You’re an overcomer.
Stay in the fight to the final round.
You’re not going under ’cause God is holding you right now.
You might be down for a moment, feeling like it’s hopeless.
That’s when He reminds you, you’re an overcomer.
Yes, itu adalah lirik chorus kesukaan saya. Judulnya Overcomer, penyanyi Mandisa. Ini adalah salah satulagu favorit saya sepanjang masa yang akan selalu memtoivasi hidup saya untuk menjadi lebih baik.
Seperti yang kalian tahu, sudah beberapa hari saya bangun pagi dan membiasakan diri untuk lari pagi. Rasanya malas dan pegal tapi tetap saya paksakan. Bahkan sekarang saya semakin pagi bangunnya. Hari keempat saya bangun jam 4.45 pagi.
Saya berencana mengambil time lapse di danau sekitar 2 km dari rumah. Saya sudah bawa tongsis buat taruh hp. Tapi ternyata gerimis dan tidak bisa dapat matahari. Tapi tidak apa karena jadinya saya bisa fokus berlari. Walau belum terbiasa dan malas tapi ada peningkatan Pace dari sebelumnya. Saya berlari 5 km dalam waktu 43:26 dengan Pace rata-rata 8’20”. Lumayanlah daripada lumanyunlah.
Membuat sebuah kebiasaan baru memang tidaklah mudah dan butuh pengorbanan, Jam 10 malam sebisa mungkin saya tidak melihat hp, laptop, iPad, ataupun TV. Jam 11 kurang sedikit saya sudah baringan di kasur untuk istirahat.


Setiap bangun selalu sama, rasanya malas sekali dan menunggu sampai alarm berbunyi. Tapi alarm tidak pernah berbunyi. Saat saya memaksa diri dna menyalakan lampu ternyata masih jauh waktunya sebelum alarm bunyi.
Setiap memikirkan lari pagi, saya pasti akan beralasan capek dan kaki pegal. Kenapa tidak selang seling saja? Tapi saya sudah berkomitmen untuk melakukannya dalam 21 hari ke depan. Alasan tidak melahirkan kecerdasan, keahlian, dan produktivitas.
Saya harus menyadarkan diri saya terus menerus bahwa semua berasal dari dalam pikiran. Ketika kita berpikir bisa maka kita bisa. Jika tidak ya sudah bohwat.
Hanya karena belum menerapkan kebiasaan yang baik sebelumnya, bukan berarti kita tidak bisa melakukannya sekarang.
Memang di awal-awal sangatlah berat karena saya sudah bertahun-tahun terbiasa bangun siang dan malas lari pagi. Tapi untuk menggantikan kebiasaan buruk ini, saya harus memaksakan diri saya. Ini seperti roket yang meluncur ke atas melawan gravitasi.
Semua perubahan, pada awalnya, terasa berat dan berantakan di tengah-tengah. Namun indah di akhirnya.
Mungkin ini masih terlalu awal untuk memutuskan menyerah tapi saya tahu beberapa hari ke depan akan datang godaan untuk menyerah. Saya menulis artikel ini sebagai pengingat bahwa saya tidak akan menyerah.
Ketika merasa hendak menyerah, lanjutkan. Kemenangan mencintai ketekunan.
Kemenangan kecil membawa kemenangan besar. Saya tidak akan menyerah. Ketika saya bangun pagi dan lari, walaupun kaki saya pegal tapi saya merasa lebih sehat dan tidak lelah. Saya memiliki fokus yang cukup tinggi dan lebih bisa menahan diri untuk tidak dialihkan.
Penerapan satu kebiasaan hebat membawanya ke kesempatan luar biasa untuk memulai satu kebiasaan berikutnya.
Itu karena ketika kita berhasil menerapkan satu kebiasaan baik, kita akan semakin percaya diri. Kita semakin naik dan naik.

Saya terus memvisualisasikan diri dan memperkatakan diri saya sebagai seorang pemenang dalam 21 hari ini. Saya mempraktekkan buku bacaan saya dimana visualisasi dan juga perkataan sanggup membawa kita kepada kemenangan. Jadi tetaplah semangat melakukan hal yang baik.
Tapi jangan sampai terlupakan bahwa kita perlu Tuhan dalam hal ini karena kekuatan kita sebagai manusia sangatlah terbatas. Sedangkan kekuatan Tuhan tanpa batas dan Dia mau memberikan keberhasilan dalam hidup kita jika kikta percaya dan berharap kepada-Nya.
Be blessed!