Kita semua memiliki ketakutan kita tersendiri. Takut terhadap masa depan, takut kematian, takut kemiskinan, takut ditolak, takut ditinggal, takut dikecewakan, takut gagal, dan banyak lagi ketakutan lainnya.

dont-let-fear-turn-into-phobia-watch-out-for-these-signs

Tuhan tidak menginginkan kita hidup dalam ketakutan karena beberapa alasan. Kita bisa belajar dari Elia yang mengalami ketakutan saat Izebel mau membunuh Elia.

Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: “Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.” | 1 Raja-raja 19:1-2

Pada ayat selanjutnya dikatakan, “Maka takutlah ia…” Elia menjadi takut karena nyawanya terancam.

Apa yang terjadi ketika kita diliputi roh ketakutan?


1. MENJAUHKAN KITA DARI TUHAN

Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. | 1 Raja-raja 19:3

god-signs-224x225

Elia segera memikirkan dirinya sendiri saat dia takut. Dia segerapergi demi menyelamatkan nyawanya. Bahkan dia meninggalkan pelayannya. Padahal Elia baru saja menerima mujizat Tuhan saat dia diperhadapkan dengan nabi-nabi Baal dan membuktikan kebesaran Tuhan sehingganabi-nabi Baal dibunuh.

Ketika kita takut, kita lupa akan mujizat-mujizat dan kebaikan-kebaikan Tuhan.

Pikiran kita menjadi buram. Kita tidak berpikir jernih. Kita lebih mengandalkan diri kita sendiri. Daripada mengikuti jalan Tuhan, kita mengikuti jalan kita sendiri. Ketakutan menjauhkan kita dari Tuhan.


2. MENGHILANGKAN SUKACITA DAN MEMBUAT PESIMIS

Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: “Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.” | 1 Raja-raja 2:4

Yang terjadi selanjutnya adalah kita melupakan janji-janji Tuhan. Kita mulai depresi. Kita merasa tidak ada harapan. Kita kehilangan sukacita. Kita menjadi pesimis. Pikiran-pikiran negatif merasuki kita. Bahkan Elia sendiri mengeluh kepada Tuhan untuk mengambil nyawanya.

Positive - Negative - Thinking

Ketika kita takut tidak akan mendapat jodoh, kita semakin pesimis dan merasa tidak akan menemukan orang yang tepat. Ketika takut akan masa depan, kita pesimis memiliki masa depan yang baik.

Rasa takut membutakan kita sehingga hidup kita menjadi negatif dan kita melupakan janji-janji Tuhan.


3. TIDAK PEKA DENGAN MUJIZAT TUHAN

Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: “Bangunlah, makanlah!” Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula. | 1 Raja-raja 2:5-6

Jelas-jelas seorang malaikat datang kepada Elia dan memberikan mujizat Tuhan kepadanya dengan memberikan makanan. Tapi respon Elia sangat biasa. Dia tidak bersyukur. Dia tidak tercengang. Dia hanya makan dan minum, kemudian berbaring pula. Saat ketakutan melanda kita, kita bukan hanya melupakan janji-janji Tuhan, tapi kita tidak peka terhadap perbuatan Tuhan.

godsmiraclescreditshutterstockcom

Kita tidak bisa melihat mujizat yang terjadi di depan kita. Hal-hal yang baik yang terjadi dalam hidup kita, kita kesampingkan, dan kita lebih memandang kepada ketakutan kita.


Itulah tiga hal yang terjadi ketika ketakutan menguasai hidup kita. Tentunya kita tidak mau semua itu terjadi dalam hidup kita. Kita tidak mau menjauh dari Tuhan. Kita mau bersukacita dan tetap positif dalam hidup sehingga bisa menerima janji-janji Tuhan. Kita mau melihat keajaiban dan mujizat Tuhan terjadi terus menerus dalam hidup kita.

Oleh karena itu kita harus mengalahkan ketakutan kita. Bagaimana caranya? Kita lihat kepada Yesus. Di saat dia menghadapi ketakutan terbesar-Nya saat akan disiksa dan disalib, Yesus berdoa. Dia sungguh-sungguh berdoa. Dia menceritakan keluh kesah-Nya. Dia menunjukkan ketakutan-Nya.

Ketika kita merasa takut, berdoalah.

Jika kita bisa berdoa sebanyak atau sesering kita merasa takut, hidup kita akan lebih damai dan kita tahu ada Tuhan yang memelihara hidup kita dan tidak akan pernah sekali-kali membiarkan kita.

Be blessed!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *