Di dunia ini tentunya kita mengenal sesuatu yang original dan palsu. Banyak barang asli yang bisa dipalsukan dan dibelid engan harga yang lebih murah. Silakan sebutkan sendiri apa saja. Kita bisa membeli jam tangan yang harganya mahal hanya dengan sepersepuluh harga yang sebenarnya. Kita juga bisa memperbaiki fisik dengan kuku palsu, rambut palsu, gigi palsu, dan lainnya. Makanan juga bisa dipalsukan. Berita bisa dipalsukan. Teman juga bisa palsu. Diri kita pun juga bisa kita palsukan identitasnya.

Dalam beberapa area memang yang palsu ini bekerja dengan cara yang sama seperti yang aslinya tapi kita perlu memiliki satu hal yang sebenarnya dalam 1 area ini. Area ini adalah iman. Kita butuh iman yang sebenarnya, iman yang sejati dalam hidup ini.

Kita banyak menemukan janji-janji di dalam Alkitab. Namun jika kita tidak memiliki iman yang sebenarnya, maka iman tersebut tidak akan mampu mengubah kehidupan kita. Iman yang palsu tidak mampu menyelamatkan kita. Iman palsu tidak mampumenjawab doa-doa kita. Ketika kehidupan menjadi sulit, iman palsu tidak akan mampu mengubah keadaan.

Mungkin kita merasa doa-doa kita belum dijawab. Kemungkinan bukan pada permintaan kita tapi mungkin kita sedang menggunakan iman yang palsu. Jadi jika kita tahu apa perbedaan iman palsu dan iman yang sebenarnya, maka itu akan sangat berarti untuk kita.

Apa perbedaan iman palsu dan iman yang sebenarnya?

Yakobus 2:14-20 | Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati

2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?

2:15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,

2:16 dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?

2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.

2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.

2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?

Ada 4 hal yang Yakobus katakan tentang seperti apa iman palsu dan 2 hal contoh tentang seperti apa iman yang sebenarnya.


1. IMAN SEJATI LEBIH DARI PERKATAAN YANG DIKELUARKAN

Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? | Yakobus 2:14

Iman lebih dari apa yang kita ucapkan. Iman lebih dari doa-doa yang kita hafal dan ulangi. Mengulangi doa yang sama bukan berarti kita mengenal Tuhan, bukan berarti kita memiliki iman yang sebenarnya.

Mengklaim bahwa kita memiliki iman yang sebenarnya tidak membuktikan kita memiliki iman yang sebenarnya. Mengetahui semua ayat dan pengajaran sampai kita bisa mengatakan semuanya bukan berarti kita memiliki iman yang sebenarnya.

Kita pasti pernah bertemu dengan orang-orang yang mengaku sebagai orang percaya tapi gaya hidup mereka tidak sesuai dengan kepercayaan mereka. Mereka tidak bertindak seperti orang percaya. Mereka mengaku percaya Tuhan tapi masih suka menghakimi, bergosip, memperlakukan orang lain dengan tidak menghargai mereka, dan hal-hal buruk lainnya.

Hanya karena kita mengatakannya, bukan berarti kita memilikinya.

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.Matius 7:21

Saya bisa mengatakan bahwa saya adalah penyanyi terbaik di dunia, tapi perkataan saya tidak membuatnya benar. apalagi kalau kalian mendengar suara indah saya.


2. IMAN LEBIH DARI PERASAAN YANG DIRASA

Kita bisa begitu emosionalnya atau bulu kuduk sampai berdiri atau menangis-menangis atau rebah, namun belum pernah memiliki iman yang sebenarnya.

Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. | Yakobus 2:15-17

Jika tidak disertai dengan tindakan, maka iman itu mati. Yakobus menekannya dengan keras. Jika ada yang minta makanan untuk kita, kita berkata kepada dia untuk tidak khawatir dan tetap bahagia. Kita mengatakan bahwa kita mendoakannya. Tapi pada kenyataannya mereka tidak membutuhkan doa kita. Yang mereka perlukan adalah makanan. Jadi jangan hanya berhenti sampai di doa, ambil tindakan.

Jika jari tangan kita terjepit pintu mobil dan tidak bisa dilepas. Kita tidak butuh simpati orang lain. Masa iya kita membutuhkan mereka mengatakan bahwa mereka tahu kesakitan kita dan mereka berdoa untuk kita. Yang kita butuhkan adalah bantuan mereka untuk melepaskan jari kita.

Banyak tindakan nyata yang dikerjakan di masa pandemi ini. Mereka turun langsung ke lapangan untuk membantu membagikan makanan, memberikan sumbangan, dan lainnya.


3. IMAN LEBIH DARI IDE YANG DIPERDEBATKAN

Untuk beberapa orang, iman hanya seperti tantangan logika. Mereka melakukan perdebatan tentang iman. Mereka membicarakan iman.

Mereka dengan iman palsu lebih suka mendiskusikan Alkitab daripada melakukannya.

Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” | Yakobus 2:18

Yakobus sedang mengatakan bahwa orang lain bisa mendiskusikan bahwa pada mereka ada iman dan perbuatan. Tapi daripada mendiskusikannya, Yakobus menyanggah mereka bahwa yang mereka tunjukkan itu tanpa perbuatan sementara Yakobus sendiri menunjukkan perbuatan atas imannya.

Iman palsu hanya suka mendiskusikannya tapi tidak mempraktekkannya. Orang-orang tersebut hanya suka mengatakannya secara online. Mereka tidak mau berkomitmen. Tunjukkan iman kita melalui perbuatan. Tunjukkan.

