Ketika orang-orang dan sosial media asyik mengungkapkan kesedihan mereka akan dipidananya gubernur Jakarta, Ahok, untuk dua tahun karena penistaan agama; saya hanya bisa memberikan satu sudut pandang lain dan semoga berkenan.
Sedih, galau, marah, kesal, atau emosi negatif lainnya kita rasakan. Memang wajar. Kita menyalahkan hukum RI yang terlihat tidak adil. RIP Indonesia? Oh really? Banyak ketidakadilan yang terjadi dan ini sudah terjadi sekian lama. Ini suatu harapan baru. Dulu kita diam saja saat terjadi ketidakadilan, tapi sekarang kita berani menyatakan secara blak-blakan. Ada perubahan baru terjadi. Ada harapan baru.
Pertanyaannya apakah yang akan kita lakukan selanjutnya? Kita bisa tetap sedih, galau, marah, dan kesal; atau kita bisa melakukan sesuatu untuk memperlihatkan bahwa dimulai dari kita sendiri, kita bisa hidup di dalam kebenaran dan keadilan. Kemana perginya papan-papan bunga yang bejibun itu? Daripada memberi papan bunga, lebih baik kita memberi jaminan supaya Ahok bebas? Mungkin tidak semudah itu tapi hanya pemikiran orang awam saja.
Saya rasa dari kejadian ini mata kita mulai terbuka. Kita menjadi mau bertindak atas ketidakadilan. Kita rindu akan kebenaran dan kemajuan atas kota Jakarta, atas negara Indonesia. Kita mulai berharap terjadinya perubahan yang baik. Kita mulai berdoa dan menangis untuk bangsa kita. Kita mulai bersatu. Sekali lagi pertanyaannya apakah kita hanya akan cuma berteori semata ataukah kita akan melakukan tindakan yang bisa dimulai dari diri kita sendiri?
Berhenti bersungut-sungut! Buat perubahan itu. Jangan bergantung pada pemimpin saja. Pemimpin masuk penjara, bukan berarti kita juga masuk penjara. Jadilah warga negara yang lebih baik. Jadilah manusia yang lebih baik. Berhenti bersedih. Indonesia tidak sedang istirahat dalam damai. Tapi Indonesia sedang bangkit dan selalu ingat bahwa pengharapan selalu ada asalkan kita tidak berhenti percaya dan bertindak. Think positive, guys!
Be blessed!
loph u pul dhaaa