Pada era jaman sekarang, manusia hampir tidak bisa terlepas dari yang namanya media sosial. Setiap tahunnya selalu ada kenaikan jumlah orang yang menggunakan media sosial. Ada yang menggunakannya untuk sekedar bisnis, tapi ada juga yang menggunakannya hanya untuk sekedar bersenang-senang.

Satu sisi, media sosial memang baik jika kita bisa gunakan untuk branding diri atau usaha atau membantu orang lain.  Tapi di sisi lain, media sosial juga bisa memberikan dampak buruk. 

Banyak komentar-komentar negatif yang pada akhirnya melukai, banyak konten yang seharusnya tidak harus diekspos tapi malah dapat dilihat oleh banyak orang atau bahkan untuk anak di bawah umur. 

Oleh karena itu kita perlu bijak dalam menggunakan media sosial. Welcome to Creator’s Mind.


Mungkin kita sering mendengar bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memberikan dampak buruk seperti meningkatkan risiko depresi, kecemasan, menurunkan rasa harga diri, dan bahkan dapat merusak keterampilan sosial. 

Hal ini dapat saja terjadi karena eksposur dari media sosial yang memperlihatkan kesuksesan materi atau kecantikan pada orang lain, sehingga mendorong kita untuk membandingkan diri dan pada akhirnya menjadi minder. Padahal, yang ditampilkan orang lain di media sosial belum tentu yang sebenarnya terlihat.

Terlebih lagi, kita semua tahu bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kita membutuhkan orang lain. Kita membutuhkan kehadiran orang lain, kehadiran secara fisik. 

Walaupun media sosial bisa mendekatkan yang jauh, tapi keberadaan seseorang secara fisik juga memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. 

Media sosial pada akhirnya dapat menurunkan kemampuan manusia dalam bersosialisasi dan menyebabkan depresi dan kesendirian.

Ditambah lagi dengan masuknya informasi yang begitu banyak dan cepat dari media sosial sehingga dapat membebani kemampuan berpikir, hingga meningkatkan impulsif, dan melemahkan kemampuan kita untuk berfokus.

Dengan segala dampak buruk yang dapat kita terima dari bermain media sosial, apakah itu berarti kita harus berhenti menggunakannya? Kembali lagi ke seberapa besar pengaruh buruknya pada setiap kita.

Ada sebagian dari kita yang mungkin tidak harus berhenti sepenuhnya, tapi kita bisa mulai membatasinya atau mungkin kita perlu melakukan puasa media sosial selama beberapa saat.

Media sosial tetap dapat memberikan pengaruh atau dampak yang positif jika kita menggunakannya dengan bijaksana. 

Berikut beberapa tips yang dapat kita lakukan. 


1. TOLAK INFORMASI TAK BERGUNA

Menghindari akun yang memberikan informasi tidak penting dapat membuat kita menggunakan waktu dan tenaga pada hal yang lebih berguna di sosial media. 

Misalnya, dengan mengurangi membaca artikel gosip artis atau orang lain atau sekedar berita-berita buruk yang terjadi di sekitar kita. 

Kita dapat menggunakan waktu tersebut untuk membaca berita yang positif dan lebih bermanfaat.


2. UNFOLLOW ATAU MUTE

Tidak apa untuk unfollow akun-akun yang postingannya hanya membuat kita menjadi kesal, marah, cemas, atau tertekan. Jika memang tidak bisa unfollow, kita bisa mute akun-akun tersebut.

Unfollow atau mute ini sangatlah sebanding dengan pikiran dan emosional yang kita keluarkan. 

Tindakan ini bukanlah untuk menghindari kenyataan yang membuat kita tidak nyaman. Perlu kita ingat bahwa media sosial bukanlah dunia yang objektif. 

Kita melakukan ini untuk menyalurkan tenaga pikiran dan emosional kita dalam menghadapi hal-hal yang nyata secara langsung. 


3. BATASI DIRI

Banyak orang yang selalu mengecek media sosialnya setiap saat bahkan ketika sedang bersama keluarga atau saat dimana seharusnya menjadi produktif. Mengecek media sosial akan mengalihkan fokus kita.

Berilah batasan pada diri sendiri ketika bermain sosial media sehingga tidak mengganggu waktu berharga seperti bekerja, tidur, atau quality time lainnya. 

Kita dapat melakukannya dalam pengaturan pada smartphone. Pada iPhone, saya sendiri memanfaatkan fitur do not disturb dan focus.


4. TIDAK USAH MERESPONI HAL-HAL NEGATIF

Biarkan semua respon negatif yang kita terima di media sosial. 

Jika memang sudah cukup parah, kita bisa cukup melakukan report  pada akun tersebut, namun tidak usah meresponi mereka. 

Menurut Anastasia Kozyreva, individu yang memberikan hal negatif di media sosial seperti membully, akan merasa diperkuat ketika tindakan mereka mendapatkan respon yang negatif dari si korban. 

Jadi ketika membalas komentar negatif, mereka akan senang karena mendapatkan penguatan dari respon kita tersebut. Jadi untuk melawan, kita tidak perlu mengikuti kemauan mereka, cukup diamkan saja sehingga mengurangi motivasi mereka untuk terlibat dalam perilaku antisosial.


5. GUNAKAN UNTUK TUJUAN JELAS

Sebelum membuka aplikasi media sosial, perjelas niat kita dalam menggunakannya. 

Hal ini dapat membantu kita untuk tetap berada di jalur dengan mengabaikan informasi dan interaksi yang tidak relevan sehingga kita dapat tetap berada di tujuan apa pun yang ingin dicapai.

Jika memang untuk branding, kita bisa menggunakan media sosial untuk mengikuti akun-akun yang mengajarkan cara branding. Kita bisa belajar dari mereka dan aplikasikan pada kita.


6. MEMBERIKAN DAMPAK POSITIF

Banyak kolaborasi bisa terjadi melalui media sosial. Ketika kita terlibat secara positif dengan orang-orang di media sosial, kita akhirnya dapat merasa lebih baik. 

Ada banyak kesempatan baru dapat tercipta melalui media sosial. Dengan banyaknya hal-hal negatif yang dibagikan di media sosial, kenapa kita tidak mulai membuat orang merasa lebih baik? Kenapa kita tidak mulai membagikan hal-hal positif?


Bagaimana kita terlibat dengan sosial media memiliki dampak besar pada seberapa baik atau buruknya perasaan kita. 

Mengurangi jumlah waktu yang kita habiskan di media sosial, terlibat secara positif dengan orang lain saat kita menggunakannya, serta memfilter informasi dan akun yang berbahaya atau tidak berguna dapat meningkatkan pengalaman online kita sehingga kita menjadi lebih positif, kreatif, dan produktif. Selamat mencoba!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *