Kamis lalu tepatnya 26 Januari 2016 sekitar setengah 11 malam saya terpesona dengan dua mas-mas yang begitu charming menjambret tas saya. Uhuy! Begini kronologisnya:

Sekitar setengah delapanan Hanson tampan tiba di gereja untuk latihan nyanyi persembahan Dewasa Muda yang keren banget. Jam delapanan Hanson tampan yang kelaparan dan beberapa anak DM pergi nongkrong ke Warung Wakaka di Muara Karang. Kita haha hihi bersama sambil ngamil Indomie goreng 5 porsi plus sate 100pcs dan lainnya (ga penting banget kasih detilnya).

img_4693

Setengah 10-an nongol dua makhluk lagi julius dan Yanto yang join. Selesai makan saat Hanson tampan dan Julius mau nyebrang untuk ke mobil (tepat di depan Wakaka), menurut pengakuan Julius dia baru saja ngomong, “Ini kenapa motor jalannya pelan-pelan.” dan si mas yang duduk di bangku penumpang ini memegang tas yang saya tenteng dari sebelah kiri (posisi Julius di sebelah kiri saya).

img_4692
Foto Menjelang Dijambret

Pikiran saya lagi blank dan fokus dengan beberapa hal (nyebrang dan mendengarkan Julius). Sepertinya saya berpikir kalau yang memegang adalah teman saya. tapi ternyata bukan, perlahan pegangan saya pun melemah dan si mas ini berhasil mendapatkan tas saya.

Lucunya saya dan Julius cuma saling melihat dan lah lah lah bareng. Si Julius masih sempat tanya isinya apa dan saya sendiri kayak orang bloon diam saja (menurut penelitian lebih lanjut ternyata saya sedang berada dalam fase syok). Kami hanya terpesona memandang kepergian dua mas-mas ini. Beberapa orang sempat ngejar tapi tidak berhasil ditemukan.

Alhasil dompet Bottega, iPad Pro, isi dompet, dan uang baru yang hari itu ditukar dari bank lenyap. Voila!

Cukup merepotkan tentunya untuk beberapa hari ke depan karena harus mengurus ini itu (sampai sekarang masih belum kelar). Tapi dari kejadian ini ternyata saya mampu mempraktekkan apa yang saya dapat dan bagi dalam Dewasa Muda satu bulan itu (Januari).


Ada waktu untuk mendapatkan, ada waktu untuk kehilangan (musim kehidupan). Benar sekali dan yang terpenting kita menanyakan beberapa pertanyaan seperti apa yang saya pelajari, apakah saya menikmati, dan apa yang terpenting.

Yang saya pelajari? Mengucap syukurlah dalam segala hal, bukan untuk segala hal. Saya tidak berterima kasih atas aksi tidak benar penjambretan ini. Tentunya ini bukan kehendak Tuhan. Kejadian ini terjadi karena pilihan buruk si dua mas-mas ini. Saya hanya kena damprat saja. Tapi saya mengucap syukur karena dalam kejadian ini, saya tetap tidak berkekurangan dan Tuhan pasti akan memberikan yang lebih baik dari kehilangan saya.

Apakah saya menikmatinya? Bisa dikatakan iya. Dari kejadian itu terlihat kesatuan Dewasa Muda yang tidak pulang dulu. Mereka tetap bersama saya dan menunjukkan apa arti dari terhubung pada komunitas dimana salah satunya adalah kami berduka bersama. Bayangkan kita baru bersuka haha hoho sambil makan, tapi selang beberapa saat kami berduka bersama. Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Kita yang memilih untuk merasa bahagia atau tidak dan saya memutuskan untuk tetap bersukacita dalam situasi tersebut.

Apa yang terpenting? Tentunya adalah hubungan. hubungan saya dengan Tuhan dan komunitas. Saya belajar menaruh kepercayaan kepada Tuhan. Semua milik Tuhan dan saya hanya dipinjamkan segalanya selama hidup saya di dunia ini. Jika kita menaruh rasa aman dan kepercayaan kita pada sesuatu yang bisa hilang, dijamin hidup ktia akan hancur. Kita menaruh rasa aman kita pada harta, saat harta itu hilang kita akan frustasi. Kita menaruh rasa aman pada kekasih atau pasangan, saat pasangan itu meninggalkan kita kita akan stress tujuh keliling. Tapi saat kita menaruh rasa aman pada Tuhan yang tidak akan pernah bisa diambil dari kita, kita tidak akan pernah kecewa.

Be blessed!

2 thoughts on “Kena Jambret”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *