. | Matius 7:24
Kebenaran tidak pernah berubah. Opini bisa berubah, tapi kebenaran tidak. Jika kita membangun hidup kita di atas batu kebenaran, maka saat badai hidup datang kita tidak akan tertiup. Tapi jika kita membangun hidup di atas pasir, kita mudah hancur.
Kita kadang tidak suka dengan apa yang dikatakan Tuhan, tapi kita tetap mau dibangun di atasnya karena kita percaya Tuhan tidak akan berbohong.
Fondasi yang tidak dapat dipercaya:
Budaya yang populer
Mereka berpikir mereka akan melakukan apa yang orang-orang lakukan. Tapi apa yang populer hari ini tidak akan populer besok. Fondasi ini bisa berubah. Anggap saja dengan acara Oscar. Orang-orang beranggapan bahwa Oscar penting tapi itu tidak benar. Kita bahkan tidak akan ingat siapa yang menang tahun lalu. Satu menit kita pahlawan, satu menit kita kosong (tidak berarti).
Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan. | Keluaran 23:2
Tradisi
Kita melakukannya karena kita selalu melakukannya atau orang tua atau generasi di atas kita melakukannya. Tradisi tidaklah buruk karena kita melakukan itu karena berhasil. Tapi tradisi tdak bertahan selamanya. Tradisi lama kelamaan bisa pudar. Bahkan Yesus sendiri memberitahu ke para pemimpin agama.
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. | Markus 7:8
Pertimbangan yang masuk akal
Kita butuh pertimbangan karena Tuhan sendiri yang memberikan kita kemampuan untuk mempertimbangkan. Tapi pertimbangan kita tidak selalu benar. Kita suka berkata kita selalu mengira ini bla bla bla. Tapi pertimbangan kita tidak selalu benar. Yang terpenting adalah hal benar apa yang harus dilakukan dalam suatu keadaan. Ketika kita selalu melakukan apa yang terlihat masuk akal bagi kita, seringkali berakhir menjadi kesalahan.
Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut. | Amsal 16:25
Emosi
Kebanyakan orang membangun hidupnya di atas perasaan. Mereka melakukan apa yang mereka rasakan benar. Nyatanya perasaan berbohong. Perasaan suka memberitahu kita bahwa segalanya baik padahal tidak dan sebaliknya. Jika sepanjang hidup kita kita dikendalikan perasaan kita maka kita sedang dimanipulasi oleh mood kita. Jika kita melakukan apa yang kita rasakan, kita akan tidur di kasur sepanjang hari setiap hari. Banyak hal yang harus dilakukan karena kita melakukan sesuatu yang kita tidak mau lakukan.
Jika Tuhan mengatakannya maka itu benar. Oleh karena itu bangunlah hidup kita di atasnya walaupun kita menyukainya atau tidak.
2. MEMAKANNYA
Alkitab menggambarkan firman seperti makanan rohani (air, roti, susu, dan daging dari kehidupan rohani). Jadi sama dengan kita membutuhkan makanan untuk kekuatan kita, kita juga membutuhkan makanan rohani untuk kekuatan rohani kita.
Biarlah perkataan Kristus tinggal di dalam kamu dengan melimpah. | Kolose 3:16 (AYT)
Bagaiamana supaya firman tinggal di dalam kita?
- Menerima dengan telinga (mendengar). Datang ke gereja dan dengarkan apa yang dikotbahkan. Dengarkan perkataan yang kita baca. Dengarkan audio pengajaran Kristen.
- Membaca dengan mata.
- Meneliti dengan tangan dan mulut (mempelajari). Ketika kita mempelajari, ada pen di tangan kita. Kita menulis dan membuat catatan. Kita mendokumentasikan pemikiran kita. Kita juga bisa saling memberi makan dalam grup kecil.
- Merefleksikan dengan pikiran. Kita melakukan meditasi, merenungkannya, dan mendiskusikannya dengan diri kita sendiri.
- Mengingat dengan hati. Kita mengingat ayat. Kita hidup darinya.
3. HIDUP DARINYA
Kita menjadikan firman standar hidup kita. Pilihan-pilihan hidup kita ditentukan oleh firman. Bukan hanya kita tahu apa firman-Nya, tapi kita menjadi semakin serupa dengan pengarang firman-Nya.
Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. | Mazmur 119:11
4. BERTUMBUH MELALUINYA
Firman adalah benih dan saat benih ditanam di tanah yang tepat maka akan bertumbuh. Kita harus punya hati yang menerima, tanah yang baik supaya firman bisa bertumbuh.
Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu. | Mazmur 119:18
Kita harus menyingkap mata kita, membuka mata kita supaya bisa menerima firman.
Perumpamaan tentang seorang penabur (Lukas 8:4-15)
8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
8:5 “Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.
8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.
8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru: “Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
8:10 Lalu Ia menjawab: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”
4 tanah bukan mewakili 4 macam orang. Mereka melambangkan 4 sikap kita. Pada satu hari yang sama kita bisa memiliki 4 tanah ini.

4 TANAH
1. Tanah yang keras = Pikiran yang tertutup.
Kita tidak mau mendengarkan apa yang Tuhan katakan tentang hal-hal yang tidak kita suka. Pemikiran kita sempit.
Aksi : Mengolah dan membuka pikiran.
2. Tanah yang dangkal = Pikiran yang tidak dalam.
Kadang kita menyukai firman, tapi kita lupa setelah sampai ke tempat parkir. Kita tidak benar-benar mengambil waktu untuk memikirkannya. Kesibukan adalah penyebab utama yang menghalangi kita hidup dalam firman.
Aksi : Membuat waktu untuk firman Tuhan.
3. Tanah dengan semak = Pikiran yang terisi.
Kita menerima dan membiarkannya di dalam hati kita, tapi kemudian kita membiarkan hal-hal lain memenuhi kita. Kekawatiran, uang, dan hal-hal lainnya mulai mengisi kita sehingga kita tidak bisa melakukan apa-apa dengan firman-Nya. Kita disibukkan dengan banyak hal.
Aksi : Menghilangkan semua pengalihan dalam hidup.
4. Tanah yang baik = Pikiran yang rela.
Kita rela diajar. Kita rendah hati.
Aksi : Bekerja sama dengan perkataan Tuhan.
5. MELAKUKANNYA
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. | Yakobus 1:22
Kita berpikir dengan kita mencatatnya maka kita sudah melakukannya, tidak. Kita harus melakukannya, mempraktekkannya.
Bagaimana supaya bisa melakukan firman?
- Gambarkan. Buat gambaran situasi dalam pikiran saat kita sedang melakukan firman-Nya.
- Perkatakan. Tekankan setiap kata dengan keras.
- Uraikan. Tulis kembali firman dengan kata-kata sendiri.
- Personalisasikan. Ganti nama dalam ayat dengan nama kita.
- Periksakan. Evaluasi apakah kita sudah benar-benar mempraktekkannya.
- Doakan. Doakan kembali ayatnya kepada Tuhan.
6. MEMPERCAYAINYA
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. | Mazmur 119:105
Tuhan tidak akan menuntun kita ke arah yang salah. Teman kita bisa. Teman yang mengasihi kita pun tetap bisa membawa kita ke arah yang salah, tapi Tuhan tidak akan pernah melakukannya. Kita bisa selalu mempercayainya. Jika Dia menyuruh kita untuk berjalan ke sana, maka itulah jalan yang benar.
Saat kita berada dalam gelap, Tuhan yang akan menuntun jalan kita sehingga kita tidak tersandung. Apapun yang kita bingungkan dalam hidup kita, kita sedang berada dalam gelap. Kita telah mematikan lampu. Minta Tuhan tunjukkan jalan. Baca firman-Nya, meditasi, praktekkan kelima cara untuk memakan firman.
Nyatanya pada saat kesibukan dan cobaan datang, kita sering lupa mengintegrasi friman dalam hidup. Kita mulai dikendalikan emosi dan pertimbangan sendiri. Kita mulai melakukan apa yang menurut kita baik, bukan menurut Tuhan baik. Akibatnya pilihan-pilihan hidup kita menjadi salah dan semakin membuat kita menjauh dari Tuhan.
SADAR
Untuk mengatasinya kita harus sadar akan prioritas yang terpenting. Tuhan membentuk kita untuk mengenal dan mengasihi Dia lebih dalam (worship), mengasihi keluarga-Nya (fellowship), mengembangkan karakter sehingga menyerupai Yesus (discipleship), menggunakan talenta untuk memberi nilai bagi orang lain (ministry), dan membawa orang ke surga (evangelism). Itulah kelima hal yang terpenting.
PERBANYAK KEGIATAN DALAM ROH
Kebanyakan yang membuat kita tidak terintegrasi firman adalah masalah daging. Kedagingan kita untuk diterima orang lain, kedagingan untuk menjadi egois, dan sifat-sifat daging lainnya.
Cara memangkas kedagingan bukanlah memfokuskan diri kepada daging tersebut, tapi fokus kepada roh.
Karena roh bertolak belakang dengan daging. Jadi jika mau membuat diri kita menjadi tidak egois atau tidak dikendalikan perasaan dan pikiran atau tidak hidup menurut ekspetasi orang lain, dan sifat daging lainnya; isilah hidup kita dengan roh. Perbanyak aktifitas di dalam roh. Perbanyak baca Alkitab atau dengan kotbah. Bacalah buku rohani. Ikutilah pembelajaran Alkitab. Aktiflah dalam grup kecil. Tambahkan wawasan kita tentang apa yang Tuhan katakan tentang hidup, keluarga, komunitas, pekerjaan, dan lainnya.
Kita tidak akan bisa mengetahui kebenaran jika kita tidak mempelajarinya.
Saat kita memfokuskan diri kita kepada roh, daging itu perlahan akan lenyap.
BUAT BATASAN
Jika keluarga kita membuat kita menjauh dari Tuhan atau keluarga Tuhan atau salah satu dari kelima hal terpenting yang sudah disebutkan di atas, maka kita haru smulai membuat batasan. Saat keluarga kita menghalangi kita untuk bertumbuh dalam komunitas sel, kita harus mulai mengambil tindakan. Bicarakan dan buat jadwal untuk bersama keluarga dan bertumbuh dalam komunitas sel. Jika keluarga ingin kita menghabiskan waktu bersama mereka, habiskan waktu bersama mereka tapi jangan sampai kita meninggalkan ibadah.
Jika pekerjaan kita membuat kita menjauh dari Tuhan, kita harus membuat batasan. Jika kita sudah bekerja lebih dari batas yang ditentukan sehingga kita tidak ada waktu untuk ibadah atau bertumbuh dalam komsel, kita bisa mulai bicarakan kepada atasan kita. Minta hikmat yang terbaik dari Tuhan apa yang harus kita lakukan. Dan apabila kita harus kehilangan pekerjaan itu karena kita lebih memilih untuk memprioritaskan yang terpenting, percaya janji Tuhan. Jika kita mencari kerajaan Tuhan dulu, maka semua akan ditambahkan. Tuhan tidak bisa berbohong. Itu janji-Nya. Percaya janjinya.
Mulai buat batasan, buang hal-hal yang mengalihkan hidup kita dari Tuhan, dan percaya pada janji-janji Tuhan.
BERTINDAK
Yang terakhir kita harus bertindak. Setelah membuat batasan, lakukan itu. Perasaan dan pertimbangan mungkin akan menguasai kita. Tapi tetap bertindak. Lakukan saja di dalam iman. Saat kita sedang tidak mau ke gereja atau komsel, pergi saja. Perasaan itu akan datang dengan sendirinya di saat kita mau bertindak.
Jangan ikuti perasaan, tapi biarkan perasaan yang mengikuti kita.
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. | Mazmur 119:105