Alam memang memiliki misterinya sendiri dan saya serta geng Doyan Jalan kali ini berkesempatan untuk menyaksikan api biru yang ada hanya 2 di dunia. Api biru ini hanya bisa ditemukan di kawah gunung Ijen (Indonesia) dan Iceland. Tentunya saya tidak ke Iceland karena di negara tercinta saya sudah ada, untuk apa jauh-jauh ke Iceland? Setubuh?

Gunung Ijen ini berada di Banyuwangi dan ini memang sudah menjadi destinasi turis lokal serta internasional. Untuk bisa menyaksikan api biru ini, kita harus berangkat pagi-pagi buta. Kit adiperbolehkan mendaki pada jam 1 pagi dan api biru ini hanya bisa dilihat sampai sekitar jam 4. Jarak dari awal pendakian sampai ke sana kurang lebih 3 km dan membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 2 setengah jam.

Pendakian ini tidak seperti pendakian yang selama ini Doyan Jalan hadapi. Tanjakannya luar biasa menguras tenaga. Saya sarankan untuk yang tidak kuat bisa menggunakan taxi alias gerobak seharga 650,000 IDR pulang pergi. Jangan pikirkan mahalnya, tapi pikirkan orang yang menarik kita ke atas. Dibutuhkan 3 orang untuk menarik gerobak ini saat ada tanjakan. Hitung-hitung bantu mereka. Kalau perlu bayar lebih! Jangan kayak orang susah!

IMG_20180924_024917

Di kilometer kedua kita akan menemukan tempat peristirahatan dimana kita bisa nge-teh atau nge-popmie. Ke toilet juga bisa tapi tidak disarankan buang air besar karena air yang terbatas. Saya sampai tidak jadi buang air besar karena diberitahu bapake haha.

Beberapa tanjakan lagi dari tempat peristirahatan dan sampailah saya di jalan yang datar. Kemudian mulailah saya dan geng turun ke kawahnya. Jalan turun memang tidak terlalu melelahkan tapi tetap harus berhati-hati karena agak licin dan banyak batu. Turunnya pun mesti antri karena banyak pendatang yang turun ke bawah juga. Dibutuhkan guide supaya kita tidak salah turun atau bisa ngekor tim lain.

Semakin ke bawah, bau belerang semakin menyengat. Pakai masker untuk lebih aman karena salah satu teman saya sampai pusing mencium bau belerangnya. Akhirnya kelap kelip biru dai balik asap belerang mulai tampak. Api biru yang merupakan pembakaran dari belerang yang sangat panas muncul ke permukaan memberikan pemandangan api biru yang tidak akan pernah saya lupakan.

Di kawah Ijen, kita juga bisa melihat pekerja-pekerja penambang sulfur yang patut diberikan apresiasi. Setiap hari mereka akan bolak balik membawa keranjang di bahu mereka. Mereka turun ke bawah, menambang sulfur, memasukkan hasil tambang mereka ke keranjang, dan kembali ke atas. Mereka sampai berada di sangat dekat dengan danau yang terus diserang asap yang membuat mata saya menangis dan baunya sangat tidak mengenakkan.

Saat berjalan turun, saya sempat bertanya dengan salah satu penambang. Penambang tersebut mengatakan bahwa 1 kg sulfur akan dihargai 1,250 IDR dan mereka rata-rata bisa mengangkut maksimal 90 kg sekali jalan. Mereka hanya sanggup bolak balik sebanyak dua kali. Itu berart penghasilan mereka dalam sehari hanya 200,000-an IDR, Itu juga kalau kuat 2 kali jalan. Sedangkan kita di kota sangat mudah menghabiskan 100,000 IDR. Masih mau boros?

Pekerja ini bisa dikatakan membahayakan nyawa mereka. Karena setiap hari menghirup belerang sangatlah tidak sehat. Belum lagi perjalanan bolak balik yang benar-benar melelahkan dan membutuhkan keadaan tubuh yang fit. Di atas kita bisa membeli belerang dari mereka. Ada yang sudah mereka pahat menjadi bentuk yang lucu. Saran saya beli saja untuk membantu mereka walaupun pada akhirnya belerang ini akan ditahan di bandara (tidak boleh masuk pesawat).

Saat berjalan ke atas dari kawah, kita akan melihat danau Ijen yang bewarna toska sembari matahari yang mulai terbit. Puas-puasinlah foto di sini.

Buat yang mau ke puncak juga boleh kalau masih kuat. Tapi saya tidak ke sana karena siangnya harus sudah ke bandara untuk pulang. Beberapa teman saya tidak ikut ke kawah dan memilih ke puncak untuk menyaksikan sunrise. Di atas tentunya spot foto lebih banyak, namun api biru tidak akan terlalu kelihatan jelas dari sana.

Dalam perjalanan kembali, kita juga bisa melihat gunung-gunung yang dekat dengan Ijen. Ada Merapi, Raung, Suket, dan Rante. Kalau lelah, kita juga bisa sewa gerobak untuk turun. Kita bisa nego dengan mereka. Teman saya ada yang nego dapat 50,000 IDR saat turun. Tapi sekali lagi, bantu-bantulah mereka haha.

Saya termasuk orang yang beruntung karena mendapat cuaca yang baik sehingga bisa menyaksikan fenomena alam yang, mungkin jika Ijen meletus lagi, akan kehilangan api biru ini. Beberapa teman dan saudara yang datang tidak berhasil melihat api biru ini karena cuaca yang tidak baik. Kalau tidak beruntung mungkin kalian bisa melihat api biru yang ada di dapur kalian? Kompor?



Be blessed!

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *