Tidak bisa dipungkiri bahwa kita tinggal di era digital. Rata-rata orang menggunakan komputer dan hampir semua orang memiliki smartphone. Smarthone adalah komputer mereka dan itu adalah akses untuk segalanya. Kehidupan sehari-hari dan kebiasaan sehari-hari kita berubah ketika kita bertemu dengan era digital. Kita tidak hidup dengan cara yang sama sebelum smartphone keluar.
Kita terus menerus melihat gadget kita. Kita melihatnya saat mengantri. Kita melihatnya saat makan. Kita melihatnya saat perjalanan ke tempat kerja. Kita melihatnya saat jalan. Bahkan kita melihatnya saat sedang melihat layar kaca lainnya seperti TV. Kita melihatnya saat mau tidur.
Data statistik terbaru menunjukkan bahwa rata-rata orang mengecek gadget 12 menit sekali dalam sehari. Itu berarti kita melihat layar gadget kita 80 kali sehari. Apa saja kebaikan dan keburukan dari gadget ini?
Kita perlu melihat ini dari segi kerohanian juga. Kita perlu menjadi murid di era digital ini. Gadget ini bisa menjadi pencobaan juga untuk kita dan kita membawa pencobaan itu setiap hari dalam kantong celana kita.
Berikut adalah beberapa potensi bahaya dari barang-barang digital ini, tidak hanya gadget tapi komputer, laptop, dan benda-benda digital yang menghubungkan kita secara online.
1. DAPAT MEMBUANG WAKTU YANG BERHARGA
Kita hanya punya waktu yang terbatas. Rata-rata orang hidup 27,375 hari. Jika sudah terlewat, kita tidak akan mendapatkannya kembali. Kita bisa mendapatkan energi dan uang lagi, tapi tidak dengan uang. Jadi manajemen hidup sebenarnya adalah manajemen waktu.
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. | Efesus 5:15-16
Jika kita melihat gadget 80 kali sehari, itu berarti kita melihatnya 3,4 jam per hari. Dalam seminggu kita menghabiskan 24 jam melihat gadget. Lebih luas lagi, kita akan menemukan bahwa rata-rata orang menghabiskan 11 tahun dari hidup mereka melihat ke layar gadget. Masih belum termasuk melihat ke TV, laptop, komputer, atau layar lainnya. Ini adalah sesuatu yang serius.
“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun. | 1 Korintus 10:23
Tidaklah dosa menghabiskan 2 jam melihat YouTube, tapi itu mungkin bukan penggunaan terbaik dari waktu kita. Seberapa banyak dari kita yang saat sudah lelah, bukannya istirahat tapi malah melihat-lihat apa yang sedang happening di internet.
2. DAPAT DIGODA DENGAN NILAI DUNIA
Internet, khususnya sosial media, membesarkan hal-hal yang tidak penting dan membuatnya terlihat sangat penting. Dunia dan iklan secara konstan memberitahu kita bagaimana untuk berpikir, apa yang harus dibeli, bagaimana untuk merasakan, apa yang keren atau tidak keren, dan nilai-nilai dunia lainnya. Itu berarti kita sedang membawa godaan-godaan ini setiap harinya kemanapun kita pergi.
Nilai dunia adalah sex, status, dan harta.
Itulah yang dunia kejar dan jika kita mendengarnya secara konstan, kita akan mulai berpikir bahwa semua itu benar dan tidak masalah.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. | Roma 12:2
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. | 1 Yohanes 2:15-17
Dunia di sini bukanlah orang-orang di dunia, melainkan nilai dunia ini. Kita seharusnya membenci nilai dunia ini dan mengasihi orang di dunia. Tapi kita sering melakukan sebaliknya. Kita sama tertariknya dengan sex, status, penghasilan, kuasa, dan kesenangan; tapi kita membenci orangnya.
Kita harus memilih nilai Tuhan atau nilah dunia yang harus kita ikuti.
Dunia ini mengatakan bahwa kita harus terkenal, kaya, banyak orang mengagumi kita, baru kita memiliki nilai. Tapi itu adalah sebuah kebohongan dan kita mendengarnya terus di gadget kita. Dunia mengajarkan kita untuk menyenangkan orang daripada menyenangkan Tuhan.
Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. | Yakobus 4:4
3. DAPAT TERLIBAT ARGUMEN YANG TIDAK PRODUKTIF
Pernahkah kita tersinggung dengan apa yang dikatakan orang di internet sampai kita harus meresponinya? Sangatlah mudah untuk terlibat dalam argumen di internet.
Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka. | Titus 3:9
Nyatanya ada orang-orang yang memang hidup untuk berargumen.
Kita berpikir bahwa kita mau meluruskan segalanya tapi itu tidak akan pernah terjadi. Kita tidak akan bisa mengubah mereka. Mereka hanya suka berdebat. Mereka tidak merasa hidup jika tidak marah.
Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia. | Amsal 26:4
Jangan mengkhawatirkan apa yang orang lain pikirkan. Tapi khawatirkan ini.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. | Matius :12:36
Kita akan bertanggung jawab atas setipa perkataan yang kita katakan di internet. Perkataan itu tidak akan bisa dihapus. Itulah sebabnya kita perlu mengajarkan anak-anak kita untuk tidak menaruh perkataan yang bodoh di internet. itu permanen, global, dan bisa dicari.
Apa yang menyebabkan kita terlibat dalam argumen itu? Ego. Kita mau yang kita mau. Mereka mau yang mereka mau. Itu bertentangan dan akhirnya kita berargumen.
4. DAPAT TERGODA UNTUK BERSAING & PAMER
Kita mau orang lain melihat hidup kita sempurna. Kita mau orang lain iri pada kita. Ketika kita melihat ke media sosial, kita selalu mau menaruh yang terbaik dari kita. Kita pasti mau terlihat paling baik di sana.Kita mau orang lain betapa keren, pintar, kaya, bahagia, dan menyenangkannya kita ataupun orang-orang di sekitar kita.
Kita juga bisa pamer kerohanian kita. Inilah yang dikatakan Yesus tentang orang Farisi.
Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. | Matius 23:5a
Tuhan membenci itu. Dia tidak suka dengan kemunafikan.
Jangan pernah menunjukkan saat teduh kita di media sosial. Saat teduh adalah antara kita dengan Tuhan.
Kita tidak perlu memamerkannya, Tuhan tidak suka dengan itu. Kita memiliki motivasi yang salah.
Kita tidak bisa menikmati momen ketika kita berusaha menangkap momen itu.
“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. | Matius 6:1
Jika kita sedang pamer, kita sedang menarik orang untuk iri kepada kita.
Mereka akan berpikir kenapa hidup kita bisa begitu bahagia dan sempurna ketika hidup mereka tidak.
Jika kita mau menarik orang-orang kepada kita, bagilah permasalahan yang Tuhan tolong.
Mereka akan berpikir jika Tuhan bisa menolong kita dengan masalah tersebut, pasti Tuhan juga bisa menolong mereka dengan masalah mereka.
Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya? | 1 Korintus 4:7
Kita tidak bisa memamerkan apapun karena semuanya adalah dari Tuhan. Semua adalah anugerah Tuhan.
Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri. | Galatia 6:3
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. | 1 Petrus 5:6
5. DAPAT KECANDUAN PENERIMAAN ORANG LAIN
Kenapa media sosial bisa membuat kita ketagihan untuk mengeceknya terus menerus? Karena setiap orang mau diterima orang lain. Kita mau disukai.
Jadi ketika kita memasukkan sesuatu ke media sosial, kita penasaran apakah ada yang menyukainya. Kita menunggu sampai ada yang ‘like’. Menurut penilitian, otak kita akan mengeluarkan dopamine ketika kita mendapatkan ‘like’ sehingga kita merasa baik tentang diri kita sendiri.
Namun inilah masalahnya. Kita menjadi semakin tertarik dengan pendapat orang yang tidak kita kenal daripada orang-orang yang kita kenal. Kita mengabaikan orang-orang yang di sekitar kita untuk orang lain yang tidak bersama dengan kita. Jika kita akan melakukan itu 11 tahun dalam hidup kita, itu tidaklah baik untuk hubungan kita.
Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. | Galatia 1:10
Jangan biarkan pendapat publik menentukan hidup kita.
Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang. | Pengkotbah 7:21a
6. DAPAT DIALIHKAN DARI APA YANG TERPENTING
Kita akan menerima panggilan telepon kapanpun dan dimanapun. Jika kita membiarkan gadget kita untuk menginterupsi apapun dalam hidup kita, gadget itu telah menjadi tuhan kita. Tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk menerima panggilan telepon. Tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk menjawa pesan pada gadget kita, termasuk orang-orang yangs edang berada di dekat kita. Jika hal itu yang terjadi, maka gadget sudah menjadi tuhan kita.
Apakah kita memiliki gadget kita atau gadget yang memiliki kita?
Jika gadget ini mengalihkan hidup kita terus menerus, maka itu sedang menguasai hidup kita.
Sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” | Lukas 10:40-42
Martha dialihkan dengan hal-hal yang bukanlah terpenting. Yang terpenting adalah duduk diam di kaki Tuhan dan mendengar-Nya
Jika kita punya kesempatan untuk melihat media sosial atau saat teduh, yang mana yang akan kita pilih?
Kenapa kita menghabiskan waktu untuk sesuatu yang belum tentu benar daripada kebenaran itu sendiri? Kenapa kita menghabiskan waktu untuk sesuatu yang bisa membuat kita stress daripada yang bisa membahagiakan kita?
Be blessed!