Kali ini ijinkan saya menceritakan pengalaman saya ketika membuat konten bersama Christin Kasim. Saat bertemu dengannya, bisa dilihat kalau wanita ini sebenarnya seperti wanita setengah baya kebanyakan. Tapi setelah mendengar kisah hidupnya, saya pun tercengang.

Christin Kasim, kita sebut Kasim saja ya, lahir di keluarga yang tidak harmonis. Dia selalu merasa bahwa dia tidak disayang. Di saat saudara-saudara kandungnya yang lain diperhatikan, Kasim tidak pernah mendapatkan itu. Pada akhirnya dia mencari kasih sayang itu di mana-mana. Dia menikah dan bercerai kemudian masuk ke dalam pekerjaan yang berhubungan dengan perjudian. Dari situ dia diangkat menjadi PR.

Kasim menjadi seorang PR di sebuah Night Club yang ada di Batam. Menjadi PR di sana berarti mengurusi tamu-tamu dan harus berhubungan dengan narkoba. PR menjadi perantara antara bandar dan tamu. Makin berjalan, Kasim makin menikmati. Tidak hanya menggunakan tapi juga mendapatkan uang dari sana.

Suatu hari salah satu pengedar menawarkan seseorang yang adalah intel. Orang itu menyebut nama Kasim sehingga Kasim harus disembunyikan. Jika Kasim keluar dan membeberkan semuanya, maka keluarganya akan dalam bahaya. Kasim yang pada waktu itu berusia 27 tahun pindah dari Batam ke Medan dan menjadi buronan selama 5 tahun.

Umur 15, Kasim mengenal narkoba. Kemudian kenal rokok dan usia 17 tahun pernah masuk penjara karena menyimpan 24 rinting ganja. Kasim yang terus mencari kasih sayang akhirnya mendapat pacar dan hamil di usia 18 tahun. Karena belum siap akhirnya dia melakukan aborsi. Setelah itu Kasim beberapa kali menjadi simpanan suami orang. Di situlah dia hamil kembali dan sampai aborsi 4 kali. Dia menghentikan hubungan karena istri suami itu mencoba bunuh diri.

Usut punya usut ternyata Kasim sendiri pernah dilecehkan ketika masih kecil oleh teman ayahnya. Bagi Kasim pun, seks di luar nikah adalah sesuatu yang indah. Kehidupannya dengan rokok, narkoba, dan seks memberikan dampak kesehatan padanya. Tahun 2015 bulan 11, Kasim operasi usus 3x karena pendarahan. Kemudian dia juga operasi angkat rahim karena kanker (dampak bukan karena narkoba tapi juga seks).

Saraf ketujuhnya juga mengalami gangguan. Saraf ketujuh ini mengontrol saraf-saraf di sekitar mata dan pipi. Pada saat saya bertemu dengannya, dia baru saja disuntik di sekeliling matanya. Ngeri saat melihat videonya sampai berdarah-darah ditusuk jarum di sekitar mata.

Kasim menemukan titik balik ketika dia mendengar suara yang menyuruhnya ke gereja. Dia yang saat itu mengalami pendarahan hebat tapi dia tetap memaksa dirinya menggunakan narkoba. Dia berjalan kaki ke gereja sekitar 5 menit dan pingsan setelah sampai di depan pintu gereja. Begitu sadar, Kasim ditanya mau bertobat ikut Yesus atau tetap di jalan lama.

Sejak itu Kasim berkomitmen untuk meninggalkan hidup yang lama. Mujizat terjadi. Pendarahannya berhenti. Dia merasa mual ketika merokok. Walaupun sempat ingin menggunakan narkoba kembali, tapi sampai saat ini Kasim tidak pernah menyentuhnya. Kasim mengatakan bahwa pasti akan selalu ada keinginan untuk kembali karena sudah menjadi darah. Tapi dia melawannya dengan membaca firman, berdoa, dan juga mencari teman-teman yang membantunya melewati semua itu.

Kasim memiliki kerinduan untuk membantu yang lain dengan aktif di Forum Indonesia Anti Narkoba (FIAN) di Bali. Dia tidak mau anak-anak muda mengalami hal serupa dengannya dan di bali banyak sekali kejadian mengerikan dengan narkoba. Itulah sebabnya Kasim bergabung di sana untuk menyelamatkan generasi sekarang. Diselamatkan untuk menyelamatkan. Itulah tujuan hidupnya saat ini.

Tidak ada yang menyangka bahwa Tuhan bisa menggunakan seorang pendosa seperti Kasim menjadi sebuah kesaksian yang luar biasa. Jangan pernah menyerah dengan kehidupan ini. Jika hidup kita tidak benar, bertobatlah. Masih ada harapan bersama Tuhan.

Pesan dari Kasim saat itu adalah jangan kerja malam. Cari kerja yang lebih benar. Walaupun butuh uang, masih banyak jalan menuju Roma. Apalagi sampai menjual diri.

Untuk orang tua, kita harus komunikasi dengan anak-anak kita. Ibu Kasim menceritakan kepada Kasim, bukannya dia tidak sayang kepada Kasim, tapi justru Kasimlah yang paling bisa diandalkan. Itulah sebabnya orang tua Kasim lebih memperhatikan anak-anak yang lain karena mereka merasa Kasim sudah tidak perlu diatur lagi karena dia bisa mengerjakan semuanya sendiri. Padahal anak tersebut merasa tidak diperhatikan sehingga mencari kasih sayang itu di luar. Jangan sampai membuat anak kita tidak memiliki posisi di rumah.

Demikianlah kisah hidup Kasim, silakan nonton video di bawah ini untuk lebih lengkapnya. Let me know what you think ya.



Be blessed!

2 thoughts on “Christin Kasim, Aborsi 4x & Menjadi DPO 5 Tahun”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *