Kebiasaan Mana Yang Baik Dan Tidak?
Hati-hati dengan tipu muslihat sebuah kebiasaan. mungkin dalam jangka pendek, kebiasaan itu bisa sangat efektif (alkohol, narkoba, sex, dan lainnya). Namun semakin lama akan semakin berbahaya.
For God is creative, so do I
Hati-hati dengan tipu muslihat sebuah kebiasaan. mungkin dalam jangka pendek, kebiasaan itu bisa sangat efektif (alkohol, narkoba, sex, dan lainnya). Namun semakin lama akan semakin berbahaya.
Leon menemukan arti keluarga di dalam sebuah organisasi dimana dia dilatih menjadi seorang pembunuh bayaran. Bahkan dia bisa membunuh secara gratis, wow!
Saya di sini tidak membela gubernur atau menyalahkan siapa-siapa, tapi kembali lagi the power of internet ini begitu besarnya sampai bisa membuat kita terhasut dan menyebarkan kebencian kepada yang lain. Lalu jika kita mulai membenci gubernur kita kemudian bentrok dengan para pembelanya, apa yang akan terjadi?
Angga saja saya berkata bahwa prioritas saya adalah memiliki tubuh berotot. Tapi mengangkat beban saja malasnya bukan main. Menyentuh dumbell saja sulit, kakak. Itu berarti saya tidak benar-benar menginginkan tubuh berotot.
Hal ini terjadi bertubi-tubi. Saya melewatkan berlari, beribadah di hari Minggu, berolahraga, mengurangi media sosial, membaca, menulis, dan lainnya. Akibatnya krisis identitas langsung datang bak badai (asek bahasanya) dan saya merasakan kegagalan.
Orang lain malas membuat video dan mengedit. Mereka menganggap itu PR untuk mereka. Tapi saya senang membuat sebuah konten. Saat yang lain malas membaca, saya senang belajar hal-hal baru dari sebuah buku.
Kita mungkin mau uang lebih banyak, tapi identitas kita adalah seseorang yang suka menghabiskan. Kita mungkin mau badan yang atletis, tapi identitas kita adalah seseorang yang suka makan dan malas berolahraga.
Orang yang menang dan kalah dalam sebuah pertandingan sama-sama mau menang. Orang yang sukses dan tidak sukses berbagi tujuan yang sama. Oleh karena itu tujuan bukanlah penyebab seseorang bisa menang dan berhasil.