Semalam di Dewasa Muda kami menonton film Miracles From Heaven, sebuah film yang diangkat dari kisah nyata keluarga Beam dimana putri kedua, Annabel, menderita sakit yang tidak ada obatnya menjadi sembuh setelah jatuh dari ketinggian 30 kaki dengan kepala lebih dulu. Trailernya bisa dilihat di pengumuman gereja minggu ini.
Ada beberapa pelajaran yang didapatkan dari sharing semalam.
Tuhan selalu ada walaupun kita merasa Dia tidak ada. Tuhan selalu setia walaupun kita tidak setia.
Di sini mau saya tambahkan bahwa saat kita merasa Tuhan jauh, sebenarnya siapa yang menjauh? Tuhan atau kita? Tuhan tidak akan pernah menjauhi kita tapi terkadang kita menjadi kurang beriman dan sibuk dengan segala hal yang memakan waktu kita sehingga kita menjauh dari Tuhan.
Manusia tidak dapat menyelami pekerjaan Tuhan.
Dalam kisah di film ini, Anna yang sudah sakit seakan-akan sudah jatuh tertimpa tangga pula saat jatuh dari atas pohon. Keluarga Beam mungkin merasa ini tidak adil, tapi ternyata Tuhan malah memakai cara itu untuk menyembuhkan Anna.
Tetap beriman.
Bagaimanapun keadaan kita entah itu baik atau buruk tetaplah percaya bahwa semuanya akan baik-baik saja di tangan Tuhan. Tidak seperti Christy, ibu dari Anna yang selalu memikirkan dan mengkhawatirkan segala hal. Kevin, kepala keluarga Beam, selalu tenang dan mengatakan bahwa akan ada solusinya selama mereka tidak kehilangan iman mereka.
Apapun kekhawatiran kita, serahkan kepada Tuhan. Bagaimanapun juga perspektif Tuhan atas masalah kita jauh lebih besar dari perspektif kita dan orang lain. Tuhan bisa melihat akhir dari masalah kita.
Mujizat ada dimana-dimana.
Inilah yang paling saya suka. Mujizat ada di setiap hal kecil yang terjadi dalam hidup kita.
Mujizat adalah kebaikan. Mujizat adalah kasih. Mujizat adalah Tuhan.
Kebaikan sekecil apapun yang kita terima dari orang lain. Itu adalah mujizat. Dalam film ini, banyak mujizat-mujizat kecil yang terlewatkan oleh Christy. Seorang teman yang ikut berduka dengannya. Seorang pelayan resto yang minta cuti supaya bisa menemani Christy dan Anna jalan-jalan ke akuarium dimana Anna sangat ingin pergi ke akuarium. Seorang petugas di bandara yang memberikan tiket manual kepada Kevin dan kedua putri lainnya saat setiap kartu kredit Kevin ditolak. Seorang resepsionis yang tergerak hatinya untuk bertanya langsung kepada dokter yang sangat sulit ditemui supaya mau memberikan waktunya untuk Christy dan Anna. Semua itu adalah mujizat kecil.
Jangan pernah menganggap remeh hal-hal kecil karena di situlah mujizat-mujizat Tuhan dinyatakan.
Anna juga menjadi mujizat kepada anak perempuan yang baru dia kenal di rumah sakit yang terkena kanker. Teman barunya tidak takut mati lagi dan percaya kepada Yesus. Pada awalanya ayah dari anak perempuan ini tidak suka saat Anna membagikan Yesus kepada anaknya. Tetapi anaknya kemudian meninggal dan ayah ini malah menjadi percaya kepada iman Anna dan Christy.
Itulah sebabnya kenapa judulnya ‘Miracles’ bukan ‘Miracle’ karena mujizat yang besar yaitu kesembuhan Anna memang terjadi, tapi ada mujizat-mujizat kecil yang sudah Tuhan nyatakan terlebih dahulu. Jangan lewatkan mujizat-mujizat kecil itu. Mujizat adalah kasih. Saat kita memberikan kasih terhadap orang lain, itu sama dengan kita memberikan mujizat ke dalam hidup orang tersebut. Itu sama dengan kita menyatakan Tuhan dalam hidup orang tersebut.
Tuhan memiliki rencana dalam hidup kita.
Saat Anna jatuh dari pohon, dia bersaksi bahwa dia berada di surga dan duduk di pangkuan Yesus dan tidak mau pergi dari surga. Tapi Yesus berkata bahwa saat itu bukan waktunya. Tuhan masih memiliki rencana-rencana untuk Anna yang tidak akan bisa dia genapi jika dia berada di surga.
Perkataan itu adalah perkataan untuk kita semua. Kita semua yang percaya memang akan menuju ke surga, tapi Tuhan memiliki rencana-rencana yang harus kita genapi selama kita hidup. Pertanyaannya apakah kita mengetahui rencana-rencana Tuhan tersebut?
Saya akan membantu memberikan lima tujuan yang bisa kita pegang selam kita hidup.
- Worship. Kita hidup untuk mengenal dan mengasihi Tuhan lebih lagi.
- Fellowship. Kita hidup bersekutu di dalam komunitas yang benar yaitu keluarga Allah karena pada akhirnya kita semualah yang akan mendiami surga.
- Discipleship. Kita hanya membawa karakter dan talenta kita ke surga. Jadi bertumbuh di dalam karakter sehingga menyerupai karakter Kristus adalah salah satu tujuan kita di dunia. Christy dalam film yang ditegur oleh teman-teman gerejanya langsung tidak mau ke gereja. Bukankah ini kebanyakan kasus di dalam gereja? Kepahitan dan meninggalkan gereja. Tapi Tuhan mau karakter kita dibentuk. Manusia menajamkan manusia. Christy pada akhirnya mau mengampuni dan karakter dia menjadi serupa dengan Yesus yang maha pengampun.
- Ministry. Tuhan akan meminta pertanggunganjawaban atas apa setiap talenta yang sudah dia percayakan kepada kita. Apakah kita menggunakannya untuk melayani Tuhan dan sesama?
- Evangelism. Kita harus membawa banyak orang kepada Kristus. Kita harus memberitakan Injil kepada orang lain.
Jennifer Gardner yang memerankan karakter Christy Beam menghabiskan banyak waktu dengan keluarga Beam untuk bisa mendalami perannya. Dia begitu terinspirasi dengan Christy sebagai gambaran seorang ibu sampai-sampai dia memutuskan untuk kembali ke gereja. Dan diikuti juga oleh anak-anaknya.
Tuhan mengawasi setiap jalan kita. Dia merencakan semuanya sampai ke hal-hal terkecil dalam hidup kita. Pekalah terhadap mujizat-mujizat kecil itu. Catat dan ingat terus perbuatan Tuhan.
Saat dalam kegelapan, jangan pernah lupakan apa yang sudah Tuhan lakukan di dalam terang.
Be blessed!