Pernah tidak kalian menilai seseorang seperti ini tapi kenyataannya dia tidak seburuk yang kita kira. Banyak orang mengira saya orang yang sombong, padahal… jauh lebih sombong, bercanda.

Mungkin sudah banyak dari kita yang sering mendengar kata self-awareness atau kesadaran diri. 

Photo by Thiago Matos on Pexels.com

Diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), self awareness berarti kesadaran seseorang atas keadaan dirinya sendiri. Dengan kata lain, kesadaran diri adalah kemampuan seseorang dalam memahami perasaan, pikiran, serta evaluasi diri sendiri. Hal tersebut akan membantu kita dalam memahami kekuatan, dorongan, kelemahan, dan nilai yang ada dalam diri sendiri dan orang lain.

Namun, seberapa kenal kita pada diri sendiri?


Kesadaran diri memiliki berbagai manfaat yang positif untuk diri kita. Misalnya membantu  membuat kita lebih tenang ketika menghadapi masa kritis, karena kita berfokus pada dalam diri sehingga menenangkan pikiran, dan meredakan stress.

Self awareness juga dapat membantu individu bekerja lebih cerdas dan efisien, karena kita memahami kekuatan dan kelemahan diri kita sendiri.

Bahkan penelitian dari psikolog Daniel Goleman menunjukkan bahwa self awareness memiliki peran yang sangat penting untuk semua tingkat kesuksesan.

Walaupun demikian, kita tidak bisa mendapatkan kesadaran diri dengan belajar  psikologi. Dibutuhkan pemahaman mendalam tentang diri sendiri baik di masa lalu maupun di saat ini. Pengalaman membentuk cara kita melihat dunia. Jadi, kita harus merenungkan bagaimana dunia telah membentuk kita.

Berikut adalah tiga cara yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran diri.


1. PAHAMI MASA LALU

Professor dari Northwestern University mengatakan bahwa kisah-kisah kehidupan yang telah kita lewati tidak hanya membentuk kepribadian, namun itu adalah kepribadian kita. Bagaimana kita memahami kisah hidup, dapat membantu kita dalam membingkai  atau menyusun tindakan untuk saat ini dan masa depan.

Seberapa sering kita sadar bahwa masalah hidup yang pernah dihadapi dapat menentukan tingkat kesadaran diri kita. Berikut beberapa pertanyaan yang dapat kita jawab untuk lebih mengenal kisah hidup yang pernah dilewati:

A. Jika melihat balik kisah awal kehidupan kita; orang, peristiwa, dan pengalaman apa yang memiliki pengaruh terbesar dalam membentuk kepribadian kita sekarang?

B. Dalam pengalaman apa kita menemukan hasrat terbesar untuk memimpin?

2. BIASAKAN MELAKUKAN REFLEKSI DIRI

Selanjutnya, kita harus mengembangkan praktik harian dengan menyisihkan setidaknya dua puluh menit untuk merenungkan hidup.

Latihan ini memungkinkan kita untuk fokus pada hal-hal penting dalam hidup, bukan hanya yang sedang berlangsung.

Refleksi memiliki banyak bentuk. Ada yang dengan menulis jurnal, ada yang berdoa, dan ada yang berjalan-jalan atau jogging. 

Temukan cara ternyaman kalian untuk melakukan refleksi diri, dan lakukan hal tersebut secara rutin setiap harinya.


3. MINTA PENDAPAT JUJUR ORANG LAIN

Kita semua memiliki sifat yang dilihat orang lain, tetapi tidak dapat dilihat oleh diri kita sendiri. Kita menyebutnya “titik buta”. Kita dapat mengatasi kelemahan ini dengan menerima umpan balik yang jujur ​​dari orang yang kita percaya.

Menerima umpan balik itu sulit. Terkadang ego kita sulit menerimanya. Namun kita harus belajar untuk menurunkan ego dan menerima pendapat orang lain untuk dapat  menyadari titik buta dalam diri.

Selain itu kita juga bisa tahu apa kelebihan kita sehingga dapat menggunakannya untuk lebih bertumbuh.

Menjadi sadar diri tidak akan terjadi dalam sehari. Sebaliknya, dibutuhkan refleksi, introspeksi, dan percakapan yang sulit. Semuanya membutuhkan waktu.

Saat kita mengikuti ketiga praktik ini, kita akan merasa lebih nyaman bersikap terbuka, transparan, dan bahkan tidak menjadi rentan ketika berhadapan dengan masalah sehingga kita dapat menjadi pribadi yang positif, kreatif, dan produktif. Selamat mencoba!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *