Berikut kejadian yang terjadi di hari ketiga Labuan Bajo setelah semalam menginap di hotel dan semalamnya lagi di dalam kapal dari sudut pandang orang tampan (a.k.a you know-lah).
Bangun pagi-pagi hanya untuk mendapatkan time-lapse sunrise yang gagal total akibat kapal yang bergerak dan belok beberapa kali. Akhirnya mandi di pagi hari yang membawa dampak mabok laut saat perjalanan menuju pulau Padar dimana anginnya cukup kencang sehingga kapal gonjang ganjeng. Saya hanya menyantap sedikit sekali karena mual. Salah satu kru mengatakan bahwa jangan mandi di pagi hari karena akan membuat kita mabuk laut. Mungkin jadi masuk angin karena itu?
Pulau Padar adalah pulau yang paling terkenal di Labuan Bajo. Padar adalah pulau yang terletak di antara pulau Komodo dan pulau Rinca yang dulunya juga didiami oleh komodo tapi sayangnya sekarang sudah punah. Pendakian harus dilakukan sekitar 20 menit untuk bisa menyaksikan keindahan yang tidak pernah bisa kita bayangkan. Jalannya agak licin jadi disarankan menggunakan sepatu yang nyaman dan bawa minuman.
Sesampainya di atas kita akan dimanjakan dengan lapangan pemandangan yang terbentang luas. Kita bisa menyaksikan setiap cabang dari pulau menjalar ke setiap ujung dengan timbunan pasir pada setiap pinggiran pantai. Sangat luar biasa.
Untuk bisa foto di spot yang bagus sudah pasti harus mengantri foto kalau sedang banyak pendatang. Tapi para pendatang kebanyakan sangat ramah dan mau toleransi untuk gantian berfoto. Saya juga sempat meminjam sebuah bendera dari pendatang lain untuk bisa bergaya nasionalis di foto (asek!).
Sekembalinya dari pulau Padar, kami berangkat menuju pantai pink yang tidak terlalu jauh dan kami bersiap-siap untuk snorkeling. Kenapa dinamakan pantai Pink? Karena betangan pasir yang disertai terumbu bewarna merah yang disertai pantulan cahaya dari matahari membuat pantai tersebut bewarna pink. Di sana kami bisa melihat kehidupan di bawah air. Tidak terlalu banyak bulu babi di sana dan bisa ditemukan karang dan jenis-jenis ikan walaupun tidak sebanyak nanti saat di pulau Kanawa.
Setelah puas snorkeling, kami kembali ke kapal dan sempat melompat dari atas kapal dimana ini adalah satu hal yang kudu dilakukan dari kapal haha.
Mulai sore, kami kembali melakukan snorkeling, kali ini di pulau Taka Makassar.Di Taka Makassar ini saya dan beberapa teman langsung hajar nyemplung dari kapal dan snorkeling ke pantainya. Awalnya tidak ada apa-apa karena lautnya cukup dalam, tapi semakin dekat dengan pantai semakin banyak karang dan di sini lebih bagus. Namun yang cukup mengerikan, jarak karang di bawah air sangat dekat. Saya sempat kaget saat memasukkan muka ke laut dan karang sudah ada di depan mata. Alhasil hanya bisa mengepak-ngepakkan kaki dengan pelan sambil mencari jalan yang tidak terlalu banyak karang.
Setelah berfoto-foto di pantai, kami beristirahat sejenak di kapal. Kemudian kami juga sempat melihat penyu dua kali dan juga lumba-lumba. Sayang tidak sempat nyemplung untuk menangkap videonya.
Sampai di Gili Lawa, kembali kami melakukan snorkeling. Tapi kali ini ada beberapa yang tidak ikut. Jadi saya dan 4 orang snorkeling di Gili Lawa Laut sementara yang lain memutuskan untuk mendaki ke pulau Gili Lawa Darat untuk menyaksikan sunset. Di Gili Lawa Laut lebih indah dan ada banyak binatang laut. Bahkan guide kami berhasil menemukan gurita. Gurita ini bisa menyamar menjadi warna karang dan waktu saya mau lihat, dia sudah bersembunyi di dalam lubang karang. Ada juga karang biru seperti di Lombok dan juga ikan badut atau lebih dikenal dengan Nemo.
Kemudian kami kembali ke kapal dengan bergelantungan pada tali sekoci sambil ditarik kembali ke kapal. Ini lucu dan nanti pasti akan ada videonya sambil kita kembali bernyanyi Tanah Airku. Saya ikut snorkeling karena besok pagi-pagi buta kami akan ke Gili Lawa Darat lagi untuk melihat sunrise. Penasaran seperti apa sunrise-nya? Bersambung cus.
Be blessed!
[…] ketinggalan juga Bukti Moko dimana kita bisa berfoto-foto di hutan pinus sambil menyaksikan pemandangan bintang-bintang dan kota Bandung dari puncak […]