By Hanson Tjung Pada suatu hari seorang anggota gereja mengikuti Ibadah Umum dimana yang berkotbah adalah pendeta dari luar negeri. Gayanya menarik, suaranya jelas dan berkarisma, serta isi kotbah yang padat dan benar-benar menjadi berkat untuk anggota jemaat itu.
Anggota itu memperhatikan pengumuman dan gereja dan alangskah senangnya dia saat mengetahui pendeta itu masih akan kotbah di sana minggu depan. Dia sangat senang dan bertekad untuk tidak menyia-yiakan kesempatan untuk mendengarkan pendeta itu berkotbah lagi.
Minggu depannya dia kembali datang pada Ibadah Umum dan mendengarkan kotbah pendeta itu. Pendeta itu berkotbah masih dengan berkarisma serta isi kotbah yang padat, tapi anggota ini tidak merasakan apa-apa untuk kerohaniannya.
Selesai ibadah anggota itu mendekati pendeta tersebut dan menanyakan hal tersebut. Pendeta itu dengan tenang dan serius memberitahunya, “Minggu lalu saudara datang untuk Tuhan, tapi minggu ini saudara datang untuk saya. Minggu lalu saudara untuk menyembah Tuhan, tapi minggu ini saudara datang untuk menjunjung saya. Minggu lalu saudara datang untk mendengar suara Tuhan, tapi minggu ini saudara datang untuk mendengar suara saya.”
Motif kitalah yang menyebabkan kita mendapatkan berkat atau tidak.