Carl Jung membangun Bollingen Tower di hutan sebagai tempat pelariannya untuk menulis sejumlah artikel dan buku tentang Analytical Psychology yang menentang mentornya, Simon Freud. Di situ dia mempertahankan kemampuannya ntuk berpikir secara dalam dan kemudian mengaplikasikannya menjadi sebuah karya memukau yang mengubah dunia.

Hey! Jangan cuma baca dan belajar saja, tapi hargai penulisnya dengan like, follow, dan kasih pendapat di komen serta bagikan supaya kehidupan bersama lebih baik.

Untuk menghasilkan karya ini, dia membutuhkan pemikiran yang lebih dalam dan sangat hati-hati tanpa ada gangguan ataupun kesibukan lainnya. Inilah yang dinamakan deep work.

Deep work sendiri adalah aktivitas profesional yang dilakukan dalam konsentrasi bebas pengaligan sehingga mendorong kemampuan sampai pada batasnya. Usaha ini akan menghasilkan nilai baru, mengembangkan keahlian, dan sulit untuk diulangi.

Cal Newport di dalam bukunya, Deep Work, menjelaskan bahwa pada jaman sekarang, alat-alat network digital menjadi penyebab para pekerja kehilangan deep work. Kita sangat mudah teralihkan oleh e-mail, SMS, media sosial, chat, aplikasi-aplikasi, serta situs-situs internet (berita, infotainment, dll).

Sebuah penelitian di tahun 2020 menemukan bahwa rata-rata pekerja menghabiskan lebih dari 60% dari minggu kerja terhubung dengan komunikas elektronik dan pencarian internet. Sedangkan hampir 30% waktu mereka didedikasikan pada membaca dan menjawab email. Ini membuat mereka, pada akhirnya, hanya melakukan shallow work (tugas kecil kurang berarti yang dilakukan saat teralihkan).

Alat-alat network ini yang membawa pengaruh negatif dalam pekerjaan kita sehingga kita terjebak dengan shallow work. Sebut saja Google yang, menurut penelitian, ternyata menurunkan kemampuan memori karena kita tidak perlu mengingat lagi. Semuanya bisa kita temukan dengan jari-jari manis kita. Memori semakin jarang dilatih sehingga kita kesulitan untuk meningkatkan konsentrasi.

Saat bekerja, kita dialihkan dengan suara notifikasi pada hp atau komputer yang membutuhkan balasan kita (padahal mungkin tidak perlu secepat itu dibalas setelah melihat notifikasi). Penelitian membuktikan bahwa ketika kembali kepada tugas pertama setelah teralihkan, konsentrasi biasanya semakin menurun.

Dalam buku Deep Work sendiri diberikan 4 cara praktis untuk bisa deep work.


1. WORK DEEPLY

Temukan cara deep work seperti apa yang cocok untuk kita. Ada yang mengunci 2 jam di pagi hari untuk bekerja tanpa gangguan. Ada yang memanfaatkan sedikit waktu (contohnya saat istirahat atau saat anak tidur), kapanpun itu, untuk mengerjakan sesuatu yang penting. Ada pula yang pergi berlibur untuk beberapa hari atau minggu atau bulan hanya untuk fokus kepada deep work.

Ciptakan suasana yang memang efektif untuk kita dalam bekerja. Apakah itu di ruangan sendiri atau di tempat umum atau di alam. Lebih baik lagi jika kita menjadikan deep work itu sebuah kebiasaan atau ritual. Kita latih kebiasaan itu dan lama kelamaan kita akan mulai menikmatinya dan tentunya menjadi lebih produktif.


2. EMBRACE BOREDOM

Seperti atlet yang tetap melatih diri dan menjaga tubuh mereka walaupun di luar sesi latihan, kita juga perlu memperhatikan konsentrasi ketika tidak sedang dalam sesi deep work. Biasanya godaan akan datang ketika kita sudah bosan. Kita cenderung mencari hiburan pada hp atau TV. Pada saat seperti inilah biasanya konsentrasi otak kita tidak dilatih. Sebaliknya otak kita dilatih untuk semakin mudah teralihkan.

Oleh karena itu nikmatilah kebosanan. Ketika sedang menunggu antrian atau tidak melakukan apa-apa, berhenti mengecek pesan atau media sosial. Latih kemampuan kita untuk menahan godaan.


3. QUIT SOCIAL MEDIA

Seperti yang di awal saya bagikan, media sosial biasanya menjadi penyebab utama shallow work. Kita perlu mempertanyakan apa dampak media sosial dalam produktivitas kita. Biasanya jika kita menemukan 1 saja alasan baik untuk menggunakan sesuatu, maka kita menganggapnya baik. Tapi coba telaah baik-baik. Buat list dampak positif dan negatifnya. Jika memang dampak negatif lebih banyak maka sesuatu itu perlu kita hentikan atau batasi.

Pada akhirnya, media sosial dan deep work adalah dua hal yang bertentangan. Kita harus memilih salah satu.


4. DRAIN THE SHALLOWS

Seperti yang kita tahu, shallow work berhubungan dengan membalas email, membuat panggilan telepon, ikut meeting, dan tugas-tugas yang value-nya rendah. Jika kita mau serius dengan deep work, kita harus menyedot (sadis banget ya bahasanya) habis hal-hal yang tidak dalam ini. Kita perlu menjadwalkan waktu untuk deep work dan menghabiskan sedikit mungkin pada shallow work.


Banyak orang memiliki angan-angan, mimpi, impian, namun mereka terjebak dalam shallow work sehingga tidak bisa menggapai semua itu. Kita perlu menyiksa diri kita atau melawan diri untuk bisa aktif dalam deep work. Sulit? Ya! Worth it? Banget!



Be blessed!

One thought on “Deep Work Atau Shallow Work?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *