Happy new year, all! Share sedikit tentang apa yang saya alami di tahun baru kemarin. Tanggal 30 saya berangkat ke acara gathering gereja di Grand Pesona, Sukabumi. Sampai di sana sudah jam makan siang. Setelah makan, saya berenang dan bermain voli sambil menunggu teman-teman yang lain yang naik bus. Tangan sudah sakit karena sudah lama tidak main voli tapi karena teman-teman baru datang juga mau main, lanjut mainlah saya.
Malamnya kami bermain kartu sampai jam 11-an dan saya lanjut ke kamar anak-anak Youth yang sedang mengobrol konspirasi a.k.a omongan berbobot yang diselingi dengan omongan tidak berbobot. Akibat konspirasi inilah, saya baru tidur jam 2-an. Keesokan harinya gemporlah saya, ngantuk pol. Dilanjutkan dengan ibadah pagi dan game yang terkena terik matahari, tangan saya sudah pegal-pegal akibat bermain voli kemarin dan ditambah terbakar matahari, maka nyot-nyotlah kedua tangan saya. Oh ya di ibadah pagi ini salah satu Dewasa Muda bersaksi tentang kehidupan dia yang pelan-pelan diubahkan saat mulai masuk dalam komunitas gereja. Namanya Felix. Dia yang dulunya angkuh dan merasa tidak butuh orang lain, sekarang mengerti tentang artinya komunitas.
Saya sempat tidur sekitar 2 jam setelah game. Kemudian saya hanya dengan mengenakan tanktop putih dan sweater tipis pergi melihat yang lain bermain voli. Tadinya saya sudah tidak mau main game lagi. Tapi karena ada 1 orang yang mau main dan membuat kedua tim tidak pas, akhirnya saya mengiyakan. Karena sayang dengan jaket saya (takut kotor), saya pun bermain dengan tanktop saja. Selama bermain setiap saya kebagian bola, saya selalu teriak karena sakit sekali kedua tangan saya ditambah nyot-nyotnya.
Akibatnya malam itu saya tepar. Saya minum obat dan tidur. Padahal itu adalah malam tahun baru. Saya tidak ikut ibadah malam itu. Padahal malam itu ada kejadian tidak terduga di ibadah saat satu orang bernama ko Achian bersaksi tentang sukacita yang dia dapatkan saat berani melangkah ikut dalam fellowship Dewasa Muda Natal kemarin. Saya sempat dicari-cari dan semua Dewasa Muda diminta maju. Saya bersyukur kalau ada dampak baik yang bisa saya bagikan untuk yang lain.
Saya dibangunkan pada saat bbq sekitar jam 10-an. Saya datang ke lapangan dan masih meriang. Leher saya di-kiap (semacam dicubit biar anginnya keluar) dan dikerok. Malam itu saya merasa mendingan. Saya tidak makan bbq dan hanya minum 3 gelas jahe hangat. Malam tahun baru dilewati dengan pelepasan lampion dan berdoa bersama serta menyaksikan petasan dan meniup terompet. Sampai jam 1 baru saya tidur.
Sekitar setengah 6 saya terbangun dan merasa sangat tidak enak badan. Saya diare alias mencret-mencret dan keluar untuk mencari obat. Untungnya ada salah satu teman saya yang sudah bangun dan menyediakan berbagai macam obat. Saya minum obat dan tidur sebentar di kamar dia. Setelah itu saya ikut ibadah pagi. Selama ibadah saya berkeringat dingin dan mual. Tapi ada sukacita yang saya dapatkan dalam ibadah itu. Apalagi ada dua dari Dewasa Muda yang bersaksi tentang kehidupan mereka.
Namun apa daya akibat nasi uduk yang saya sarap pagi itu (padahal cuma beberapa sendok), saya harus muntah. Sampai malam kemarin saya masih diare walaupun sudah tidak terlalu meriang. Saat saya menulis ini, saya masih lemas tapi puji Tuhan sudah membaik dan bisa kerja kembali.
Jadi begitulah awal tahun baru saya, dilewati dengan mencret dan meriang namun ada beberapa pencapaian yang sudah berhasil saya dapatkan selama tahun 2017. Untuk 2018? The best is yet to come!
Be blessed!