By Hanson Tjung Ketika muda, kita mengorbankan kesehatan demi kekayaan. Kemudian ketika semakin tua dan bijaksana, kita menyadari apa yang paling penting dan bersedia mengorbankan semua kekayaan kita demi mendapatkan kesehatan biarpun untuk sehari saja.
Dua kalimat di atas menyentil kehidupan saya dimana terkadang seringkali saya menghabiskan waktu dengan sibuk bekerja melampaui batasan saya. Saya bergadang, saya bangun pagi, saya tidak sempat makan atau banyak minum, dan masih banyak lagi hal-hal yang membuat saya tidak ingat dengan kesehatan.
Mungkin banyak dari kita yang juga merasakannya. Kita merasa waktu 24 jam dan 7 hari tidaklah cukup untuk kita. Di hari Minggu pun kita masih bekerja ata u setidaknya memikirkan pekerjaan kita. Tapi kita harus menyadari bahwa terjadang menjadi sibuk adalah penghalang kita untuk menjadi produktif.
Ketika kita beristirahat, kita sedang memulihkan tubuh, jiwa, dan pikiran kita sehingga kita menjadi lebih kreatif dan produktif.
Inspirasi bisa meningkat ketika kita menajuhkan diri dari pengalihan digital tanpa heti dan komunikasi berlebihan tak berarti yang mendominasi berjam-jam waktu banyak orang jaman sekarang.
Istirahat dan pemulihan bukanlah kemewahan bagi siapapun yang berkomitmen terhadap keahlian, ini kebutuhan. Jika kita mau menjadi produktif dengan kehidupan kita, maka kita perlu mengambil waktu untuk beristirahat yang cukup. Banyak orang yang tidak menyadari ini. Mereka menganggap bahwa dengan kesibukan mereka maka itu sama dengan menjadi produktif.
Ketika kita kekurangan istirahat, kita akan menjadi lelah dan stress. Tubuh kita yang memiliki batasan pun akan memberi peringatan kepada kita (lelah dan stress adalah contoh peringatannya). Peringatan yang paling menyakitkan tentunya adalah dengan datangnya penyakit.
Selalu luangkan waktu untuk beristirahat dan nikmatilah hidup. Nikmatilah hubungan dengan orang-orang di sekitar.
Kita mendapat ide yang menbgubah dunia saat kita tenang dan penuh kegembiraan.
Be blessed!