Hidup adalah sebuah serangkaian pilihan. Pilihan-pilihan itulah yang akan menentukan
bagaimana kehidupan kita jadinya ke depan. Bila benar maka berhasil, bila salah
maka gagal atau kecewa.
Manusia memiliki faktor human error yaitu kita melakukan pilihan atau keputusan atau tindakan yang salah. Faktanya, ternyata seluruh pilihan atau keputusan yang kita ambil dalam hidup merupakan salah satu sumber terbesar yang mempengaruhi tingkat
stress dalam kehidupan kita.
Jadi apakah obat penawar untuk situasi seperti ini? Jawabannya dalah kita harus membiarkan Tuhan memimpin hidup kita.
Dalam firman Tuhan tertulis bahwa Tuhan sudah menyediakan peta jalan kebenaran yaitu Alkitab dan juga Yesus memberikan kepada kita Roh Penghibur dan Penolong (guide), supaya kita berjalan sesuai dengan rencana dan kehendak Allah (keep on God’s track). Kita tetap bisa salah jalan saat menggunakan peta, tapi dengan adanya guide maka itu akan lebih memudahkan dan menjamin kita untuk sampai kepada tempat tujuan. Kita juga bisa lebih mengerti setiap rute perjalanan yang kita lewati karena ada penuntun yang menemani dan memberikan penjelasan.
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. | Mazmur 23: 1-3
Tuhan digambarkan atau dipanggil sebagai gembala yang baik di dalam Firman Tuhan. Gembala yang baik berarti selain dari memberikan makanan kepada domba-dombanya dan menjaga mereka dari binatang buas, tugas utamanya adalah menuntun domba-domba ke tempat yang baik.
Bila kita sampai sekarang belum pernah merasakan pernah dipimpin oleh Tuhan dalam hidup anda, itu adalah sebuah masalah. Ada yang salah.
Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. | Roma 8:14
Seorang anak Tuhan harus dipimpin oleh Roh Allah. Jika kita tidak dipimpin oleh Roh Allah yang adalah Roh Kudus, maka anak siapakah kita?
Hidup itu seperti kita sedang berlari jogging atau hiking. Kita tahu bahwa tidak mungkin kita akan berlari terus menerus tanpa melambat ataupun berhenti sejenak. Kita pasti akan merasakan kelelahan. Jadi hidup itu seperti rangkaian komposisi mulai dan berhenti.
Bagaimana caranya supaya kita bisa dipimpin oleh Tuhan? Ada beberapa hal yang harus ada lakukan dan berhenti lakukan.
STOP DOING
1. Berhenti Mengikuti Sebuah Budaya Yang Tidak Mengikuti Tuhan
Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum. | Keluaran 23:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. | Roma 12:2
Kita manusia terlalu sibuk fokus kepada budaya yang dunia tawarkan. Padahal kita tahu bahwa setiap budaya yang diciptakan oleh dunia tidak ada yang bersifat tetap / kekal. Budaya dunia selalu berubah-ubah seiring berjalannya waktu. (fashion, teknologi, atau lifestyle).
Di saat budaya dunia ini adalah mengejar kekayaan dan hawa nafsu, kita harus memutuskan bahwa kita akan tetap mengikuti kebenaran. Di saat dunia menawarkan sex bebas, bersenang-senang di bar, minum-minum, hidup glamor; kita harus bisa katakan tidak. Semua itu tidak akan bertahan sampai kepada kekekalan. Semua yang ada di dunia ini adalah sementara. Hanya Tuhan kitalah yang tetap dan kekal. Kebenaran tetaplah kebenaran sampai kapanpun juga.
2. Berhenti Mengikuti Teman Yang Tidak Dipimpin Roh Allah
Salah satu faktor kenapa kita tidak bisa mendengarkan pimpinan Roh Allah adalah
karena kita suka atau lebih mendengarkan apa kata teman kita. “Apa yang harus
kita lakukan?”, “Apa yang harus kita coba makan?”, “Film seri apa yang harus
kita tonton yang lagi trend?”, “Buku apa yang harus kita baca karena semua
orang sedang membicarakannya?”.
Kita pernah mengkhawatirkan tentang polusi udara, polusi air, polusi tanah, dan polusi-polusi alam lainnya. Tetapi pernahkah kita menyadari bahwa ada satu polusi yang sebenarnya paling berbahaya yaitu polusi pikirian?
Ajaran dunia sekarang ini mengajarkan supaya kita open minded. Banyak orang terbuka terhadap semua ide dan memperbolehkan semuanya masuk ke dalam pikiran mereka. Saking terbukanya sampai seolah-olah otak tersebut seperti keluar dari kepala mereka.
Seperti apakah konsep open minded yang kita ketahui dan bagaimanakah menurut kita tentang konsep ajaran ini?
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar. | 1 Yohanes 3:7
Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. | Amsal 13 : 20
Dari firman Tuhan ini jelas mengatakan bahwa kita harus dengan bijak mengambil keputusan dengan siapa kita harus bergaul, karena itu menentukan akan seperti apa kita nantinya.
Seseorang yang ingin berhenti merokok harus berhenti bergaul dengan para perokok. Seseorang yang ingin berhenti minum harus berhenti bergaul dengan para peminum. Kita harus bisa memilih teman dan komunitas seperti apa yang sedang kita dekati karena pergaulan kitalah yang menentukan masa depan kita.
Apakah itu berarti kita tidak boleh berteman dan harus menjauh dari teman yang tidak seiman atau tidak percaya kepada Tuhan? Jawabannya adalah tidak. Tuhan tidak pernah berkehendak demikian. Malahan Tuhan senang dan mengharuskan supaya kita berteman dan mendekat dengan mereka yang tidak percaya. Lebih hebatnya lagi, Tuhan bahkan mengajarkan kita untuk mengasihi dan memberkati orang yang berbuat jahat kepada kita. Jadi mana mungkin Tuhan mengajarkan kita untuk menjauhi mereka.
Mari kita lihat 2 ayat yang “kelihatannya” bertolak belakang ini.
- Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. | 1 Yohanes 2 : 15
- Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. | Yohanes 3:16
Kita harus mengerti arti kata “dunia” dari 2 ayat ini karena mereka tertuju untuk 2 arti yang berbeda. Di ayat pertama, “dunia” yang dimaksud adalah nilai atau budaya atau cara pandang dunia. Tetapi untuk ayat yang kedua, “dunia” yang dimaksud adalah manusia di dalamnya. Jadi jelas bahwa ayat ini tidak bertentangan.
Dari sini kita tahu bahwa Tuhan mau kita untuk mengasihi pribadi manusianya bukan berarti kita menerima dan mengikuti nilai atau budaya dunia. Bahkan kita harus membencinya. Tetapi manusia saat ini malah kebalikan. Mereka lebih suka dengan nilai dan budayanya tetapi membenci pribadi manusianya, khususnya di dalam komunitas gereja atau orang percaya.
Bila kita di umpamakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Apakah kita mau menjadi sebuah thermometer (pengukur suhu) atau thermostat (pengatur suhu)? Thermometer hanya mengikuti apa yang ada namun thermostat memiliki prinsip dan dialah yang mengatur keadaan dirinya dan sekitarnya.
3. Tidak Mencari Sumber Lain Selain Tuhan Sendiri
Seperti yang kita tahu, di dunia ini banyak sekali “sumber” yang menawarkan solusi atau bahkan tuntunan bagi manusia yang membutuhkannya. Biasanya kita sebut mereka sebagai “Idol”.
Bahkan di dunia saat ini, ada orang yang mengaku bahwa mereka percaya dengan Tuhan tetapi mereka juga suka membaca horoscope. Mereka mempercayai 2 hal yang jelas bertentangan. Sama seperti kita yang percaya dengan adanya surga dan reinkarnasi bersamaan.
Ulangan 18 : 10-12
18:10 Di antaramu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir,
18:11 seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.
18:12 Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu.
4. Berhenti Dikendalikan oleh Kondisi atau Keaadaan Kehidupan
“Saya kena macet. Ini pasti kehendak Tuhan.”
“Saya ketinggalan pesawat, ini juga pasti kehendak Tuhan.”
Seperti yang kita tahu, banyak sekali orang percaya yang merasa bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan. Kita ambil pelajaran dari seorang dalam Alkitab yaitu Nabi Yunus. Pada saat Tuhan menghendaki Yunus untuk pergi ke Niniwe, Yunus menolak untuk pergi dan dia memutuskan untuk pergi berlawanan arah. Pada saat itu, dia memiliki uang untuk membeli tiket. Kapal yang ditumpangi ada di saat dia ingin berangkat dan awal keberangkatannya cuaca juga baik sehingga dikatakan dalam Alkitab bahwa Yunus tidur dengan nyenyak di kapal tersebut.
Jelas-jelas bahwa itu semua bertentangan dengan kehendak Tuhan, tetapi saya percaya di saat itu mungkin Yunus sempat berpikir bahwa ini juga merupakan kehendak Tuhan, sehingga semuanya “kelihatan lancar”.
Sama seperti dalam kehidupan kita sekarang ini, siapakah yang pernah mengalami hal yang seperti ini? Pada saat kita berjalan dan seolah kita diperhadapkan dengan pintu yang terbuka lebar, dan pada saat kita melewatinya ternyata itu adalah sebuah pintu jebakan atau masalah?
5. Tidak Dikendalikan atau Dipimpin oleh Perasaan
Faktanya sebagian besar perasaan kita membohongi dan mengelabui kita dan perasaan kita tidak bersifat permanen, melainkan hanya bersifat sementara.
Contohnya kita bisa merasakan bahagia , pada waktu pesta pernikahan kita, tetapi lewat beberapa waktu, perasaan itu tidak akan seperti waktu itu. Kita bisa merasakan keseruan waktu anda berada di Disneyland, tapi setelah kita pulang, perasaan seru itu tidak akan sama. Bahkan perasaan panik kitapun tidak mungkin terus menerus kita rasakan. Pasti ada saatnya mereda nanti.
Dari contoh di atas kita bisa tahu bahwa kita tidak bisa mengandalkan perasaan kita untuk mengambil sebuah keputusan dalam hidupmu. Bila kita kaitkan dengan kehidupan anak Tuhan yang sering kita temui, pada saat mereka dipertanyakan “Mengapa kamu mengambil keputusan ini?”, kebanyakan dari mereka akan menjawab dengan jawaban yang sangat rohani “Saya merasakan ada damai pada saat saya mengambil keputusan ini.”
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. | Amsal 14 : 12
5 Poin di atas adalah 5 hal yang harus kita berhenti lakukan jika ingin hidup dipimpin oleh Roh Allah. Selanjutnya adalah poin-poin yang kita harus mulai lakukan jika ingin hidup dipimpin oleh Roh Allah.
START DOING
1. Memiliki Kemauan untuk Dipimpin oleh Roh Allah
Kemauan yang dimaksud adalah rasa lapar dan haus yang sangat mendalam untuk mau dipimpin Roh Allah. Gambarkan rasa kemauan itu seperti kita sedang berada di dalam air dan ada orang yang menahan kepala kita di dalam. Pada saat kita hampir kehabisan oksigen, ada sebuah keinginan yang sangat untuk mendapatkan udara dengan segera. Itu yang dimaksud poin kemauan di atas.
Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku. | Mazmur 40:8
2. Rela dan Sedia Melakukan yang Tuhan Katakan
Rela dan sedia yang dimaksud adalah seperti bila kita berkata kepada Tuhan, “Tuhan, sebelum Engkau mengatakan saya harus berbuat apa, saya akan berkata ‘Ya Tuhan!’ Saya akan melakukan yang Engkau mau, dengan setia.” Bahkan dalam keadaan engkau tidak tahu apa yang akan terjadi dan harus bagaimana. Kita diajarkan untuk berserah penuh pada pimpinan Tuhan.
Jawab Yesus kepada mereka: Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. | Yohanes 7:16-17
3. Memandang kepada Firman Tuhan
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. | Mazmur 119:105
Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah segala kejahatan berkuasa atasku. | Mazmur 119:133
Untuk mengetahui apa yang Tuhan kehendaki dan janji-janji Nya, kita hanya bisa mendapatkannya di dalam Firman Tuhan yang kita sebut Alkitab. Kebanyakan kita sampai saat ini masih berusaha untuk mendengarkan suara Tuhan secara audible atau lewat perasaan atau bahkan mimpi dan lainnya. Padahal kita tahu bahwa Tuhan berbicara melalui ayat-ayat yang sudah ada di dalam Alkitab.
Jadi mulailah membaca alkitab.
Jangan hanya membaca buku ciptaan penulis rohani terkenal saja. Kehendak Allah tidak akan pernah bertentangan dengan Firman Allah.
4. Memohon kepada Roh Kudus Menjadi Pembimbing
Bagaimana cara kita memohon kepada Roh Kudus menjadi pembimbing kita? Hanya dengan cara berdoa dan minta kepada Roh Kudus. Karena kebanyakan orang percaya lupa diri dalam poin ini.
Salah satu fungsi utama Roh kudus adalah mengingatkan di saat yang tepat firman atau perkataan Tuhan dari yang kita baca dalam Alkitab.
Pertanyaanya bagaimana Roh kudus bisa mengingatkan kalau kita tidak pernah baca Alkitab?
Tidak heran jika sebagian besar orang percaya merasa dirinya tidak dijawab doanya, atau merasa Tuhan tidak pernah berbicara kepadanya.
Bila Tuhan memberikan kita ide, itu dinamakan inspirasi. Tetapi bila Iblis memberikan kita ide, itu dinamakan godaan.
Apakah ada cara cepat supaya kita bisa langsung mendapatkan ide yang daripada Tuhan? Ada 2 cara.
– Minta dengan rendah hati
Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati. | Mazmur 25:9
– Minta dengan iman
Yakobus 1 : 5-7
1:5. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, –yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit–,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
1:6. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
5. Mendengar Respon atau Jawaban Tuhan
Inilah salah satu kejelekan dan kekurangan kita sebagai orang percaya. Kita suka berdoa dan meminta sesuatu kepada Tuhan, tapi kita suka lupa untuk diam sejenak dan mendengarkan kepada respon dan jawaban Tuhan. Kita kebanyakan langsung selesai berdoa dan langsung melanjutkan aktifitas kita. Padahal Tuhan rindu untuk menyatakan respon dan jawabannya kepada kita. Tetapi kita kurang sabar dan terburu-buru. Kita butuh waktu hening sejenak untuk biarkan Tuhan berbicara kepada kita.
Teriam kasih renungannya
Sama2