Aloha, are you ready to have a fun holiday with me? Tanggal 30 Juni 2017 terbanglah saya dan geng ke Lombok International Airport dan kami makan pertama di Ayam Taliwang Irama. Ayamnya biasa saja tapi yang enak adalah ikan nilanya. Bumbunya meresap nyos dan ikannya tidak amis. Kemudian butuh sekitar 1 setengah jam untuk tiba di pelabuhan Tanjung Nara. Di sana kami sudah sepaket dengan tur dan menyeberang dengan speed boat ke pulau yang sudah pasti sering kita dengar, Gili Trawangan.

Perjalanan ke Gili Trawangan tidak terlalu lama sekitar 15-20 menit dengan menggunakan speedboat. Sampai di sana, tidak ada yang namanya kendaraan menggunakan BBM. Yang ada hanyalah domo (semacam andong), sepeda, dan motor listrik. Sampai di pelabuhan Gili Trawangan sudah banyak tempat-tempat nongkrong bervariatif dan tempat penyewaan sepeda.

Lombok & Bali 550

Ada dua pilihan tempat tinggal yang bisa disesuaikan di sana. Yang pertama jika kita mau tempat yang sepi jauh dari keramaian, kita bisa memilih villa atau resort di ujung-ujung pulau seperti yang saya tempati Villas Edenia cocok bagi mereka yang sedang berbulan madu. Tempat privasi sekali dengan kamar mandi terbuka di belakang dan kolam renang mini di depan yang cocok buat pasangan muda yang masih “hot”.

Dekat dari sana bisa ke Ombak Sunset untuk menikmati matahari terbenam serta berfoto-foto ditemani makanan atau minuman. Jangan lupa untuk mengambil time-lapse sunset di sini. Saya mendapat ide ini dari bule yang meneriaki saya saat saya hampir menyenggol hp yang dia gunakan untuk time-lapse (thank you, bule). Jangan lupa untuk foto-foto di ayunan yang ada di pinggir pantai karena itu adalah icon dari Gili Trawangan.

Ada juga tempat makan Lepirate dimana bisa bermain voli pantai dan ada tempat tidur semacam swing putih untuk bersantai (tapi hanya disediakan sedikit jadi belum tentu bisa dapat). Ketidakuntungan dari pilihan ini adalah sulitnya untuk ke pusat keramaian yang terdapat di dekat pelabuhan. Dibutuhkan sekitar 20 menit untuk sampai ke pusat keramaian dengan menggunakan sepeda. Itu juga kalau sudah malam agak gelap sulit untuk melihat. Jika mau menggunakan domo maka siap-siap mengocek 150,000 IDR untuk ke dekat pelabuhan dan untuk kembalinya lagi. Jika ingin menyewa sepeda, lebih baik menyewa yang ada kunci sepedanya untuk mencegah hilang atau tertukar dengan turis yang lain. FYI teman saya pernah kehilangan sepeda di sana dan harus mengganti 2,500,000 IDR.

Lombok & Bali 43
Mau Dibonceng?

Pilihan kedua adalah tinggal di dekat pelabuhan. Di sana banyak bar, tempat makan, dan bahkan party untuk menghabiskan malam di sana. Ada juga pasar malam dan tempat-tempat makan unik. Yang saya nikmati pada malam kedua adalah Scallywags. Tempat makan ini sangat ramai dan bisa menikmati hidangan di pinggir pantai. Ada BBQ dan makanan ala carte serta free salad. Yang perlu diketahui adalah udang gala di sini sangat mahal. Minimal pembelian 4 ekor udang dan harga semuanya 430,000 IDR. Untuk monster ribs dan cumi harga standar kurang lebih 100,000 IDR. Makan di sini harus siap menunggu lama. Untungnya diberikan free salad sehingga bisa ngamil sambil menunggu dan mengobrol dengan menikmati bir atau pemandangan pantai di malam hari. Ada juga gelato yang bisa dibeli di sana.

Lombok & Bali 554
Siap Snorkeling

Hari kedua paginya tentu saja perlu dihabiskan untuk menikmati pemandangan di dalam air. Snorkeling dan diving bisa menjadi pilihan tapi karena saya tidak punya cukup waktu dan teman untuk diving, snorkeling menjadi pilihan saya dan teman-teman. Kami menggunakan slowboat (kata pemandunya) yang digunakan untuk menyeberang pulau serta menjelajahi pulau-pulau Gili di sekitar. Speedboat hanya untuk menyeberang antara Lombok dan Gili Trawangan saja.

Spot snorkeling pertama dibawa ke dekat Gili Meno dimana kita bisa melihat karang biru dan bisa berselfie di bawah laut dengan sepeda dan patung yang sengaja dibuat di bawah laut. Pastikan membawa gopro atau apapun yang bisa mengambil foto di dalam air. Kemudian di Gili Meno, kami dibawa ke danau air asin yang ada di sana dan bisa berfoto di atas rakit.Gili Meno adalah pulau tersepi di antara ketiga pulau Gili terkenal ini dimana terkenal sebagai tempat untuk berbulan madu. Di sana kita juga bisa menikmati kelapa yang rasanya agak aneh (ada rasa sodanya).

