Pertanyaan ini saya dapatkan dari workshop di gereja GBAP Bunga Bakung semalam yang dibawakan oleh Pdt. Anta Kirana yang bukan hanya seorang gembala, tapi juga seorang trainer, coach, dan motivator. Temanya adalah tentang team work atau kerja sama.

Di kehidupan ini, kita diperhadapakan dengan dua pilihan menjadi siapakah kita, seorang pemain atau penonton. Mungkin beberapa dari kita langsung menjawab bahwa kita adalah seorang team player atau pemain (yang bingung kemungkinan besar adalah penonton kali ya).

26-0-what-makes-you-a-team-player.png

Nah kita bisa melihat ciri dari seorang penonton yang juga adalah orang-orang yang tidak mau bekerja sama.


1. DIAM & MEMBIARKAN

Begitu banyak masalah dan kebutuhan di luar sana yang bisa kita bantu selesaikan dan cukupi. Seorang penonton akan memilih untuk diam saja dan membiarkan hal itu terjadi. Seorang penonton tidak berani mengambil inisiatif. Mereka bermain aman, tidak mau keluar dari zona nyaman mereka. Seorang pemain akan bergerak mencari solusi. Mereka aktif. Mereka tidak bisa diam melihat masalah yang ada.

Kalau boleh bersaksi sedikit, awal mula saya trerjun ke dalam pelayanan warta dan media adalah karena saya melihat warta di gereja (pada saat itu masih warta Youth) yang bisa menjadi lebih baik. Saya tidak tinggal diam. Yang tadinya saya tidak mengerti tentang editing di Corel Draw, akhirnya saya bisa membuat outline warta dan malah rutin membuatnya setiap minggu.

Begitu juga dengan media. Saya membuat power point yang berbeda dari hanya memunculkan lirik lagu. Saya memasukkan efek transisi dan juga gambar-gambar bergerak (memang agak norak tapi setidaknya lebih menarik). Hal itu membawa saya menjadi pribadi yang berani mengambil inisiatif untuk sesuatu yang baru. Pada akhirnya saya memegang drama dan film yang rutin dipakai setiap acara Natal.

posters-jpeg_political-_silence_is_not_golden_530x402x

Ketika kita melihat suatu kebutuhan dan masalah yang terjadi, jangan diam dan berinistiflah untuk mencari solusi. Mungkin kita orangyang melankolis ataiu introvert, tapi beranilah berkata-kata setidaknya kepada pemimpin kita. Perubahan yang baik itu bisa dimulai dari kita.

Pepatah mengatakan diam adalah emas. Tapi dalam sebuah kerja sama, diam bukan berarti emas. Membiarkan bukan berarti benar. Adam diam saat Hawa digoda oleh Iblis dan mengambil buah terlarang. Adam membiarkannya memakan dan bahkan dia ikut memakannya. Itu adalah sebuah kesalahan.


2. BERTELE-TELE

Ketika kita ditanya sesuatu atau diminta sesuatu, apa yang menajdi jawaban kita? Apakah kit amenjawab to the point atau malah bertele-tele. Seorang penonton suka omong kosong. Mereka suka bertele-tele.

Ketika ditanya apakah kita sudah mengerjakan tugas, jangan menjawab kita punya banyak kegiatan ekstrakulikuler dan teman-teman mengajak saya kumpul. Jawab saja ya atau tidak. Jika memang kita tidak bisa, katakan tidak. Jika ya, katakan ya. Jika kita salah, akui itu dan perbaiki itu.

Saat Tuhan bertanya dimana Adam yang telah memakan buah terlarang, Adam bersembunyi dan menjawab bertele-tele. Dia mengatakan bahwa ketika dia mendengar bahwa Tuhan ada di dalam taman, dia menjadi takut karena telanjang makanya dia bersembunyi. Adam tidak memberitahu keberadaannya. Dia tidak menjawab langsung pertanyaan Tuhan. Kemudian Tuhan juga menanyakan Adam apakah dia makan dari buah pohon yang dilarang. Adam malah mempersalahkan Tuhan dan Hawa.

people-talking-too-much-compressor

Tuhan sudah tahu Adam dimana dan makan buah itu, tapi Dia bertanya karena Dia mau tahu apakah Adam mengasihi-Nya atau tidak dengan berkata jujur. Semua orang punya kehendak bebas. Kita punya pilihan sendiri untuk mengasihi Tuhan atau tidak, untuk terjun dalam pelayanan atau tidak.

Tuhan tidak akan memaksa kita untuk menjadi seorang pemain tapi Dia bertanya kepada kita dan Dia mau tahu apakah kita begitu mengasihi-Nya sehingga kita mau berani maju untuk menjadi seorang pemain di dalam pekerjaan Tuhan di dunia. Ini membawa kita kepada ciri seorang penonton yang ketiga.

Saya pribadi paling malas ketika saya menanyakan apakah pekerjaan satu bisa dilakukan atau tidak tapi jawabannya malah melantur kemana-mana entah sibuklah atau banyak tugas atau tidak tahu. Orang-orang yang menjawab seperti itu tidak akan pernah menjadi seorang pemain karena mereka terus beralasan dan beralasan.


3. TIDAK BERANI BERTANGGUNG JAWAB

Seorang penonton tidak mau dpersalahkan, makanya mereka lebih suka menyalahkan orang lain. Ketika pekerjaan mereka tidak benar atau tidak selesai, mereka lebih suka melempar kesalahan ke siapa saja asalkan bukan dirinya sendiri.

Nuh adalah kebalikan dari Adam yang memberontak. Kita memang keturunan Adam tapi tanpa Nuh, kita tidak akan ada. Kita tidak akan ada jika Nuh tidak mengambil tanggung jawab untuk mengikuti perintah Tuhan dengan membuat bahtera.

250-sw-excuses-vs-responsibility

Seorang pemain berani bertanggung jawab. Tanggung jawab akan membuat seorang pemain bertumbuh dan semakin maju. Kita harus mengerti bahwa tanggung jawab itu datangnya dari dalam, bukan dari luar. Yang bertanggung jawab dengan diri kita adalah kita sendiri. Tanggung jawab berhenti di diri sendiri.


Saat kita melihat ada orang yang tidak dikasihi. Apakahkita akan diam dan membiarkannya? Tuhan bertanya kepadakita kenapa kita tidak mengasihiorang tersebut tapi kita berdalih karena sibuk atau ada oranglain yang seharusnya mengasihinya. Saat orang itu pergi, kita menyalahkan pemimpin kita yang seharusnya bertanggung jawab.

Bukankah hal ini sering terjadi? Kita melihat ada yang perlu diperbaiki dengan komunitas kita. Tapi kita diam, membiarkan, mencari alasan, dan akhirnya menyalahkan orang lain ketika kita tidak tahan lagi.

Jadilah bagian dari solusi, bukan masalah.

Pada dasarnya kita semua diciptakan Tuhan untuk menjadi seorang pemain. Kita memiliki kapasitas menjadi seorang pemain. Kita adalah pembuat sejarah di dunia ini. Apakah kita memilih untuk mengambil inisiatif, aktif, mencari solusi, menjawab dengan tegas dan jelas, dan berani bertanggung jawab? Siapakah kita, pemain atau penonton?

Pada artikel berikutnya (besok pagi), saya akan membahas 3 hal yang perlu diketahui jika ingin menjadi seorang team player di dalam sebuah team work serta 3 hal yang harus menjadi kebiasaan seorang team player yang dipercaya.

Be blessed!

One thought on “Siapakah Kita, PEMAIN atau PENONTON?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *