Allah membentuk setiap makhluk hidup di dunia dengan bidang keahlian khusus. Ada binatang yang bisa berlari cepat, terbang, melompat, menggali, berenang, dan masih banyak keahlian lainnya. Setiap ciptaan-Nya memiliki peran dan tujuan masing-masing. Kita, sebagai manusia, juga diciptakan secara unik dan tiada duanya.
Untuk mengenali apa keahlian kita atau potensi dalam diri kita, kita perlu belajar kelima hal berikut.
1. KARUNIA-KARUNIA ROHANI
Orang yang tidak mempunyai Roh Allah tidak dapat menerima apa yang dinyatakan oleh Roh itu.
Karunia roh tidak kita terima sebagai upah kerja kita.
Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. | Efesus 4:7
Ada rupa-rupa karunia yang disebut dalam Alkitab.
Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. | 1 Korintus 12:10
Allah menyukai keragaman dan Dia ingin kita untuk menjadi khusus atau spesial. Jadi tidak mungkin manusia menerima semua karunia. Jika kita memiliki semuanya maka kita tidak akan membutuhkan orang lain dan ini ajan meruntuhkan salah satu tuhuan Allah yaitu supaya kita belajar saling mengasihi dan saling bergantung.
Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. | 1 Korintus 12:7
Ketika kita menggunakan karunia kita bersama-sama, kita memperoleh manfaat. Jika salah satu dari kita tidak menggunakan karunia kita, maka akan ada yang dirugikan.
Sebuah karunia yang tidak terungkap, tidak akan ada artinya.
Dua masalah umum yang sering ada dalam gereja tentang karunia adalah kecemburuan karunia dan proyeksi karunia. Kecemburuan karunia adalah saat kita menginginkan kaunia orang lain padahal kita sendiri memiliki karunia yang diperlukan juga. Proyeksi karunia adalah di saat kita menginginkan orang lain untuk memiliki karunia yang kita mau dia miliki.
Perlu diketahui bahwa setelah karunia-karunia kita terungkap dan dikembangkan maka kita menjadi satu langkah lebih dekat untuk nenemukan kehendak Allah bagi pelayanan kita.
2. HATI
Hati kita mewakili segala sumber segala motivasi kita yaitu apa yang paling kita suka kerjakan dan yang paling kita pedulikan.
Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu. | Amsal 27:19
Hati kita menentukan mengapa kita mengatakan hal-hal yang kita katakan. Hati kita menentukan mengapa kita merasakan seperti yang kita rasakan. Hati kita menentukan mengapa kita bertindak seperti yang kita lakukan.
Kata lain untuk hati ialah hasrat. Ada beberapa hal yang terhadapnya kita berhasrat dan beberapa hal lain yang kurang kita perhatikan. Ini menunjukkan sifat hati kita. Hasrat itu berasal daripada Allah. Hasrat inilah yang menunjukkan maksud Allah dalam kita melayani Dia. Jadi kita harus pertimbangkan dengan benar bagaimana hasrat kita bisa dipakai untuk kemuliaan Allah.
Bagaimana kita bisa tahu bahwa kita melayani Allah dari hati kita?
1. Antusiasme
Ketika kita suka melakukan apa yang dari hati kita, kita tidak perlu orang memotivasi atau menantang kita. Kita akan melakukannya dengan sendiri.
2. Keefektifan
Ketika kita senang dengan apa yang kita lakukan, kita akan melakukannya dengan baik bahkan sampai yang terbaik.
3. KEMAMPUAN-KEMAMPUAN
Ada bermacam-macam karunia dari Roh Allah, tetapi semuanya diberi oleh Roh yang satu…. Ada bermacam-macam pekerjaan untuk melayani Tuhan. | 1 Korintus 12:4-5
Kemampuan kita merupakan bakat alami yang ada bersama kita sejak kita dilahirkan. Semua kemampuan kita berasal dari Allah. Bahkan kemampuan-kemampuan yang digunakan untuk berdosa juga merupakan pemberian Allah, hanya saja kemampuan itu disalahgunakan.
Salah satu alasan umum orang yang tidak mau melayani adalah “Aku tidak memiliki kemampuan apapun untuk diberikan”. Perlu kita sadari bahwa manusia memiliki puluhan bahkan ratusan kemampuan yang Allah berikan. Bahkan peneliti (manusia) menunjukkan bahwa manusia rata-rata memiliki 500-700 kemampuan dan keterampilan yang berbeda.
Setiap kemampuan bisa dipakai untuk kemuliaan Allah. Paulus berkata:
Apa saja yang kamu lakukan, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. | 1 Korintus 10:31 (AYT)
Ada bermacam-macam kemampuan untuk melayani jemaat Allah, tetapi Allah yang memberikan kemampuan itu hanya satu. | 1 Korintus 12:6 (BSD)
Apa saja yang mampu kita kerjakan, Allah ingin kita kerjakan. Kita merupakan satu-satunya manusia di dunia yang bisa memakai kemampuan-kemampuan kita. Tidak ada orang lain yang bisa memainkan peran kita. Tidak ada orang lain yang seunik kita. Allah tidak menyia-nyiakan kemampuan-kemampuan. Dia mencocokkan panggilan kita dengan kemampuan kita.
Petrus berkata:
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah. | 1 Petrus 4:10
4. KEPRIBADIAN
Keunikan kita merupakan sebuah fakta ilmiah dari kehidupan. Belum pernah ada dan tidak akan pernah ada satu orang yang sama persis dengan kita. Dia menciptakan kita masing-masing dengan suatu kombinasi sifat-sifat kepribadian yang unik. Ada manusia yang introvert, ekstrovert, suka rutinitas, suka variasi, pemikir, perasa, suka kerja sendiri, atau suka kerja dalam tim. Pada umumnya ada 4 kepribadian yang bisa kita tes yaitu koleris, melankolis, sanguin, dan plegmatis.
Allah tidak ragu untuk memakai kepribadian mana saja. Petrus adalah seorang sanguin. Paulus adalah seorang koleris. Yeremia adalah seorang melankolis.
Tidak ada temperamen yang benar dan salah untuk pelayanan.
Semuanya dibutuhkan untuk menyeimbangkan gereja dan memberi rasa padanya. Kepribadian kita akan mempengaruhi bagaimana dan dimana kita menggunakan karunia dan kemampuan kita. Bila kita melayani dengan cara yang sesuai dengan kepribadian yang Allah berikan, kita akan mengalami kepenuhan, kepuasan, dan menghasilkan buah yang baik.
5. PENGALAMAN
Allah mengijinkan pengalaman-pengalaman dalam kehidupan kita. Tujuannya adalah untuk membentuk kita.
Kita perlu menguji 6 jenis pengalaman dari masa lalu untuk melayani Allah.
- Keluarga. Apa yang kita pelajari ketika bertumbuh dalam keluarga?
- Pendidikan. Pelajaran apa yang kita suka di sekolah?
- Pekerjaan. Pekerjaan apa yang paling kita nikmati dan efektif?
- Rohani. Kapan kita paling merasa berarti saat bersama Allah?
- Pelayanan. Bagaimana kita melayani Allah pada masa lalu?
- Menyakitkan. Pelajaran apa yang kita ambil dari masalah, luka hati, dan penderitaan pencobaan?
Pengalaman yang menyakitkan inilah yang paling Allah pakai untuk mempersiapkan kita bagi pelayanan.
Allah tidak pernah membiarkan suatu luka hati terjadi tanpa suatu tujuan.
Bahkan pelayanan terbesar kita kemungkinan besar berasal dari luka hati terbesar kita.
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. | 2 Korintus 1:3-4
Agar Allah memakai pengalama-pengalaman kita yang menyakitkan, kita harus bersedia menceritakan dan mengakuinya kepada Allah. Kita juga harus berhenti menutup-nutupi dan mulai mengakui kesalahan, kegagalan, dan ketakutan kita kepada orang lain sama seperti Paulus yang menuliskan masa-masa kesulitan dan tekanan yang dia alami.
Jangan sia-siakan penderitaan kita, gunakanlah itu untuk menolong orang lain.