Sabtu kemarin tepatnya tanggal 15 Desember 2018, saya berkesampatan untuk menjadi sukarelawan dalam acara yang diselenggarakan oleh Elyon Foundation. Acara ini merupakan baksos dimana saya beserta satu orang lainnya akan ditugaskan untuk menjaga 5 sampai 6 anak bermain dan belajar di Kidzania.
Sekilas tentang Elyon Foundation ini ternyata sudah beberapa kali mengadakan acara baksos dan memang dikhususkan kepada anak-anak karena visinya yang adalah “Empowering the Great Minds of the Future”. Jadi bersama Elyon Foundation, kami mendukung anak-anak untuk menggapai mimpi dan cita-cita mereka di masa depan.
Tadinya saya sudah tidak mendapatkan slot untuk acara ini, tapi beberapa hari sebelum hari H saya diinfokan ada slot kosong. Saya yang tadinya sudah ada acarapun mengutamakan baksos ini karena saya terpanggil untuk terlibat.
Ada dua teman saya yang ikut juga, Mega (yang mengajak saya) dan Nerissa. Malam sebelum hari H saya sempat bercanda dengan Mega bahwa saya tidak perlu membawa ransel atau pen atau stiker karena pasangan saya pasti sudah membawanya. Mega segera mem-post di Instagram Storynya supaya jangan sampai satu kelompok dengan saya.
Hari H pun tiba dan memang saya harus bangun pagi untuk tiba di Pacific Place. Kemudia senjata Mega makan nyonya sendiri. Dia sekelompok dengan saya. Padahal dari pihak Elyon Foundation sama sekali tidak tahu bahwa kami saling mengenal. Beruntung sekali Mega ini. Kami mendapatkan 6 anak perempuan : Rara, Meymey, Icha, Jihan, dan si kembar Anizah dan Azizah.
Ini adalah baru pertama kalinya kami ke Kidzania dan memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Anak-anak akan mendapatkan cek untuk dicairkan di bank. Uang ini bisa digunakan untuk membuat SIM, naik mobil atau motor atau angkutan umum seperti bus dan taxi, dan juga membeli souvenir.
Kemudian ada banyak pekerjaan yang bisa dicoba oleh anak-anak seperti pilot, pemadam kebakaran, polisi, artis, penyanyi, pembuat indomie, kasir, dokter gigi, pembuat pizza, pembuat coklat, dan masih banyak lagi. Selesai bekerja, anak-anak juga akan menerima gaji mereka berupa uang. Namun orang dewasa tidak diperbolehkan masuk bersama anak-anak untuk bermain. Jadi sebagian besar kami hanya menunggu di luar.
Ada dua pilihan yang bisa dilakukan pertama kali terutama kalau ramai. Kita bisa langsung mencoba pekerjaan yang sangat disukai anak-anak terlebih dahulu atau mencoba pekerjaan yang biasanya akan mengantri (pemadam kebakaran, polisi, dokter, dan pembuat indomie kalau dalam kasus saya kemarin). Alternatif lainnya adalah mengecek kesehatan dan membuat SIM terlebih dahulu supaya lebih mudah jika mau mengendarai mobil atau motor tapi dalam kasus saya kemarin sepertinya makan waktu karena anak-anak juga tidak sempat mengendarai motor atau mobil. Tapi mereka senang mendapat SIM.
Pengalaman ini sangat menarik bagi saya karena saya merasa seperti orang tua mereka. Harus menunggu dan menjaga mereka terus. Ada kejadian dimana mereka berlari mengejar maling yang kabur dan saya ikut berlari bersama satu ibu-ibu yang ikut mengejar karena takut anaknya hilang. Bukannya anak-anak yang lelah, malah saya yang ngos-ngosan. Saya dan teman saya juga sibuk memotong-motong nugget dan ayam untuk makan siang anak-anak supaya lebih cepat makannya pada saat anak-anak mencoba salah satu pekerjaan.
Anak-anak memiliki mimpi yang besar dan mereka belum memikirkan kesulitan-kesulitan apa yang ada di depan mereka. Saya mengenang kembali masa kecil saya dan rasanya saya sendiri sudah melupakan apa cita-cita saya sewaktu masih kecil. Tapi saya bersyukur dengan keadaan saya sekarang dan saya terus bergerak dan bertumbuh untuk bisa memenuhi tujuan di dalam hidup saya.
Doa saya untuk keenam anak-anak saya kemarin adalah semoga mereka tetap ceria dan hidup di jalan yang benar. Saya pasti akan terlibat kembali jika ada acara dari Elyon Foundation dan kita pasti akan bertemu kembali, anak-anakku haha. Teruslah bercita-cita dan tidak ada yang mustahil di dunia ini. Kalian bisa!
Be blessed!