Tidak dipungkiri bahwa dalam menjalani kehidupan ini, uang adalah salah satu bagian yang tidak akan pernah terpisahkan. Kemanapun kita pergi, pasti akan mengeluarkan uang baik secara langsung atau tidak. Bensin, transportasi, makan, minum, jajan, atau belanja misalnya. Menghabiskan waktu di rumah pun juga menghabiskan uang seperti biaya listrik, langganan internet dan tv kabel, dan lainnya.
Semua manusia membutuhkan uang. Itulah sebabnya kita akan menguras waktu, pikiran, bahkan tenaga kita hanya untuk mendapatkan uang. Tidak ada salahnya bekerja keras sampai kota menjadi kaya. Justru sangatlah bagus jika kita bisa menjadi orang yang kaya. Namun jangan sampai uang itu menjadi prioritas utama kita. Ketika kita mencintai uang lebih dari segalanya, maka kita sedang menuju kepada jalan kehancuran.
Pada jaman sekarang, nilai seseorang suka sekali dinilai oleh banyaknya uang yang mereka punya. Kita menyebut seseorang berhasil ketika orang tersebut memiliki rumah mewah atau rumah yang banyak, mobil yang banyak, gaya hidup yang glamor, barang- barang branded, makan di restoran mahal, dan apapun itu yang mevvah. Hal ini tentunya membuat manusia menjadi munafik. Kita bisa menutupi kekurangan kita dengan berpenampilan mewah padahal tagihan kartu kredit menumpuk.
Jangan ikuti cara pandang dunia seperti itu. Kaya miskin seseorang tidak ditentukan dari gaya hidup kita. Kaya miskin terletak kepada kebahagiaan kita. Orang kaya makan kangkung untuk kesehatan. Orang yang berkecukupan makan kangkung karena memang hanya itu yang bisa mereka beli. Tapi kangkung adalah sama-sama makanan. Banyak toh tukang becak (jaman dulu) yang tidur nyenyak di becak mereka sambil istirahat tapi banyak juga orang kaya yang tidak bisa tidur nyenyak di kasur mahal mereka.
Mencintai uang pada dasarnya akan membawa kita kepada beberapa hal yang akan menghancurkan kita. Berikut adalah akobat dari mencintai uang.
1. MENJADI SERAKAH
Siapapun mereka yang mencintai uang tidak akan pernah merasa puas. Ketika mendapatkan yang satu, mereka akan berusaha mendapatkan yang lain. Yang dipikirkan adalah bagaimana menambah kekayaan tapi mereka tidak mempertanyakan untuk apa mereka memiliki kekayaan tersebut.
Keserakahan ini akan menjadikan kita kikir. Kita tidak mau berbagi keuangan dengan orang lain. Kita dibutakan dengan berpikir bahwa semakin banyak uang akan semakin membuat kita bahagia. Padahal kebahagiaan datang dari berbagi dengan orang lain.
Ada kejadian seseorang yang saking sayang dengan uangnya, dia menyimpan banyak cash ke dalam dinding di rumahnya. Orang itu meninggal dan anaknya yang tidak tahu soal uang itu menjualnya kepada orang lain sehingga saat renovasi uang itu ditemukan oleh pemilik baru.
Ketika kita menjadi serakah, hidup kita tidak tenang karena kita selalu memikirkan harta kita. Kita tidak mau kehilangan harta kita. Kita tidak mau membagikannya. Ini tidak akan membawa kebahagiaan.
2, MENJADI JAHAT
Banyak kasus pertengkaran antara keluarga dan teman karena uang. Baru-baru ini mungkin kita pernah dengar ada mayat orang tua yang didatangi anaknya dan dipukul-pukul kemudian ditarik keluar dari peti mati dengan kekerasan hanya karena masalah warisan yang tidak sesuai keinginan.
Perampokan, pembunuhan, begal, pencutian, dan tindakan kriminal pasti sudah sering kita dengar. Tapi kita harus mengantisipasi kejahatan yang bisa kita lakukan kepada keluarga kita. Orang tua menjadi tidak punya waktu untuk keluarga sehingga anak dibesarkan tanpa perhatian dan kasih sayang. Kita tidak tahu anak itu akan tumbuh menjadi seperti apa ketika dia dibesarkan dalam keadaan begitu.
Penyimpangan-penyimpangan dimulai dari hal kecil. Kita menjadi ambisius. Hubungan menjadi retak sedikit demi sedikit. Ketika pekerjaan atau usaha mengalami keterpurukan, kita mencari jalan dari yang tidak benar karena kita sangat mencintai uang dan mau mendapatkannya dengan cara apapun. Kita memalsukan barang, menggelapkan uang, atau menjual barang-barang yang ilegal.
Akar segala kejahatan bukanlah uang, melainkan cinta akan uang.
Uang memang memegang peran penting dalam hidup kita. Tapi uang bukanlah segalanya. Hubungan, kebahagiaan, dan karakter bisa dibantu dengan uang tapi tidak bisa dibeli dengan uang. Jangan sampai terjebak ke dalam pemikiran dunia bahwa uang adalah segalanya.
Daripada mengejar uang, kejarlah sumber uang tersebut yaitu Tuhan. Dialah yang memiliki segalanya. Dia yang tahu terbaik untuk kita dan berjanji akan menambahkan saat kita mau mencari-Nya dan kebenaran-Nya terlebih dahulu.
Jangan biarkan uang menguasai kita, tapi kuasailah uang.
Be blessed!