Setelah itu kami snorkeling di dekat Gili Air untuk memberi makan ikan. Di sana terkenal dengan nama Fish Garden dimana banyak ikan. Jadi pastikan membawa roti atau biskiuit untuk didekati ikan-ikan nakal. Di Gili Air juga cukup ramai. Banyak tempat makan di sana. Kita lunch di Villa Karang dimana ayam taliwang dan gulai ayamnya agak berbeda. Lebih baik memesan pizzanya. Pizza Hawaiian-nya lumayan oke.

Hari ketiga dihabiskan di Lombok dan kebetulan waktu itu sedang ada upacara lebaran dimana semua orang berdatangan ke pantai Senggigi dan tempat-tempat wisata lainnya. Jadi dipastikan ramai dan agak macet (biasa tidak pernah macet). Saya tidak nyaman dengan keramaian di pantai Kuta Lombok dan Tanjung Aan jadi tidak menghabiskan waktu lama di sana. Pastikan datang ke sana pada saat tidak ada acara apa-apa untuk menikmati pantai yang sepi. Di Tanjung Aan juga ada Bukit Merese untuk melihat pemandangan dan berfoto-foto. Pasir di Tanjung Aan putih sekali dan ada pulau Batu Payung yang terlihat seperti payung terbalik. Pulau itu pernah dipakai untuk syuting Jarum Super tapi saya tidak tahu iklan yang mana dan butuh kapal untuk menyeberang ke pulau itu. Pantai Kuta Lombok cukup terkenal di sana selain Pantai Senggigi (kita tidak ke sana karena itu spot paling ramai pada momen kemarin). Di sananya pasirnya bercampur dengan butiran merica yang bisa kita lihat langsung.

Selain pulau ada juga tempat pembuatan kendi dan berbagai souvenir dimana kita diperlihatkan kendi maling. Pada jaman dulu belum ada kulkas dan tidak ada air dingin. Uniknya air yang dimasukkan ke kendi maling ini (dimasukkan dari bawah) bisa membuat air di dalamnya menjadi dingin saat dibiarkan beberapa lama. Saya memegang kendinya sendiri dan memang dingin.

Kemudian pada hari keempat kami dibawa ke Pura Linggar yang adalah pusat perang ketupat. Di pura itu orang beragama Hindu dan Islam bisa beribadah. Ada kolam untuk memohon sesuatu dengan cara membelakangi kolam tersebut dan melemparkan koin. Di kolam itu juga biasanya nampak ikan Moa yang adalah sejenis belut dengan panjang sepaha. Katanya jika ada yang bisa melihat ikan moa ini akan mendapat rejeki. Kami berusaha memancing ikan ini dengan membeli telur asin dan dibantu pawang untuk memancingnya keluar. Sayangnya di kolam tidak berhasil jadi kami dibawa ke sebuah saluran air dan di sana sempat keluar sesaat. Saya tidak melihatnya tapi teman saya melihatnya. Padahal ikan ini lewat tepat di depan saya. Mungkinkah saya melewatkan rejeki di depan mata saya? Eng ing eng!

Lombok & Bali 251
Pura Linggar

Di Pura Linggar juga ada aliran air yang langsung turun dari gunung yang dipercaya bisa membawa kesehatan dan awet muda. Minum sedikit dari air itu dan mencuci muka lumayan untuk menyegearkan kulit dan dahaga. Terakhir kami melewati Narmada Park dimana itu adalah bekas tempat peristirahat raja. Dulunya raja setahun sekali ke Gunung Rinjani untuk memberikan tumbal binatang tapi karena dia sudah tua jadi dia membuattempat yang sama seperti di Rinjani. Yang mengurus tumbal ke Gunung Rinjani adalah anak buahnya. Ada juga rumah ada suku Sasak yang adalah suku asli orang Lombok tapi saya tidak mendatanginya karena sudah waktunya ke bandara.

Saran saya saat ke Lombok lebih baik sewa mobil dengan sopir tanpa tur karena kita bisa memilih sendiri tempat-tempat yang kita mau dan lebih enak memilih kuliner khas di sana. Sayang saya tidak mencoba sate bulayak dan sate rembige yang terkenal di sana. Terbatasnya mengikut tur membuat sulit untuk memilih rute dan tempat makan apa yang kita inginkan. Ada teman yang asli Lombok rekomen tempat makan lesehan yang enak di 2M daerah Suranadi tapi saya tidak ke sana. Saya hanya makan di Tepi Sawah yang lumayan enak. Daerah Lombok tidak terlalu sulit untuk dijelajahi. Ada Bukit Sembalun dan pantai Pink (jalan ke sana agak berat dan sulit) yang katanya bagus.

Tapi overall, petualangan di Lombok agak berbeda dan membuka wawasan baru tentang budaya lain. Kalau diajak ke sana lagi saya pasti mau tapi saya tidak mau ke Gili Trawangan lagi. Saya lebih memilih untuk pergi menjelahjahi tempat-tempat lain di Lombok yang belum pernah saya datangi dan katanya di bagiah bawah atau selatan ada pulau-pulau Gili lainnya yang masih sepi dan tidak kalah bagus. Mungkin next time saya akan ke sana, ajak-ajak ya yang mau ke sana!

Be blessed!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *