Jadi siapakah kita, seorang pemain atau penonton? Sudah ketemu jawabannya? Kalau belum cek lagi artikel saya sebelumnya. Jika masih belum yakin atau sudah sangat yakin ingin menjadi seorang pemain, mungkin artikel ini akan menjawab kebutuhan kita semua.
Ada 3 hal yang perlu diketahui jika mau menjadi seorang team player (pemain) di dalam sebuah team work (kerja sama).
1. PEMAIN JUMLAHNYA SEDIKIT, PENONTON BANYAK
Jika kita menonton sebuah pertandingan, terutama pertandingan besar, kita akan menemukan banyak penonton bersorak untuk pemain yang mungkin hanya 1 atau 2 atau tidak lebih dari 25.
Itu berarti jika kita memutuskan untuk menjadi seorang team player, kita harus membuktikan diri kita bisa dipercaya oleh mereka yang mendukung kita. Percaya Tuhan itu mudah, tapi dipercaya Tuhan itu tidak mudah. Apakah kita bisa dipercaya dengan perpuluhan? Apakah kita bisa dipercaya saat kita sedang sendirian di kamar? Apakah kita bisa dipercaya saat kita sedang emosi? Apakah kita bisa dipercaya untuk tidak bergosip atau menjelek-jelekkan orang lain?
Kerja sama adalah tentang bagaimana kita bisa dilihat orang dan bisa dipercaya oleh orang lain. Terkadang hal ini akan membuat kita menjadi minoritas. Kita tidak mengikuti arus mayoritas. Ketika mayoritas mengikuti arus yang bertolak dengan kebenaran, kita tetap mengikuti kebenaran.
Nyatanya mayoritas itu tidak selalu benar. Jika mau jadi pemain, kita akan menjadi minoritas. Kita mengikuti apa kata firman Tuhan, bukan kata dunia atau kata orang. Kita melakukan kebenaran.
2. PEMAIN SELALU BERLATIH, PENONTON BERSANTAI
Seorang atlet seperti Messi memiliki harga yang mahal karena dia melatih diri, tidak makan junk food, dan memiliki gaya hidup sehat. Harga dan nilai itu dia dapatkan dengan tidak mudah. Ada pengorbanan dan disiplin tinggi yang membuatnya meraih semua itu.
Sadarkah kita bahwa harga dan nilai kita semahal darah Kristus? Jika nilai kita begitu berharga sampai Tuhan mau mati untuk kita, sudah tidak pantas hidup kita hanya membicarakan orang lain, tidak mau mengampuni, dan meremehkan orang. Sudah tidak pantas kita emosian dan tidak sabar. Sudah tidak pantas kita sombong dan tidak mau mengasihi.
Seorang pemain perlu melatih diri. Melatih diri harus berada di situasi yang tidak nyaman. Ada yang mengatakan bahwa jika mau melihat seberapa besar kesabaran seseorang, pergilah memancing karena biasanya kita harus menunggu lama. Coba lempar batu ke air tempat orang itu memnancing. Lempar terus sampai berpuluh-puluh kali. Dari situ barulah kita bisa lihat apakah orang itu sabar atau tidak.
Kita perlu berada di situasi yang tidak nyaman jika kita mau melatih diri. Karakter kita akan semakin dibentuk seperti Kristus di saat kita mengasihi orang-orang di sekitar kita, orang-orang berdosa yang tentunya akan membawa konflik dalam kehidupan kita.
3 PEMAIN BERTANDING, PENONTON BERSORAK
Setelah melatih diri, pemain akan masuk ke dalam pertandingan. Mereka sudah siap bertindak. Banyak orang yang hanya bisa berkotbah tapi pada saat diperhadapkan dengan situasi yang menggoda, mereka terbawa dalam pencobaan tersebut. Orang-orang tersebut hanyalah penonton yang nyaring bunyinya.
Sebagai pemain, kita harus siap bertanding. Hidup sesuai dengan firman Tuhan dan kebenaran. Aplikasikan itu dalam kehidupan.
Oleh karena itu seorang pemain harus memiliki ketiga kebiasaan ini. Kebiasaan-kebiasaan ini akan membangun kepercayaan dari orang lain terhadap dirinya.
TRUST BUILDING BEHAVIOR
- Openness (Keterbukaan). Berbagi informasi dan mencari informasi.
- Credibility (Kredibilitas). Melakukan apa yang dikatakan. Memiliki kompetensi (latihan sesuai bidang).
- Respect (Menghargai). Menghargai kompetensi orang dan fokus pada solusi.
Saya sendiri akan terus belajar melatih ketiga kebiasaan ini. Sebisa mungkin saya mencari informasi untuk pertumbuhan pelayanan saya dan saya bagikan itu kepada tim saya. Saya pegang kata-kata saya seperti janji seorang Naruto dan daripada menyalahkan orang lain atau keadaan, saya akan menghargai orang lain dan berinisiatif mencari solusinya.
Semoga bisa menjadi pembelajaran. Terima kasih khususnya untukGBAP Bunga Bakung dan Pdt. Anta Kirana yang sudah memberikan hikmat baru dalam kehidupan saya.
Be blessed!