Iman bukanlah sesuatu yang terlihat. Bagaimana kita bisa tahu apakah seseorang memiliki iman yang sebenarnya? Jawabannya adalah pada gaya hidup mereka. Lihat bagaimana cara mereka hidup.

Iman itu seperti kalori. Kita tidak bisa melihat kalori tapi kita bisa melihat hasil dari kalori itu.

Ada buah-buah yang dihasilkan dari iman. Iman dinyatakan melalui tindakan yang nyata.

Sesuatu yang sebesar Tuhan tidak mungkin datang dalam hidup kita tanpa membawa perubahan yang nyata.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. | 2 Korintus 5:17

Perubahan itu memang tidak datang dalam semalam, tapi dalam jangka waktu tertentu. Tapi perubahan itu pasti terlihat.

Iman yang sebenarnya selalu menghasilkan perubahan hidup.


4. IMAN LEBIH DARI KEBENARAN YANG DIPERCAYA

Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? | Yakobus 2:19-20

Kita mengaku bahwa kita percaya Tuhan. Wow, keren! Tapi Iblis juga percaya pada Tuhan. Tapi kita tidak akan menemukan Iblis di surga. Kenapa? Karena Iblis tidak taat pada Tuhan. Iblis tidak melayani Tuhan. Iblis mengikuti keinginannya sendiri. Iblis tidak mau mengikuti tujuan Tuhan. Iblis bukanlah ateis. Iblis percaya Tuhan.

Mengatakan bahwa kita percaya pada Tuhan saja tidak akan membawa kita ke surga.


5. IMAN ADALAH SESUATU YANG DILAKUKAN

Iman itu aktif, tidak pasif. Iman adalah komitmen. Iman adalah pilihan. iman adalah sesuatu yang kita lakukan.

Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. | Yakobus 2:26

Yakobus banyak mengulang kata perbuatan. Dapatkan pesannya. Iman datang dalam hidup kita melalui gaya hidup.

Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat! Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih! | 1 Korintus 16:13-14

Apa yang kita lakukan di saat-saat ini untuk tetap berdiri dalam iman. Apa yang kita lakukan untuk Tuhan? Apa yang kita lakukan untuk memperlihatkan iman kita? Adalah yang kita lakukan?


Abraham mengikuti Tuhan tanpa tahu arah tujuannya. Dia tidak tahu kapan dia akna sampai di sana. Dia pergi ke tempat yang belum pernah dia datangi dan percaya pada Tuhan. Kemudian Tuhan menguji untuk mengorbankan putra satu-satunya. Abraham lulus ujian tersebut.

Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.” | Yakobus 2:21-23

Betapa indahnya jika di akhir hidup kita, kita disebut sebagai sahabat Allah. Jadilah sahabat Tuhan hari ini. tuhan mau menjadi teman kita, tapi kita harus beriman seperti Abraham.

Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. | Yakobus 2:25-26

Ada seorang pelacur bernama Rahab yang mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan para pengintai yang sedang mengintai kota Yerikho. Rahab bahkan bukan orang Yahudi. Dia bukan berasal dari bangsa terpilih. Pada akhirnya dia menjadi salah satu garis keturunan untuk Mesias. Rahab menyatakan imannya dalam tindakan.

Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji. | 2 Korintus 13:5

Ambil waktu untuk menguji diri kita. Apakah gaya hidup kita sudah seperti orang percaya? Apakah kita berdoa dengan sungguh-sungguh? Apakah kita merindukan hubungan dengan Tuhan? Apakah kita mempelajari Alkitab? Apakah kita terhubung benar-benar dalam keluarga Tuhan? Apakah karakter Tuhan dinyatakan dalam hidup kita? Apakah perbuatan kita sesuai dengan iman kita?

Mungkin selama ini kita adalah seorang Kristen yang palsu. Kita memperkatakan firman, tapi kita tidak benar-benar melangkah dalam tindakan. Kita sama seperti mereka yang tidak percaya. Gaya hidup kita tidak berubah. Cara berpikir kita tidak berubah.

Pekerjaan dan perbuatan tidak menyelamatkan kita. Itu bukanlah akar dari keselamtaan kita. Itu adalah hasil dari keselamatan kita. Itu tidak membuat kita diselamatkan, tapi itu menunjukkan bahwa kita diselamatkan.

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. | Efesus 2:8-10

Apakah kita memiliki ketiga hal ini? Kita diselamatkan oleh kasih karunia. Kita diselamatkan melalui iman. Kita diselamatkan untuk melakukan pekerjaan baik.

Karena kasih karunia, oleh iman, dan melakukan pekerjaan baik.

Apakah kita benar-benar orang Kristen? Apakah kita sudah benar-benar menaruh iman kepada Yesus? Bagaimana kita bisa mengetahuinya? Pertanyakan ini.

Adakah perubahan dalam hidup saya? Apakah gaya hidup saya berbeda dengan gaya hidup orang percaya? Komitken diri kita kembali kepada Tuhan. Milikilah iman yang sejati. Kita tidak mau memiliki iman yang palsu. Kita mau benar-benar mengenali Tuhan kita. kita mau hidup kita menjadi lebih baik seperti dengan yang Tuhan inginkan.

Berikan ijin pada Tuhan untuk mengubah hidup kita. Serahkan hidup kita sepenuhnya pada Tuhan Yesus. Biarkan Tuhan mengubah hidup kita di sepanjang hidup kita. Kita perlu bertumbuh di dalam Tuhan dan kita tidak bisa bertumbuh sendirian. Kita butuh keluarga Tuhan untuk membantu kita bertumbuh.

Be blessed!

One thought on “Iman Palsu VS Iman Yang Sebenarnya”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *