Beberapa hari yang lalu saya mulai membaca sebuah buku berjudul ‘Pemburu Tuhan’ oleh Tommy Tenney. Satu bab pertama menceritakan kejadian luar biasa yang dialami Tommy saat melayani berturut-turut di sebuah gereja.

Orang-orang lapar dan haus akan Tuhan, begitu juga Tommy. Hadirat Tuhan dinyatakan di tempat itu dan banyak orang bertobat dan dibaptis. Bahkan hadirat Tuhan menyebar sampai ke luar gereja. Orang-orang yang melewati daerah sana merasakan sesuatu dan entah bagaimana mereka masuk ke dalam gereja itu dan hadirat Tuhan langsung melingkupi mereka. Kejadian ini berlangsung saat ibadah Minggu pagi jam 8.30 dan baru berhenti pada Senin siang. Silakan beli bukunya kalau mau membaca detilnya.

1787-3367-thickbox

Kebenaran Selasa kemarin saya sudah mempersiapkan bahan untuk sharing di Dewasa Muda tentang Bagaimana Memberitahu Tuhan Kita Mengasihi Dia. Selasa kemarin saya kerja seperti biasa dan saya sudah cukup siap untuk membagikan pengajaran itu. Saat perjalanan pulang saya mulai mengingat-ingat kembali apa yang akan saya bagikan. Sambil mendengarkan kotbah Rick Warren, tiba-tiba Roh Kudus menyatakan diri-Nya kepada saya. Hati saya mulai merasakan sesuatu yang indah dan saya mulai menangis.

Yang saya rasakan adalah betapa besarnya kasih Tuhan kepada saya dan bagaimana saya tidak membalasnya. Mungkin di mulut saya suka mengaku kalau saya mengasihi Dia, tapi itu bukanlah dari segenap hati dan jiwa. Saya mulai mengintropeksi diri bagaimana saya sering lupa berdoa atau mendengarkan suara Dia.

Dan saya diingatkan dari buku ‘Pemburu Tuhan’ tentang bagaimana kita sering dibuai dengan ritual dan hal-hal dunia sehingga saat kita datang kepada Tuhan, kita hanya mencari kebenaran bukan pewahyuan Tuhan.

theologythursday3Kebenaran adalah di mana Tuhan dari dahulu telah berada di sana. Sedangkan wahyu adalah di mana Tuhan sekarang sedang berada. Kebenaran adalah jejak-jejak kaki Tuhan.

Sebagian besar manusia berbahagia dapat mengenal di mana Tuhan pernah berada tetapi pemburu Tuhan tidak puas hanya mempelajari jalan-Nya, kebenaran-Nya. Mereka ingin mengenal Dia. Mereka ingin mengetahui di mana Ia sedang berada dan apa yang sedang dikerjakan-Nya sekarang ini.

Kita mungkin rajib berdoa, membaca Alkitab, ke gereja, dan pelayanan. Kita merasa kita sudah cukup mengasihi Tuhan dengan itu, tapi mengasihi Tuhan masuk ke dalam tingkat yang lebih dalam. Kita harus mengenal Tuhan untuk bisa benar-benar mengasihi Dia. Kita harus benar-benar mengalami Tuhan untuk mengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Mengasihi Tuhan berarti kita tidak mau berhenti berhubungan dengan Tuhan. Hanya Dia yang ada di hati dan pikiran kita. Lupakan semua ritual, kewajiban, atau tata cata berdoa. Datang saja kepada Tuhan.

bible-sunset-3

Kita suka menyanyikan aku cinta Yesus atau lebih baik satu hari di pelataran Tuhan daripada 1,000 hari di tempat lain. Benarkah begitu? Sepuluh menit berdoa atau menyanyi saja kita sudah bosan atau mengantuk. Seorang pemburu Tuhan pasti tahu bagaimana rasanya lebih menikmati 1 hari bersama Tuhan daripada 1,000 hari di tempat lain.

Saya merasakan sesuatu yang rapuh dalam diri saya pada perjalanan pulang kerja karena selama ini saya terpaku dengan ritual ibadah dan pelayanan serta tanggung jawab di gereja sampai-sampai saya lupa tentang mengalami Tuhan. Saya sibuk menyiapkan bahan sharing setiap minggu dan itu hanya membuat saya lebih mengenal kebenaran Tuhan. Saya lupa dengan wahyu Tuhan.

Saya hanya mencari jejak Tuhan yang sudah berada di sana, tapi saya lupa mencari dimana Tuhan berada.

Tuhan menegur saya dengan lembut dan saya tidak bisa menahan tangis di sepanjang perjalanan. Saya tetap berusaha menyetir dan merenungkan kehidupan saya. Yang saya benar-benar butuhkan hanyalah kasih Kristus. Kasih itu yang sanggup mengubah kehidupan saya. Kasih itu yang sanggup membuat saya hidup di dalam kemenangan. Kasih Tuhan lebih dari cukup. Selama ini saya tidak benar-benar mengasihi Tuhan. Saya tidak berusaha mengenal dan mengaami Tuhan.

Iblis selalu bersiasat supaya kita disibukkan bukan hanya dengan hal-hal duniawi, tapi juga dengan hal-hal yang baik. Tapi yang baik bukanlah yang terbaik. Hal-hal baik mampu memakan waktu kita sehingga kita melupakan Tuhan. Pelayanan dan persekutuan serta ritual gereja memang baik, tapi apakah kita benar-benar mencari pribadi Tuhan? Hal-hal baik bisa mengenyangkan kita sehingga kita tidak lapar lagi akan Tuhan.

Sore kemarin tepatnya Selasa, 14 Februari 2017 (ironisnya tepat pada hari Valentine), saya mengambil komitmen untuk menjadi seorang pemburu Tuhan. Di dalam perjalanan itu mungkin saya akan tetap jatuh bangun, tapi melalui tulisan ini saya mau mengingatkan diri saya tentang komitmen saya dan bagaimana Roh Kudus sendiri yang menghajar saya dengan lembut.

Malamnya saya harus menyaksikan itu kepada setiap Dewasa Muda yang hadir dan walaupun malam itu menjadi agak mellow, tapi saya senang karena setidaknya saya bisa membagikan isi hati Tuhan.

 

Be blessed!

4 thoughts on “Memburu Tuhan”
  1. saya sangat rindu untuk menjadi pribadi yang haus dan lapar akan DIA
    ttp semakin sy berjanji, semakin.saya ingkari…
    saya merasa rapuh dg kerohanian sya..
    saya merasa kering..
    namun sy org yg sombong rohani..
    TOLONG DOAKAN sya..
    betapa sy ingin.ada Terobosan dasyat atas manusia roh sy, agar sy blh mjd pribadi yg nyata2 setia dan mhasilkan buah roh yg sguh2 nyata

  2. Shalom, saya sangat diberkati dengan sharing ini. Saya sempat membaca beberapa bab awal buku ini yang saya pinjam semasa sekolah. saya sangat rindu untuk membacanya kembali untuk meneguhkan iman saya (namun nampaknya sudah tidak dicetak kembali saat ini, sangat sulit mendapatkannya). Seandaikannya saya dapat meminjam/membeli/mendapat copy dari buku ini mohon menghubungi kontak saya di email karen.ptrcia@gmail. Terimakasih byk ko, Tuhan Yesus memberkati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *