Rabu kemarin saya diminta untuk syuting Talk Show teman saya, Ruby Herman, bersama dengan seorang aristek internasional, Alex Bayu. Proyek bersama Ruby ini sebenarnya sudah dilakukan hampir setiap Rabu. Saya sudah men-schedule-kan syuting ini.
Namun 2 hari sebelumnya, seorang teman yang lain mengingatkan bahwa Rabu kemarin jadi syuting untuk event Astra dan jamnya ternyata bentrok. Di sinilah letak dilema saya.
Syuting bersama Ruby lebih complicated karena menggunakan 2 kamera dan mesti editing juga. Sedangkan untuk event, saya hanya diminta sebagai video di hari H tanpa editing dan hanya 1 camera. Bayaran untuk event juga lebih besar daripada Talk Show.
Namun saya tetap memilih untuk membantu Ruby karena memang selalu berjuang bersama dia dari awal sebagai pembuat konten dan juga sudah kenal dengan orang-orang di tempat dia bekerja, Permata Hijau Suites (PHS).
Saya tidak mengatakan pilihan saya ini lebih baik, tapi saya bersyukur karena pilihan saya membawa kepada banyak pelajaran dari Talk Show antara Ruby dan Alex Bayu. Saya belajar tentang perjalanan hidup seorang Alex Bayu dan bagaimana cara dia berpikir.
Alex Bayu adalah seorang yang kreatif dan penuh dengan pengetahuan. Mengobrol dengannya sangat menguras otak namun menginspirasi. ada beberapa bagian yang ingin saya sanggah seperti saat dia menjelaskan jeleknya seorang milenial adalah inginnya serba cepat dan instan. Tapi saya simpan karena dia galak jadinya saya hanya bertanya lagi kebaikannya apa haha. Jawaban dari dia ya milenial itu sangat kreatif uhuy.

Apa yang saya pelajari ini akan saya bagikan di hari Rabu, pantengin ya hehe. Lebih dari itu, ternyata Talk Show dengan Alex Bayu ini adalah proyek yang sangat menegangkan bagi Ruby dan tim dari PHS, mungkin karena sifat keras dan perfeksionis dari Alex Bayu? Jadi kami melewati ini bersama dan ada cerita yang bisa kami bagikan saat bertemu.
Selesai syuting, saya dan Ruby diajak oleh tim PHS (bu Ivonne yang kece dan Tomy) makan siang di M Bloc Space. Sebut saja katro dan anak pinggiran atauutara jadi baru pertama kali saya ke sana dan wow, keren ya design jadul vintagenya. Terima kasihbuat Glenn Fredly yang menyarankan untuk membangun tempat ini. Ada bekas pabrik pembuatan uang juga yang sekarang menjadi tempat makan.

Di sana kita juga saling berbagi pikiran dan bercanda tawa. Saya makin mengenal pribadi dari bu Ivonne dan Tomy yang menyenangkan. Dari sini saya menemukan bahwa terkadang memang pilihan yang harus diambil tidak mesti yang selalu lebih mendatangkan cuan atau untung. Namun relasi dan ilmu juga seharusnya menjadi bagian dari pilihan kita. Ada yang mau menyanggah?
Be blessed.
Aesthetic sekali tempatnya 🙂